TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Perjuangan bangsa Indonesia tak berhenti pada 17 Agustus 1945. Tapi berlangsung sepanjang masa.
Musuh dan tantangan selalu muncul. Begitupun pahlawan.
Saat ini, musuh tersebut bernama Covid 19. Serangan virus Covid 19 memorak morandakan seluruh sendi kehidupan bangsa.
Dari politik, ekonomi hingga sosial. Kehidupan berada di titik nadir.
Kelangsungan peradaban berada di tangan sekelompok orang berbaju putih. Merekalah tenaga medis.
Banyak kisah heroisme tenaga medis Indonesia yang tercatat, dan lebih banyak lagi yang tidak tercatat.
Salah satunya kisah Frantin Ranti Karundeng. Bidan di Puskesmas Danowudu Bitung ini tergabung dalam Tim Reaksi Cepat (TRC) Puskesmas Danowudu sejak agustus 2020. Tugasnya segepok.
"Tugas kami merespon dengan cepat keluhan masyarakat di wilayah kecamatan Ranowulu, terlebih khusus pasien Covid kemudian melakukan kegiatan tracing, testing, treatment kepada pasien," bebernya kepada Tribun Manado Kamis (12/8/2021) via WA.
Kerja berat itu dilakukannya saat tengah hamil. 1001 kesulitan dialaminya.
"Di usia muda kehamilan ini perut terasa mual dan harus berjam jam pakai APD. Sekarang sudah tak mual tapi perut membesar," bebernya.
Tahu itu pekerjaan beresiko, Frantin melindungi diri dengan konsumsi vitamin, makan makanan bergizi dan taat prokes. Ia juga mendekatkan diri dengan Tuhan.
"Tentunya pertama dan yang utama adalah minta pertolongan Tuhan," kata dia.
Frantin berusaha berdisiplin agar keluarganya tak tertular. Sepulang rumah, ia membersihkan diri sebelum bergabung dengan keluarga.
"Untuk makan dan minum seperti biasa. Tapi kalau ada yang kurang sehat kami makan dan minum terpisah. Puji Tuhan selama pandemi kami sekeluarga tidak ada yang terkonformasi," kata dia.
Suka duka dialaminya selama bertugas. Personel mereka pernah dimaki dan diberlakukan kasar.
"Ada saja masyarakat yang tidak menerima kami karena merasa kami mempermalukan mereka. Ada yang sampai memaki dan melakukan perlakukan kasar terhadap personil kami," kata dia.
Namun semua dijalani dengan sukacita.
Ia sangat senang jika keluarga pasien menerima dengan baik.
"Tapi kami jalani dengan sukacita, namun ada pula yang senang hati menerima kami," ujar dia.
Kepada masyarakat ia berpesan agar taat prokes serta tidak mempercayai hoax. "Covid itu ada dan nyata. Tetap prokes dan jangan percaya segala hoax," kata dia. (art)
Baca juga: Masih Ingat Heboh Kolonel TNI AL Bunuh Istri dan Hakim di Persidangan? Nasibnya Kini Divonis Mati
Baca juga: Masih Ingat Saipul Jamil? Kabarnya Minggu Depan Bebas dari Penjara, Kini Banjir Tawaran Acara TV
Baca juga: Wagub Steven Kandouw Peringati Hari UMKM Nasional ke-6, Momentum Perkuat UMKM