TRIBUNMANADO.CO.ID - Masih ingat Tantowi Yahya? Kini Dubes di Selandia Baru, sentil soal isu Agama pada kemenangan Greysia dan Apriyani
Isu SARA mewarnai kemenangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu yang meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020
Isu ini mengusik banyak pihak, sampai-sampai sang pelatih, Eng Hian bahkan membuat klarifikasi terkait isu tersebut.
Di media sosial beredar sejumlah foto dan video yang mengandung SARA di balik kemenangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu ini.
Narasi yang ditulis sebagai berikut:
"Greysia Polii: Kristen
Apriyani Rahayu: Islam
Coach Eng Hian: Budha.
Tantowi Yahya (Wartakota/Alex Suban)
Bukti ketika kita bersatu padu di bawah merah putih hasilnya kejayaan Indonesia".
Isu ini sangat viral hingga membuat Duta Besar RI untuk New Zealand, Tantowi Yahya menanggapinya.
Tantowi mengunggah foto viral tersebut di akun Instagramnya.
Menurut Tantowi caption tersebut tampaknya benar tapi sesungguhnya justru itu sebuah kalimat pemecah belah bangsa.
Berikut tulisan Tantowi Yahya selengkapnya:
"Caption tersebut NAMPAKNYA BENAR tapi sesungguhnya itu adalah KALIMAT PEMECAH BELAH BANGSA.
Saya ingin menyampaikan SUDAHLAH bicarakan SOAL SARA.
Greysia, Apriyani dan official serta pelatihnya adalah PUTRA-PUTRI TERBAIK BANGSA INDONESIA.
Yang menang itu adalah KITA semua BANGSA INDONESIA yang diwakili oleh putra-putri terbaik kita.
Jadi STOP lah bicara SENTIMEN SARA, PRIBUMI-NON PRIBUMI, AGAMA dsb.
Eng Hian mengklarifikasi tentang isu SARA di balik kemenangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu. (Instagram Eng Hian)
Kita semua berjuang di bidang kita masing-masing untuk masa depan Bangsa Indonesia yang lebih baik lagi.
Jangan DIRUSAK PRESTASI Putra-Putri Indonesia yang sangat membanggakan ini, hanya karena kepentingan Politik, Golongan, Kelompok dan Sentimen".
Unggahan Tantowi ini mendapat dukungan para netizen yang sepakat dengannya.
Di bagian lain, pelatih Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Eng Hian juga terusik dengan postingan tersebut.
Dia mengunggah video klarifikasi tentang kebenaran agama yang dianutnya.
"Saya Eng Hian ingin meluruskan berita yang beredar saat ini tentang agama saya.
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada agama dan pemeluk agama budha, bahwa agama saya adalah Kristen Protestan.
Terimakaih atas perhatian dan pengertiannya," ucap Eng Hian.
Profil dan Biodata Eng Hian
Tim Ganda Badminton Indonesia Putri, Greysia Polii dan Apriyanu Rahayu di antara pelatih mereka Eng Hian. (Instagram @r.apriyaning)
Dikutip dari Wikipedia.org, Eng Hian berusia 44 tahun, ia lahir 17 Mei 1977.
Eng Hian adalah seorang pemain bulu tangkis dari Indonesia asal Solo. Ia ikut serta dalam cabang bulu tangkis pada Olimpiade 2004 dalam nomor ganda putra berpasangan dengan Flandy Limpele.
Pada saat itu, Eng Hian dan Flandy Limpele harus terhenti pada babak semifinal setelah ditakhlukkan tim asal Korea Selatan, Kim Dong-moon dan Ha Tae-kwon dengan skor 15-8, 15-2.
Namun Eng Hian dan Flandy Limpele saat itu berhasil memenangkan pertandingan perebutan medali perunggu, mengalahkan pasangan Jens Eriksen/Martin Lundgaard Hansen dari Denmark dengan hasil 15-13, 15-7.
Tahun 2001 dan 2003, dia dan Flandy Limpele sempat pindah untuk bermain di Inggris.
Eng Hian mengundurkan diri dari Pemusatan Latihan Nasional di Cipayung, Jakarta Timur pada 1 Februari 2006.
Sejak Maret 2014, Eng Hian diberikan tugas oleh PBSI sebagai pelatih ganda putri pelatnas Cipayung.
Prestasi terkini Eng Hian terlihat ketika membawa pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari meraih medali emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.
Eng Hian sebelumnya juga sukses membawa Greysia Polii dan Apriyani Rahayu meraih gelar juara di turnamen Yonex Thailand Open 2020 pada 12 - 17 Januari 2021.
Terbaru, Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih medali emas dalam cabang olahraga badminton Olimpiade Tokyo 2020.
Pasangan ganda peringkat ketujuh dunia ini meraih medali emas setelah mengalahkan ganda terkuat asal China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
Pada set pertama, ganda terbaik Indonesia ini menang dengan skor 21-19.
Pada set kedua, pertandingan yang mendebarkan tersebut berakhis dengan skor 21-15.
Medali emas ganda putri badminton ini menjadi pelipur lara setelah dua ganda putra terbaik asal Indonesia gagal memberi medali kepada Indonesia.
Pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang peringat pertama dunia gagal pada babak perempat final.
Pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan peringkat kedua dunia gagal di babak semifinal.
Pesta kemenangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu sempat tertunda sesaat setelah ganda China meminta Chalenge.
Wasit pertandingan kemudian memutarkan rekaman pertandingan dan ternyata bola memang keluar sehingga menambah skor untuk pasangan Indonesia.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Isu SARA di Balik Kemenangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu Dikritik Tantowi Yahya, Eng Hian Bersuara