TRIBUNMANADO.CO.ID - Info gempa bumi dari BMKG terjadi pada hari ini Senin 26 Juli 2021.
Gempa tersebut mengguncang wilayah di Sulawesi Tengah pada pukul 19:09 WIB.
Berikut informasi dari BMKG terkait gempa yang terjadi di Wilayah Sulawesi Tengah.
Baca juga: Wali Kota Tomohon Akan Rotasi ASN yang Terlibat Politik Praktis
Baca juga: Gempa Terkini Kekuatan Magnitudo 6.5 SR Senin 26 Juli 2021, Berikut Info BMKG Titik Lokasi Gempanya
Gempa terkini malam ini Senin 26 Juli 2021 Berkekuatan Magnitudo 6.5 guncang wilayah Sulawesi Tengah (laman bmkg.go.id)
Berdasarkan informasi dari twitter BMKG gempa bumi ini terjadi di Tojo Una Una, Sulawesi Tengah pukul 19:09 WIB, Senin (26/7/2021).
Informasi BMKG gempa bumi terkini berkekuatan magnitudo 5.3 SR.
BMKG menambahkan lokasi gempa bumi berada di Titik Koordinat: 0.73 LS-121.92 BT.
Pusat gempa berada di darat 59 km TimurLaut TOJOUNA-UNA, Sulawesi Tengah.
Diketahui gempa bumi ini berada di kedalaman 10 kilometer.
Arahan Gempa ini dirasakan untuk diteruskan pada masyarakat.
Saran BMKG Hati-hati terhadap gempabumi susulan yang mungkin terjadi.
Wilayah Dirasakan (Skala MMI)
V-VI Ampana
V Poso
V Morowali
III-IV Bolmong Selatan
III-IV Bolmong Timur
III - IV Kotamobago
III-IV Buol
III-IV Bone
II-III Bobong
II-III Konawe Utara
II - III Tomohon
II - III Manado
II - III Kolaka Utara
II-III Masamba
II Mamuju Tengah
II Polewali
"#Gempa Magnitudo: 6.5, Kedalaman: 10 km, 26 Jul 2021 19:09:07 WIB, Koordinat: 0.73 LS-121.92 BT (59 km TimurLaut TOJOUNA-UNA-SULTENG), Tidak berpotensi tsunami #BMKG" tulis akun Twitter BMKG.
Penjelasan soal Skala MMI
Gempa Bumi (Via Tribun Kaltim/Ilustrasi Gempa)
Perlu diketahui, MMI adalah singkatan dari Modified Mercalli Intensity. Di laman bmkg.go.id, Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut
dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.
Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
I MMI: Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.
II MMI: Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI: Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI: Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI: Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI: Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI: Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI: Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI: Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI: Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI: Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI: Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunmanado/Gln)