TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada banyak metode untuk tes covid 19. Bukan hanya tes swab. Kini sudah ada metode saliva.
Dan negara yang sudah menerapkannya adalah Jepang.
Hendra Setiawan, Pebulutangkis ganda putra Indonesia mengungkapkan betapa mudahnya mengikuti tes covid 19 dengan metode saliva.
Baca juga: Esteban Ostojich, Wasit Asal Uruguay yang Akan Memimpin Laga Argentina VS Brasil, Ini Kelebihannya
Baca juga: Efek Samping Vaksin Moderna, Akan Diberikan kepada 1,47 Juta Tenaga Kesehatan
Baca juga: Nama-nama 4 Pecatur Indonesia yang Ikut Piala Dunia Catur di Rusia, Ini Jadwalnya
LEBIH MUDAH - Petugas menjelaskan prosedur kepada pasien sebelum melakukan PCR Saliva Based Testing di National Hospital Surabaya, Selasa (2/2/2021) sebagai alternatif tes pendeteksi Covid-19 selain swab PCR. Dalam tes ini, sampel yang digunakan adalah saliva atau air liur, sehingga lebih mudah dilakukan sendiri dan ramah untuk anak kecil. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Dia menceritakan pengalaman perdananya menjalani tes Covid-19 dengan metode saliva.
Hendra mengikuti tes saliva saat tiba di Tokyo pagi tadi.
Setiap atlet yang bertanding di Olimpiade Tokyo 2020 harus mengikuti tes saliva.
“ni pertama kali saya tes saliva. Rasanya aman dan yang pasti tidak sakit,” kata Hendra Setiawan.
“Agak aneh ya karena biasanya tesnya kan dicolok hidung dan tenggorokan.
Hendra Setiawan usai vaksin kedua. (Wartakotalive)
Dengan ini lebih nyaman jadinya, apalagi di Kumamoto dan mungkin di Tokyo nanti kami ada tes setiap hari,” lanjutnya.
Hendra juga menyampaikan cara tes saliva yang menurutnya sangat mudah.
“Jadi kita tinggal buang ludah saja tapi tidak boleh berbusa.
Nanti ada batas minimalnya tapi saya tidak tahu persisnya berapa. Sedikit sih yang pasti,” jelas Hendra.
Seperti diketahui, Tim bulutangkis Indonesia yang tiba di Tokyo akan kembali terbang ke Kumamoto untuk menjalani karantina.
Di Kumamoto selain menjalani karantina mereka juga akan latihan selama 10 hari dan setelah itu baru lagi ke Tokyo untuk melakoni pertandingan. (*)
Keunggulan Tes saliva
Berbagai upaya dilakukan para ahli di dunia untuk menemukan cara menanggulangi wabah virus corona (Covid-19).
Terbaru para peneliti di Jepang dikabarkan telah menemukan metode baru dalam melacak atau tracing Covid-19 yang lebih cepat dan juga akurat.
Disebutkan bahwa infeksi virus corona itu bisa asimtomatik atau tidak menunjukan gejala apapun.
Penelitian baru tersebut diklaim mampu mendeteksi pasien Covid-19 tanpa gejala lebih mudah dengan mengunakan metode tes saliva.
Dikutip dari The Tribune India, penelitian tentang hal itu dipublikasikan dalam jurnal Clinical Infectious Disease.
Penelitian tersebut menguji dan membandingkan tes swab dan sampel saliva dari hampir 2.000 orang di Jepang yang tidak memiliki gejala terinfeksi Virus Corona.
Takanori Teshima dari Universitas Hokkaido di Jepang mengatakan, mendeteksi penderita Covid-19 asimtomatik merupakan hal penting untuk mencegah penyebaran Virus Corona di masyarakat.
Ada dua tes yang diujikan pada sampel, yaitu tes PCR dan tes RT-LAMP (tes yang jarang dipakai, tapi lebih cepat dan lebih mudah digunakan).
Tes swab berhasil mendeteksi 77% - 93% infeksi, sedangkan sampel saliva bisa mendeteksi 83% - 97% infeksi.
Virus yang terdeteksi dari tes swab dan sampel saliva hampir sama dan memiliki korelasi tinggi.
Teshima mengatakan, tes saliva memiliki keuntungan logistik penting dibanding tes swab.
Seseorang bisa mengumpulkan salivanya sendiri tanpa perlu merasa sakit karena pemeriksaan.
Selain itu, tes saliva juga mengurangi kontak dekat dari petugas yang melakukan pemeriksaan sehingga resiko tertular Virus Corona juga berkurang.
Teshima menambahkan bahwa tes saliva bisa dijadikan alternatif diagnosa penularan Covid-19, apalagi di tempat-tempat ramai, seperti bandara.
Para peneliti berharap, tes saliva bisa jadi pilihan tes yang lebih mudah, cepat, dan akurat.
Selain itu, mereka juga ingin penyebaran Virus Corona berkurang antara petugas yang memeriksa dengan masyarakat yang melakukan tes.(*)
Biaya Tes saliva di Indonesia
Kalbe melalui anak usaha KalGen Innolab menawarkan inovasi testing COVID-19 dengan menggunakan metode RT Lamp saliva atau menggunakan sampel air liur.
Metode RT Lamp ini tergolong baru dalam testing COVID-19 karena dikategorikan tes diagnostik, bukan rapid test sehingga akurasinya lebih baik dari rapid test Antigen.
Metode RT LAMP (Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification) dapat mendeteksi secara spesifik asam nukleat yang merupakan material genetik dari virus SARS CoV-2.
RT LAMP adalah tes molekular yang termasuk dalam kategori NAAT (Nucleic Acid Amplification Test) bersama dengan RT–PCR dan TCM sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/3602/2021.
“Kalbe berharap inovasi testing COVID-19 dengan metode RT LAMP saliva ini dapat membantu bagi percepatan program testing yang sedang digiatkan oleh pemerintah saat ini, ” kata Hari Nugroho, Head External Communication PT Kalbe Farma Tbk dalam keterangannya, Kamis (1/7/2021).
Ia mengatakan, metode RT Lamp dengan sampel air liur ini memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang ingin melakukan tes COVID-19.
" Tidak perlu dicolok hidungnya, cukup menggunakan air liur dan memberikan hasil dengan akurasi yang tinggi,” lanjut Hari.
Kalbe mengklaim, performa akurasi tes RT Lamp dengan sampel air liur ini juga tinggi, sensitivitas 94% dan spesifisitas
IVD Division Research Manager Stem Cell and Cancer Institute, anak usaha Kalbe yang melakukan penelitian RT Lamp saliva ini, Akterono, D Budiyati menambahkan pengambilan sampel air liur ini tidak membutuhkan alat khusus dan tidak menimbulkan resiko muntah ataupun hidung sensitif, dimana hal ini sangat memudahkan bagi anak-anak termasuk orang yang hipersensitif.
Direktur KalGen Innolab Henry Sukardi menuturkan, saat ini pemeriksaan Covid-19 dengan RT Lamp saliva telah dilakukan di berbagai negara antara lain Jepang, Vietnam, Hongkong, Inggris, Belanda, Swedia, Spanyol, Jerman, Kanada dan Selandia Baru.
Biayanya Rp420 ribu
Pemeriksaan RT Lamp di Indonesia sendiri telah dapat dilayani oleh Laboratorium Klinik KalGen Innolab dengan merk InnoLAMP yang melayani masyarakat umum atau sebagai rujukan dari fasilitas kesehatan yang bekerjasama, terutama untuk area Jabodetabek.
InnoLAMP melengkapi rangkaian tes terkait Covid 19 yang dimiliki Kalgen Innolab, termasuk tes PCR, rapid antigen, antibodi (serologi) SARS-COV-2, IL-6, D-Dimer, PT, PTT dan lain sebagainya.
“Saat ini biaya yang dibebankan untuk tes RT Lamp saliva sebesar Rp 420 ribu, dan hasil dapat diketahui dalam 9 jam,” tambah Henry.
Meskipun saat ini pemeriksaan RT Lamp saliva telah mendapatan ijin edar dari Kementerian Kesehatan, karena menggunakan metode deteksi molekuler atau Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) dengan teknologi RT-LAMP seperti RT-PCR, namun sayangnya pemeriksaan RT Lamp saliva ini masih dalam proses untuk mendapat persetujuan sebagai dokumen persyaratan perjalanan.
“Kami berharap secepatnya mendapatkan persetujuan dari regulator terkait, agar dapat menjadi alternatif pemeriksaan COVID-19,” harap Henry. (*)
LEBIH MUDAH - Pasien saat melakukan PCR Saliva Based Testing di National Hospital Surabaya, Selasa (2/2/2021) sebagai alternatif tes pendeteksi Covid-19 selain swab PCR. Dalam tes ini, sampel yang digunakan adalah saliva atau air liur, sehingga lebih mudah dilakukan sendiri dan ramah untuk anak kecil. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Berita Terkait Penanganan Covid
Artikel ini telah tayang di:
https://kesehatan.kontan.co.id/news/virus-corona-bisa-dideteksi-lebih-mudah-menggunakan-tes-saliva