Diduga Pemda Puncak Jaya Suplai Dana kepada KKB untuk Beli Senjata, Polri: Ada Beberapa Nama
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mencuat oknum pemerintah daerah ( Pemda ) Kabupaten Puncak, Papua diduga ikut menjadi penyuplai seenjata bagi teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Diduga Pemda Puncak Jaya menyuplai dana untuk pembelian amunisi senjata bagi KKB.
Nama-nama oknum Pemda Puncak itu awalnya terungkap dari buku catatan milik Ratius Murib alias Neson Murib,
pria pemasok senjata api beserta amunisi, ke kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Dalam buku catatan Neson, tertulis bahwa Pemerintah Daerah Puncak memberikan Rp 600 juta kepada kelompok Lekagak Telenggen.
"Saat ini masih didalami keterlibatan nama-nama tersebut," ungkap Juru Bicara Satuan Tugas Nemangkawi Komisaris Besar Iqbal Alqudusy seperti yang dilansir dalam artikel Tempo.co, Kamis (17/6/2021)
Sebelumnya, Neson Murib tertangkap oleh Satgas Nemangkawi pada Senin (14/6/2021) di Bandara Mulia, Papua.
Satgas Nemangkawi menangkap Neson Murib yang merupakan terduga pemasok senjata api untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Saat ditangkap, Neson membawa uang senilai Rp 370 juta.
Uang itu diduga kuat akan digunakan untuk membeli senjata api di Kabupaten Mimika.
"Buat apa dia bawa uang sampai Rp 370 juta,
jadi informasi yang kami dapat dia mau ketemu dengan kenalannya di Timika,
kemungkinan besar itu untuk membeli senjata," tutur Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, Selasa (15/6/2021).
Bertransaksi Rp 1,3 miliar
Selain itu, Mathius juga mengungkap jumlah transaksi yang sempat dilakukan oleh Neson.
Jumlahnya bahkan mencapai miliaran rupiah.
"Neson Murib diketahui sudah melakukan sejumlah transaksi mencapai miliaran rupiah terkait dengan penjualan
dan pembelian senpi beserta amunisinya. Total yang dikirim dan diterima Rp 1.393.100.000," ujar Kapolda
Saat ini Neson telah ditahan di Mapolres Puncak Jaya untuk diperiksa.
Bagian dari KKB pimpinan Lekagak Telenggen
Mathius menjelaskan, Rayius Murib atau Neson Murib merupakan bagian dari KKB pimpinan Lekagak Telenggen.
Hanya saja, Neson berada di bawah komando kelompok yang berada di kawasan Ilaga, di bawah pimpinan Numbuk Telenggen.
"Dia anak buahnya Numbuk Telenggen yang merupakan sempalan kelompoknya Lekagak," ujarnya
Sumber Dana KKB di Papua
Sumber dana untuk membeli amunis persenjataan teroris KKB di Papua akhirnya terkuak.
Senjata api yang digunakan kelompok teroris KKB di Papua terbilang canggih dan memiliki kualitas di atas rata-rata
Pertanyaan yang serius pun muncul.
Bagaimana cara KKB Papua mendapatkan dana untuk mendapatkan senjata?
Akhirnya terkuak sumber dana yang dipakai KKB untuk membeli senjata.
Selain mencuri dari TNI-Polri, ternyata ada skema mengerikan yang melibatkan tambang-tambang emas di Papua.
Namun, tambang emas yang dimaksud bukanlah tambang emas Freeport, melainkan tambang emas ilegal di Papua.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan bahwa dana KKB untuk membeli senjata berasal dari tambang emas ilegal di Paniai, Intan Jaya, dan sebagian Yahukimo.
Awalnya ia menduga dana berasal dari perampasan dana desa.
"Kalau Timika sidah jelas, makanya kita agak geser pendulang di situ agar tidak mendulang lagi," kata Fakhiri di Jayapura, Kamis (8/4/2021) dikutip dari Kompas.com
Salah satu penyebab tambang emas ilegal diperas KKB Papua adalah karena lokasinya yang jauh.
Akibatnya pengawasan dari aparat sangat sedikit.
"Wilayah pendulangan biasanya jauh dari pengawasan aparat.
Ada (KKB) yang datang untuk mengambil upeti, ada juga yang mereka ikut dulang," ujar Fakhiri.
Sementara itu Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua Frets J Boray mengiyakan ada lokasi penambangan ilegal di empat kabupaten tersebut.
Pemerintah sulit menjangkau lokasi penambangan itu karena sangat jauh.
Bahkan sekedar penertiban pun sulit dilakukan.
"Kita sudah usulkan wilayahnya, sampai sekarang belum dikeluarkan izin oleh menteri (ESDM) supaya kita bisa pantau.
Itu masih ilegal makanya kami tidak bisa bikin apa-apa," kata Frets saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (9/4/2021).
Sampai saat ini masih ada 6 KKB Papua yang masih aktif seperti dijelaskan oleh Kapolda Papua Inspektur Jenderal Mathius D. Fakhiri dikutip dari Tribun Kaltim.
Sedangkan beberapa pimpinannya yang masih beroperasi yaitu Egianus Kogoya, Lekagak Telenggen, Sabinus Waker dan beberapa lainnya.
“Mereka masih aktif melakukan kekerasan bersenjata yang akhirnya menjadi teror bagi masyarakat,” imbuh Fakhiri, Minggu (2/5/2021).
“Dari kepolisian, dari yang sudah kami petakan, sebenarnya kelompok ini adalah kelompok yang besar, tapi yang aktif ada enam kelompok di Puncak, Intan Jaya dan Nduga," ujar Kapolda.
Fakhiri pun membeberkan sepak terjang masing-masing kelompok.
Pada 2021, KKB pimpinan Lekagak Telenggen menjadi kelompok yang paling aktif membuat "aksi kekerasan" di Kabupaten Puncak.
Kemudian KKB Pimpinan Sabinus Waker pada 2020 "sangat meresahkan" di Intan Jaya.
Selain itu, Fakhiri menyebut kelompok baru yang merupakan bagian dari kelompok Lekagak Telenggen yang mulai "aktif melakukan teror".
"Ada kelompok Lekagak Telenggen, Militer Murib, Sabinus Waker, ada kelompok Paniai, ada kelompok Ndugama Egianus Kogoya,
dan ada sempalan-sempalan kelompok Lekagak yang sudah muncul," tutur perwira menengah Polri dengan tiga melati dipundaknya tersebut.
Selain enam kelompok tersebut, Fakhiri mengungkapkan sudah ada beberapa KKB yang sudah tidak aktif.
Bahkan sudah ada yang telah kembali di tengah masyarakat.
"Ada kelompok lain yang kami syukuri sudah tenang,
ada yang sudah kembali melakukan aktivitas sebagaimana masyarakat biasa," dia menjelaskan seperti dikutip dari Kompas.com.
(TribunManado.co.id/Kompas.com)