Zionisme

Mengenal Zionisme, Gerakan Orang Yahudi yang Punya Misi Berkumpul di Tanah Air Israel

Editor: Finneke Wolajan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Yahudi memegang senjata

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mengenal Zionisme, gerakan nasional orang Yahudi dan budaya Yahudi yang mendukung terciptanya sebuah tanah air Yahudi di wilayah yang didefinisikan sebagai Tanah Israel.

Para pendukungnya menyebut Zionis adalah gerakan pembebasan nasional untuk pemulangan kelompok sosial-keagamaan yang tersebar setelah ribuan tahun mereka meninggalkan tanah air.

Sejarah

Pembentukan negara Israel pada tanggal 14 Mei 1948 adalah peristiwa yang paling penting dalam sejarah orang Yahudi di masa modern.

Setelah masa pengasingan selama hampir 2000 tahun, bangsa Yahudi kembali ke tanah airnya, daerah yang kecil sekali di Timur Tengah, tempat yang mereka impikan, rindukan dan doakan selama berabad-abad di seluruh penjuru dunia.


Pelayat Yahudi Ultra-Ortodoks menghadiri pemakaman korban insiden peziarah Yahudi, di pemakaman Segula di Petah Tikva pada 30 April 2021. (Gil Cohen Magen/AFP)

Jutaan orang Yahudi yang sudah kembali ke Israel sebelum maupun sesudah didirikannya negara Israel, dan orang-orang yang baru saja datang, bukanlah para kolonial yang datang ke tempat jauh dan tak dikenal, namun mereka adalah orang-orang yang kembali ke tanah air mereka, tempat agama, budaya, bahasa dan identitas bangsa berpadu.

Tempat yang menjadikan mereka sebagai bangsa. Sudah lebih dari 3000 tahun tanah Israel adalah kampung halaman bagi orang Yahudi.

Bahkan setelah mereka dideportasi dari tanah mereka oleh Kerajaan Roma setelah pengrusakkan Bait Allah di Yerusalem, sekelompok Yahudi tetap bertahan di tanah ini.

Sebagian besar yang terpaksa keluar, tidak pernah bisa melupakan tanah air mereka, dan mendoakannya untuk berabad-abad agar bisa kembali ke Yerusalem, ke Zion.

Antisemitisme, fenomena kebencian terhadap orang Yahudi dikarenakan agama Yahudi yang berbeda, menyebabkan orang Yahudi selama berabad-abad hidup dalam minoritas, dilemahkan dan dianiaya.

Antisemitisme adalah kebencian, yang sering bergabung dengan aksi kekerasan brutal terhadap orang Yahudi, hanya karena masalah agama dan karena keteguhan hati untuk mempertahankan jalan hidup yang berbeda sebagai kaum minoritas.

Ratusan tahun atas kebencian dan penganiyaan tersebut berpuncak pada satu peristiwa yang paling bersejarah dalam sejarah Israel dan sejarah dunia, the Holocoust.


Orang Yahudi dibantai Nazi (The Conversation)

Pembunuhan orang Yahudi oleh Jerman selama Perang Dunia II, the Shoah, bukan sekedar kasus “pemusnahan sebuah bangsa”.

Saat itu adalah saat pertama kalinya dalam sejarah manusia, pembunuhan besar-besaran atas jutaan manusia dilaksanakan secara sistematik dan terencana.

Enam juta orang Yahudi, satu setengah juta di antaranya adalah anak-anak, terbunuh di kamp Nazi Jerman, hanya karena mereka adalah orang Yahudi.

Gerakan nasional Yahudi, Zionisme, dimulai di Eropa pada pertengahan abad ke-19, bertahun-tahun sebelum terjadinya Holocaust.

Zionisme sebagai pemikiran politis bertujuan untuk memanggil kembali orang Yahudi untuk pulang ke tanah airnya yang kuno dan memperbaharui kemerdekaannya sebagai negara modern.

Karena itu, Zionisme menyandang 2 misi. Yang pertama adalah kembalinya orang Yahudi ke tanah airnya dan menjalani kehidupan normal sebagaimana layaknya semua bangsa-bangsa di di dunia.

Misi lainnya adalah untuk menciptakan tempat berlindung yang aman bagi semua orang Yahudi yang teraniaya, dengan memiliki negara sendiri dan mampu mempertahankan diri sendiri. 

Tokoh Utama Zionisme

Theodor Herzl

Theodor Herzl yang lahir di Pest, Hungaria, 2 Mei 1860 – meninggal di Edlach, Austria-Hungaria, 3 Juli 1904 pada umur 44 tahun) yang menjadi tokoh utama gerakan Zionisme.

Ia dididik dalam semangat pencerahan Yahudi Jerman dan mengapresiasi budaya modern.

Herzl secara khusus disebut namanya dalam Deklarasi Kemerdekaan Israel dan secara resmi diberi sebutan "bapa rohani Negara Yahudi" ("the spiritual father of the Jewish State").

Tahun 1878 pindah ke Wina dan menuntut ilmu hukum di sana. Setelah lulus ia menjadi penulis drama (karyanya : the Ghetto), sandiwara dan wartawan koran liberal Wina Neue Freie Presse.

Setelah terjadinya peristiwa Dreyfus tahun 1894, setelah mendengar banyaknya berita yang beredar tentang penindasan terhadap kaum Yahudi di wilayah kekaisaran Russia dan sebagian Eropa Timur, Herzl berkeinginan untuk mendirikan negara berdasarkan ras Yahudi sendiri.

Ia menerbitkan der Judenstaat (Negara Yahudi) tahun 1896 dan diejek banyak orang Yahudi yang tinggal di Eropa Barat, wilayah di mana orang Yahudi hidup dalam kemakmuran.

Herzl mengusulkan program untuk mengumpulkan dana dari orang Yahudi untuk merealisasikan cita-citanya (ketika terbentuk organisasi ini disebut Zionisme).

Ia meminta bantuan dana dari orang-orang kaya Yahudi seperti Baron Hirsch dan Baron Rotschild, namun percuma.

Walaupun begitu akhirnya ia bisa menyelenggarakan Kongres I Zionis di Basel, Swiss tahun 1897.

Dalam delegasi itu ia mengemukakan Program Basel. Pada kongres itu ia diangkat jadi pemimpinnya.

Herzl berkeliling ke Palestina, Istanbul, dan Jerman untuk mencari dukungan namun gagal. Saat berada Istanbul, ia menawari Sultan Abd-ul-Hamid II dengan uang 35 juta lira emas, menjanjikan membangun benteng pertahanan bagi Kesultanan Utsmaniyah dan pelunasan utang luar negeri agar ia mencabut larangan bagi Yahudi untuk menetap di Palestina tak lebih dari 3 bulan dan agar Yahudi bisa ke sana.

Bangsa Yahudi yang menginginkan daerah bekas kerajaan Daud dijadikan negara Yahudi harus memikirkan cara lain untuk mendirikan negara Israel di atas tanah Yahudi. Pada 1967, dalam perang 6 hari melawan 7 koalisi negara pendudukan Arab, tentara Yahudi akhirnya mampu mengusir pasukan pendudukan Arab-Palestina di sekitar wilayah Yerusalem.

Empat ribu tahun sejarah bangsa Yahudi (terhitung sejak zaman Abraham hingga abad 20M), dan 3000 tahun sejak pemerintahan Daud sebagai raja Israel, setelah bangsa-bangsa besar bangkit menguasai dan menjajah tanah mereka, dan kemudian jatuh dalam kehancuran, akhirnya nasib bangsa Yahudi berada dalam titik kemenangan atas tanah warisan mereka.

Ia kembali ke Inggris dan bertemu Joseph Chamberlain dan ia menawarkan daerah Uganda sebagai daerah swatantra Yahudi (dan usulan itu ditolak oleh aktivis Zionis tahun 1905 pada kongres ketujuh).

Setelah itu ia pergi ke Rusia untuk memohon pada Tsar Rusia agar membantu Zionis memindahkan orang-orang Yahudi Rusia ke Tanah Israel.

Herzl meninggal pada tahun 1904 karena radang paru-paru dan lemah jantung karena kebanyakan kerja. Tahun 1949, jenazahnya dipindahkan ke Bukit Herzl di Yerusalem. 

Israel Zangwill

Merupakan seorang organisator Zionisme di Inggris dan salah seorang propagandis Zionosme terkemuka yang menciptakan slogan, “sebuah tanah air tanpa rakyat untuk rakyat anpa tanah air”, mengakui di Manchester, bahwa Palestina bukanlah tanah tanpa rakyat.

Sebenarnya tanah itu dihuni oleh bangsa Arab, ia mengungkapkan, “(Kami) menyiapkan diri, untuk mengusirdengan pedang kablah-kabilah (Arab) itu sebagaimana yang dilakukan nenek-moyang kami, atau menghadapi hadirnya penduduk asing dalam jumlah besar, tarutama kaum Mohammedan yang selama berabad-abad terbiasa menghinakan kami”.

Komentar itu disuarakan pada waktu dimana ada 645.000 jiwa orang muslim dan Kristen di Palestina, sementara hanya ada 55.000 jiwa orang Yahudi, sebagian besar non-Zionis atau anti-Zionis, yang terutama tinggal di kawasan Orthodoks Jerusalem dan kota-kota lainnya.

David Ben-Gurion


Albert Einstein dan David Ben-Gurion

David Ben-Gurion lahir pada 16 Oktober 1886, meninggal 1 Desember 1973, adalah Perdana Menteri Israel pertama, ia juga seorang pemimpin Zionis.

Ia adalah tokoh yang bersama Theodore Herzl dan Chaim Weizzman, menjadi salah seorang penggagas negara Israel, dengan gamblang menjelaskan hubungan antara Zionisme dengan pengusiran sebagai berikut.

“Zionisme adalah pemindahan orang Yahudi. Pemindahan orang Arab jauh lebih mudah daripada cara-cara lainnya,”.

Atau, sebagaimana ditandaskan cendekiawan Israeli, Benjamin Beit Hallahmi, “Kalau masalah dasar yang dihadapi oleh Yahudi Diaspora adalah bagaimana bertahan hidupsebagai kaum minoritas, maka masalah dasar Zionisme di Palestina adalah bagaimana melenyapkan penduduk asli dan menjadikan kaum Yahudi sebagai mayoritas”. (TRIBUNNEWSWIKI.COM/Anindya)

Artikel ini tayang di tribunnewswiki dengan judul Zionisme

Berita Terkini