TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sebagian masyarakat Sulut terhadap pentingnya protokol kesehatan dalam rangka pencegahan Covid-19 mulai berkurang.
Tim Pakar Satgas Covid-19 menyebut, Sulut termasuk satu di antara tujuh provinsi di Indonesia yang turun tingkat kesadaran masyarakatnya terhadap penggunaan masker.
Tim Pakar Satgas Covid-19 dr Dewi Nur Aisyah mengatakan, tingkat kesadaran masyarakat Sulut menggunakan masker hanya 75,89 persen.
Sebelumnya, di awal April 2021, tingkat kesadaran masyarakat Sulut memakai masker masih di angka 85,48 persen.
"Artinya, ada penurunan kesadaran masyarakat. Bisa saja abai atau menganggap remeh," jelas Nur dalam media briefing Jurnalis Ubah Laku, Senin (10/05/2021).
Tujuh provinsi dimaksud Nur, yakni Sultra turun 2,98 persen; Papua Barat 9,10 persen; Sulut 9,70 persen; Maluku 13,67 persen; NTB 14,43 persen; Bali 14,67 persen dan Lampung 15,41 persen.
Katanya, menggunakan masker merupakan protokol wajib di tengah pandemi Covid-19.
Selain memakai masker, ialah rajin mencuci tangan pakai sabun di air mengalir atau pakai hand sanitizer, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Terkait hal ini, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Daerah Sulut, dr Steaven Dandel mengatakan, data dari Tim Pakar Satgas Covid-19 menggambarkan bahwa ada masyarakat yang tidak disiplin protokol Covid-19.
"Masyarakat bisa saja mulai lengah dan berasumsi pandemi sudah berakhir," kata Dandel, Selasa (11/05/2021).
Pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap disiplin menetapkan protokol kesehatan karena pandemi masih berlangsung
"Mari kita jaga diri dan jaga sesama.. Jangan kita lengah sebab pandemi masih berlangsung," jelasnya.
Katanya, larangan mudik dan berwisata yang dikeluarkan pemerintah menjelang dan selama libur Lebaran 1442 Hijriah bertujuan untuk mengendalikan Covid-19.
Pengalaman sebelumnya, angka kasus positif Covid-19 naik di saat libur panjang hari-hari besar keagamaan.
Katanya, masyarakat kiranya paham dan patuh.. "Kita tentu tak mau terjadi seperti di India atau di negara lain.. Kasus Covid-19 meledak karena sudah abai protokol," katanya. (*)