TRIBUNMANADO.CO.ID - Hilangnya kapal selam Nanggala-402 milik TNI Angkatan Laut sangat menghebohkan Indonesia.
Tenggelamnya kapal selam Nanggala-402 di perairan Bali menjadi perhatian khusus pemerintah Indonesia.
Bukan hanya Indonesia dari negara tetangga ada juga yang sudah membantu untuk pencarian kapal selam Nanggala-402.
Hingga kini kapal selam Nanggala-402 belum juga memperlihatkan wujudnya.
Namun sedikit demi sedikit, bagian-bagian dari kapal pun mulai ditemukan.
kapal selam Nanggala-402 hilang pada Rabu (21/4/2021), kapal selam Nanggala-402 membisu di tengah lautan.
Kapal selam Nanggala-402 itu awalnya akan dipergunakan untuk latihan penembakan torpedo. Sebanyak 53 ABK ikut dalam kapal selam tersebut.
Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin mengungkapkan rasa prihatin yang mendalam atas tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402.
"Kami mengucapkan rasa prihatin dan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas tenggelamnya KRI Nanggala 402 yang menyebabkan gugurnya 53 orang syuhada TNI," kata polikus PDI Perjuangan (PDIP) ini, kepada wartawan, Minggu (25/4/2021).
Hasanuddin mengungkapkan, KRI Nanggala 402 itu diretrofit tahun 2012 dengan menghabiskan anggaran sekitar USD 75 juta atau sekitar Rp 1,05 Triliun.
"Retrofit itu bukan sekadar mengganti suku cadang, tapi diperkirakan juga ada perubahan kontruksi dari kapal selam tersebut terutama pada sistem senjata torpedonya," ujarnya.
Di tahun yang sama, kata dia, KRI Nanggala 402 melakukan uji penembakan tetapi gagal lantaran torpedonya tak bisa diluncurkan karena sistem penutupnya bermasalah.
Dalam peristiwa itu 3 orang prajurit terbaik gugur.
Kemudian, tambahnya, kapal selam buatan tahun 1978 itu kemudian diperbaiki lagi oleh team dari Korea Selatan.
"Saya menduga pada hasil perbaikan ini ada hal-hal atau kontruksi yang tidak tepat sehingga KRI Nanggala 402 tenggelam. Ini sangat disayangkan," ucapnya.
Hasanuddin meminta agar kapal selam sejenis yakni KRI Cakra 401sebaiknya digrounded saja dulu .
"Jangan ada lagi korban prajurit," ucapnya.
Selain itu, Hasanuddin juga menyoroti jumlah kru KRI Nanggala 402 yang melebihi kapasitas.
Menurutnya, jumlah kru maksimal kapal selam itu mestinya hanya 38 orang.
“Pada saat hilang kontak KRI Nanggala 402 itu membawa 53 awak, artinya kelebihan beban 15 orang.
Ada apa kok dipaksakan? Saya juga mendapat informasi bahwa saat menyelam KRI Nanggala 402 diduga tak membawa oksigen gel, tapi tetap diperintah untuk berlayar," katanya.
Baca juga: Masih Ingat Nella Kharisma? Ternyata Istri Dory Harsa Tengah Berbadan Dua, Usia Kandungan 6 Bulan
Baca juga: Oma Nathalie Holscher Akui Sudah Siapkan 4 Pengacara, Tinggal Menunggu Waktunya
Baca juga: Kecelakaan Maut Dini Hari, Eko Mau Sahur saat Dengar Suara Benturan Keras, Korban Tergeletak
Kapal Nanggala 402 dinyatakan hilang kontak pada pukul 03:00 WITA di wilayah utara perairan Bali pada Rabu (21/4) lalu.
Hingga kini kapal selam belum ditemukan sedangkan lama oksigen yang dimiliki oleh kapal selam buatan Jerman hanya hingga pukul 03:00 WITA Sabtu ( 24/4)
Setelah 4 hari pencarian intensif, kemarin Sabtu (24/4) sejumlah benda yang berhasil ditemukan di dekat lokasi tumpahan minyak antara lain pelurus torpedo, pipa pendingin dengan tulisan Korea Selatan, alas yang dipakai oleh ABK untuk salat, solar hingga pelumasan untuk naik turun periskop kapal selam.
Selain itu ditemukan juga sponge untuk menahan panas di dalam lambung kapal sehingga tidak terjadi kondensasi.
"Benda-benda ini diyakini oleh para mantan ABK Kapal Nanggala milik kapal selam Nanggala 402," ungkap Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono ketika memberikan keterangan pers di Lanud Ops Ngurah Rai, Bali, Sabtu (24/4).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul TB Hasanuddin Duga KRI Nanggala 402 Gagal Retrofit, KRI Cakra 401 Sebaiknya Digrounded, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/04/25/tb-hasanuddin-duga-kri-nanggala-402-gagal-retrofit-kri-cakra-401-sebaiknya-digrounded?page=all
Berita lain terkait Kapal Nanggala Hilang Kontak