TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - fakta-fakta meninggalnya seorang kapten kapal asal Manado, Kisman Kasehung (49).
Kisman Kasehung ditemukan tidak bernyawa lagi.
Kejadian tersebut terjadi di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (23/3/2021) petang.
Namun, yang lebih mengerikan setelah ditemukan jasad Kisman dalam kondisi telah membusuk.
Mayatnya, sudah membengkak dan mengeluarkan bau yang sangat menyengat.
Dugaan sementara korban dibunuh.
Tetapi, ada motif asmara yang diduga jadi penyulut.
Dikutip dari Pos Kupang (jaringan Tribun Manado), korban diduga meninggal sejak Minggu (21/3/2021).
Jasadnya ditemukan di lahan kosong milik PT Pelindo III, RT 16/RW 05, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Berdasarkan KTP korban, Kisman Kasehung tercatat sebagai warga Lingkungan III, RT 05/RW 004, Kelurahan Sindulang Satu, Kecamatan Tumiting, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.
Korban merupakan seorang kapten kapal pandu yang sering berlayar dan sering singgah di Kota Kupang.
Saat ditemukan, terdapat belasan luka tusukan pada bagian perut dan dada korban.
Di antaranya terlihat luka sayatan pada tangan kanan dan luka robek pada bagian leher.
Juga terlihat bekas pendarahan di bagian kepala korban.
Saat ditemukan, korban dalam keadaan terlentang.
Mengenakan celana pendek warna abu-abu.
Baju kaos berkerah.
Ada Pisau Dekat Jasad Korban
Di sekitar jasad korban, polisi menemukan dua buah pisau dengan jenis yang sama.
Jenasah korban pertama kali ditemukan Safa Gisela (12), seorang pelajar yang juga warga RT 012/RW 005, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Saat itu Safa dan beberapa orang temannya hendak mencari belalang di lahan kosong milik PT Pelindo III.
Namun saat mendekat di lokasi kejadian, Safa dan temannya mencium aroma bau busuk yang kemudian diketahui merupakan mayat manusia.
Karena takut, Safa dan teman-temannya langsung meninggalkan lokasi kejadian.
Mereka pun menyampaikan temuan mereka ke seorang nelayan bernama, Arjun.
Arjun kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Alak.
Baca juga: Cara Ikut Pelatihan Bagi Yang Lolos Kartu Prakerja, Agar Bisa Dapat Insentif
Baca juga: Kecelakaan Maut Mobil Ambulans Pasien Rujukan Meninggal, Sopir Melarikan Diri, Ini Kronologinya
Sempat Jalan Pagi
Pada Minggu (21/3/2021) pagi, Mieke Taghulihi masih sempat bersama korban.
Mieke Taghulihi adalah istri kedua korban.
Mieke mengaku masih sempat memandikan korban yang sedang sakit.
Selanjutnya, Mieke keluar untuk membeli ikan di pasar Alak, Kota Kupang.
Saat kembali ke kos, Mieke mendapati kamar kost dalam keadaan tertutup dan korban tidak ada di dalam kamar.
Mieke sempat meminta bantuan tiga orang anak-anak di sekitar tempat kostnya untuk bersama-sama mencari korban.
Mereka sempat mencari hingga ke lokasi kejadian di lahan kosong milik PT Pelindo III, namun tidak menemukan korban.
Mieke kaget karena pada Selasa (23/3/2021) malam ia mendapat kabar kalau ada penemuan mayat di lahan kosong milik PT Pelindo III.
Mieke pun ikut ke lokasi kejadian. Ia kaget saat melihat jenazah yang ditemukan ternyata suaminya.
Baca juga: Krisdayanti Menyebut Aurel Hermansyah Miliki Sifat Yang Keras, Seperti Sosok Orang Terdekat
Baca juga: BLT Subsidi Gaji Karyawan Swasta 2021 Akan Dicairkan, Namun Ada Kriteria Penerimanya
Baca juga: Indonesia Mendapat Dana Investasi Rp 140 Triliun Dari Persatuan Emirat Arab
Ada Pertengkaran
Korban memiliki istri sah bernama Stefi Baliude (49).
Selama ini, istri sah korban tinggal di Manado, Sulawesi Utara.
Selama bertugas di Kota Kupang, korban memiliki istri tidak sah yakni Mieke Taghulihi (45).
Pasangan indekos di RT 014/RW 005, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Mendengar kabar suaminya sakit, Minggu (21/3/2021), Stefi Baliude terbang dari Manado ke NTT.
Ia hendak menjemput korban karena mendapat kabar kalau korban sedang sakit.
Ia tiba di Kupang sekitar pukul 14.30 wita dan langsung menuju ke Pelabuhan Tenau Kupang untuk mencari informasi tentang keberadaan korban.
Ia pun menggunakan jasa ojek ke tempat kost korban, namun tidak menemukan korban.
Stefi hanya bertemu Mieke, istri kedua korban.
Saat itu, sempat terjadi pertengkaran antara Stefi dan Mieke.
Ketua RT sempat menghadirkan Bhabinkamtibmas Kelurahan Alak untuk melakukan mediasi antara istri sah dan istri kedua korban.
Karena tidak ada kerabat di Kota Kupang, Stefi pun menumpang tinggal di rumah ketua RT setempat sambil menunggu korban pulang dan bisa bertemu korban.
Stefi kaget mendapat kabar karena korban ditemukan meninggal dunia dalam kondisi membusuk di lahan kosong.
Anggota polisi yang dipimpin Kapolsek Alak, Kompol Tatang P. Panjaitan serta tim identifikasi Satuan Reskrim Polres Kupang Kota langsung ke lokasi kejadian melakukan olah tempat kejadian perkara.
Jenazah korban langsung dievakuasi ke RSB Titus Uly Kupang.
Berdasarkan hasil visum, di tubuh korban terdapat 17 bekas luka tusukan di bagian perut dan dada korban.
"Ada juga luka sayatan pada tangan kanan dan luka robek pada bagian leher serta pendarahan pada bagian kepala," ujar Kapolsek Alak Kompol Tatang P Panjaitan saat dikonfirmasi, Rabu (24/3/2021).
Menurut dia, polisi sudah mengamankan barang bukti pisau dan pakaian korban.
Polisi juga sedang memeriksa beberapa saksi untuk mengetahui sebab kematian korban.
Saat ini jenazah korban masih berada di ruang jenasah RSB Titus Uly Kupang dan direncanakan dilakukan outopsi. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Amar Ola Keda)
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Kapten Kapal Asal Manado Ditemukan Tewas di Hutan, Ada 17 LukaTusukan di Tubuh
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Kapten Kapal Asal Manado Ditemukan Tewas di Kupang, Diduga Dibunuh dan Ada Motif Asmara, https://manado.tribunnews.com/2021/03/25/kapten-kapal-asal-manado-ditemukan-tewas-di-kupang?page=all
Berita lain tentang kecelakaan maut Manado