Partai Demokrasi

Beragabungnya SAS Bakal Pengaruhi Kekuatan PDI-P di Tomohon

Penulis: Hesly Marentek
Editor: Rizali Posumah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Politik, Josef Kairupan.

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID -- Syerly Adelyn Sompotan (SAS) belakangan dikabarkan merapat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Bahkan sejumlah foto beredar luas di media sosial (medsos), yang mana Mantan Politisi Golkar ini sedang mengenakan jas merah berlogo PDI-P.

Lantas terkait kabar kepindahan SAS menuai tanggapan dari Pengamat Politik Josef Kairupan.

Dia menilai setiap Warga Negara diberikan hak secara politik untuk dapat dipilih dan memilih secara elektoral.

Begitupun dalam keanggotaan di partai politik tertentu, termasuk SAS yang belakangan ini santer diberitakan telah bergabung dengan partai wong cilik PDIP dengan menggunakan jas merah berlogo PDIP,  yang sejatinya SAS adalah mantan kader Golkar,

"Semenjak momen Pilkada lalu, SAS secara terang-terangan tidak lagi mendukung paslon yang diusung oleh partai Golkar. Hal ini tentunya menunjukkan indikasi ketidak sepemahaman lagi dengan Golkar," ujar Kairupan.

Akademisi Unsrat ini menyebut bergabungnya SAS akan menambah kekuatan PDI-P di Tomohon.

Hal itu terbukti dengan kemenangan Paslon PDIP baik Walikota maupun Gubernur dimana SAS sebagai ketua Tim Pemenangan di Kota Tomohon.

"Dengan demikian berarti SAS tidak lagi sebagai kader Golkar karena pada saat awal pengusungan Paslon  SAS telah mengundurkan diri dari Golkar, bukan dipecat seperti yang diberitakan," tambahnya.

Adapun prinsip take and give menurut Kairupan juga berlaku dalam dunia politik.

Yang mana apa yang sudah diberikan juga apa yang akan diterima.

"Sederhananya pasti ada deal-deal yang telah disepakati, karena sejatinya untuk meraih kekuasaan itu tidaklah mudah dan memerlukan cost yang besar pula. Sehingga bakti, karya dan keberhasilan dari SAS menjadi nilai pertimbangan tersendiri untuk langkah politik beliau kedepannya," tukas Kairupan.

"Karena sejatinya seorang politisi itu harus tetap populer sehingga akan tetap dikenal oleh konstituennya. Oleh karenanya seorang politisi juga selayaknya memiliki suatu jabatan publik, baik diorganisasi pemerintahan, kemasyarakatan, BUMD, bahkan di Partai Politik itu sendiri," tambah Dosen Fispol Unsrat ini. 

Adapun SAS sendiri memiliki basis masa yang militan di Kota Tomohon, sehingga dinilai tentunya berbagai pertimbangan matang telah dilakukan untuk langkah politik kedepannya.

"Pastinya PDIP sendiri tidak akan memandang sebelah mata terhadap SAS dengan keberhasilannya selama ini. Mungkin alangkah lebih tepat jika SAS menetapkan status diri dalam keanggotaan partai agar jelas dan tidak bias. Hal ini juga dimaksudkan sebagai sarana membangun komunikasi dengan publik," tandasnya. (hem)

Steven Kandouw Serahkan Estafet Ketua PMI ke Annie Dondokambey, PMI Pusat: Laki-Laki Gentleman

Faktor yang Membuat Para Guru SMA di Manado Berani Lakukan Vaksin

Chord Penantian - Last Child, Kunci Gitar Dasar dari D, Lirik Lagu Diri Ini Telah Lama Menanti

Berita Terkini