TRIBUNMANADO.CO.ID - Diketahui sebelumnnya soal KLB partai demokrat menjadi perbincangan publik.
Terkait hal tersebut Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum dari hasil KLB
Hingga dari pengamat politik memberikan tanggapan.
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 SD Halaman 114-119, Buku Tematik Bumiku
Baca juga: Vicky Lumentut: Kedatangan Menkes dan Felly Beri Kekuatan Moril Warga Manado Hadapi Covid 19
Baca juga: Masih Ingat Aktor Nicholas Saputra? Lama tak Terlihat, Ternyata Sedang Kerjakan Ini
Foto Ilustrasi logo Partai Demokrat. (logo-partai-demokrat)
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Rholand Muary mengatakan,
konflik di Partai Demokrat sebagai sinyal bahwa saluran demokrasi tidak berjalan baik di partai berlambang mercy itu.
Ada masalah senior di internal partai sehingga sejumlah kader melakukan
Kongres Luar Biasa (KBL) yang diinisiasi oleh Jonni Allen serta para senior.
Konflik semakin meluas karena adanya faksi SBY dan non SBY di Partai Demokrat.
Bagi Faksi Non SBY tentu tidak menginkan kekuasaan dalam struktur Partai Demokrat dikuasai oleh Keluarga Yudhoyono.
"Dalam hal ini ketua Majelis Tinggi yakni SBY dan Ketum AHY.
Ini membuat beberapa orang pendiri dan senior kader Demokrat melakukan perlawanan karena dianggap Partai Demokrat menjadi partai dinasti keluarga Yudhoyono," ujarnya
Kemudian juga, dalam Pemilu dua kali berturut turut, Partai Demokrat mengalami stagnasi dan tidak menjadi partai pemenang di DPR.
Disinyalir, karena figur Yudhoyono kian meredup, dan secara psikologi politik, Partai Demokrat perlu figur baru untuk meningkatkan elektabilitas politiknya.
Foto SBY dan Moeldoko - (Kolase/Tribunjambi.com)
OGAH DIAJAK GULINGKAN AHY
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo mengaku pernah didatangi seseorang untuk terlibat dalam upaya kudeta atau penggulingan inskonstitusional terhadap Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.
Hal itu disampaikan Gatot dalam sesi wawancara di kanal Youtube Bang Arief pada Jumat (5/3/2021),
tepatnya sebelum pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) kubu kontra-AHY yang menunjuk Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menjadi Ketua Umum Demokrat.
"Ada juga yang datang sama saya. Datang, 'Wuh, menarik juga'.
Saya bilang, gimana prosesnya? 'Begini Pak, nanti kita bikin KLB. KLB terus gimana? Ya nanti visi yang dilakukan adalah kita mengganti AHY dulu.
Mosi tidak percaya, AHY turun. Setelah turun, baru pemilihan', 'Bapak nanti pasti deh begini, begini'. Oh begitu ya, saya bilang begitu gitu," ujar Gatot dilansir dari video di akun Instagram miliknya, @nurmantyo_gatot, Minggu (7/3/2021).
Setelah mendengar tawaran tersebut, mantan Panglima TNI itu justru langsung mengingat sosok Presiden ke-6 sekaligus Ayahanda AHY, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Saya bilang menurunkan AHY, saya bilang gini lho, 'Saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, taruh lah itu biasalah.
Tapi kalau begitu saya naik bintang tiga itu Presiden pasti tahu kan gitu. Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti Presiden tahu.
Apalagi Presidennya tentara waktu itu Pak SBY ya kan. Tidak sembarangan gitu," kata Gatot
"Bahkan saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke Istana, 'Kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat'.
Karena saya terima kasih atas penghargaan ini dan akan saya pertanggungjawabkan. 'Laksanakan tugas dengan profesional.
Cintai prajuritmu dan keluarga dengan segenap hati dan pikiranmu. Itu saja, selamat'. Beliau tidak titip apa-apa, tidak pesan lainnya lagi," sambung Gatot.
Gatot mengakui, bahwa SBY merupakan presiden yang telah membantunya meraih prestasi di dunia kemiliteran.
Berkat jasa besar SBY itu lah yang membuat Gatot tanpa berpikir dua kali langsung menolak tawaran kudeta terhadap AHY.
"Maksud saya begini, apakah iya saya dibesarkan oleh dua Presiden.
Satu Pak Susilo Bambang Yudhoyono, satu lagi Pak Joko Widodo, kan gitu. Terus saya membalasnya dengan mencongkel (kudeta) anaknya," imbuh Gatot.
Sebagaimana diketahui, Demokrat belakangan ini tengah dilanda berbagai polemik.
Puncaknya adalah terselenggaranya KLB kubu kontra-AHY yang berlangsung di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Di mana KLB tersebut menunjuk Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat.
"Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Luar Biasa Partai Demokrat menimbang dan memperhatikan bahwa putusan menetapkan pertama, dari dua calon, atas voting berdiri,
maka Pak Moeldoko ditetapkan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2026," kata mantan kader Demokrat Jhoni Allen, di KLB, Jumat (5/3/2021).
Sebagian artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Gatot Nurmantyo Diajak Gulingkan AHY dari Ketua Umum Demokrat, https://nasional.kompas.com/read/2021/03/07/10334831/cerita-gatot-nurmantyo-diajak-gulingkan-ahy-dari-ketua-umum-demokrat
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul PAMOR SBY Meredup, Faksi Non SBY di Demokrat Pengin Figur Baru, Gatot Nurmantyo Tolak Jadi Ketum, https://medan.tribunnews.com/2021/03/07/pamor-sby-meredup-faksi-non-sby-di-demokrat-pengin-figur-baru-gatot-nurmantyo-tolak-jadi-ketum?page=all.