Kudeta Militer

Myanmar Memanas, Aparat Keamanan Tembak Seorang Pendemo Wanita di Bagian Kepala

Editor: muhammad irham
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Myanmar Sekarang Memanas, Bentrok Aparat dan Demonstran Penentang Kudeta

TRIBUNMANADO.CO.ID - Krisis kepemimpinan di Myanmar terus berlanjut. Jutaan warga Myanmar turun ke jalan memprotes kudeta militer yang terjadi di negara tersebut.

Melansir BBC, seorang wanita ditembak tepat di kepalanya saat ikut protes menolak kudeta.

Wanita itu dilaporkan dalam kondisi kritis di rumah sakit di Ibu Kota Nay Pyi Taw.

Dia terluka ketika melakukan protes pada Selasa (9/2/2021).

Protes hari itu sempat dibubarkan polisi menggunakan meriam air, peluru karet, dan peluru tajam.

Kelompok HAM menuturkan, luka yang dialami wanita tersebut disebabkan peluru tajam.

Muncul laporan bahwa peserta protes mengalami cedera serius karena polisi meningkatkan kekuatan, namun sejauh ini tidak ada korban jiwa.

Puluhan ribu orang tumpah ke jalan, memprotes kudeta militer yang telah melengserkan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.

Masyarakat tetap melakukan demonstrasi meskipun militer memberlakukan jam malam dan larangan berkerumun.

Aksi ini memasuki hari kelima pada Rabu (10/2/2021), dengan barisan pegawai negeri berkumpul di Nay Pyi Taw.

Pada Selasa lalu, polisi menggunakan meriam air untuk melawan pengunjuk rasa yang menolak mundur.

Menurut laporan, ada bunyi tembakan peringatakan sebelum peluru karet dilancarkan polisi ke arah kerumunan.

Seorang dokter mengatakan, tampaknya amunisi mengenai pengunjuk rasa.

Menurut BBC Burma yang berbicara dengan petugas medis dengan syarat anonim dari rumah sakit Nay Pyi Taw, wanita itu menderita cedera kepala yang serius.

Selain itu seorang demonstran lain mengalami cedera di dada dan sedang menjalani perawatan intensif.

Menurut laporan Human Rights Watch, seorang dokter dari rumah sakit mengatakan wanita itu memiliki "proyektil yang bersarang di kepalanya dan telah kehilangan fungsi otak yang signifikan."

Dokter menjelaskan bahwa luka wanita itu terjadi karena peluru tajam dan peluru logam menembus bagian belakang telinga kanannya.

Seorang pria yang terluka pada protes yang sama juga tampaknya memiliki luka serupa.

Laporan terpisah oleh Fortify Rights mengutip seorang dokter yang mengatakan, wanita itu mati otak karena "luka tembak yang fatal di kepala."

Sebelumnya, sebuah video yang menunjukkan wanita diduga sedang ditembak beredar secara online.

Rekaman menunjukkan wanita yang mengenakan helm motor tersebut tiba-tiba roboh.

Secara terpisah, gambar yang viral di media sosial menunjukkan helm yang berlumuran darah.

Namun belum ada penjelasan dan konfirmasi mengenai keaslian gambar tersebut sampai saat ini.

Myanmar punya sejarah panjang terkait aksi massa melawan rezim.

Pada 1988 dan 2007 silam, protes terhadap militer meledak di Myanmar yang dulu dikenal dengan nama Burma ini.

Mirisnya, banyak demonstran dihabisi oleh pasukan keamanan kala itu.

Sedikitnya ada 3.000 pengunjuk rasa yang tewas pada protes 1988 dan 30 orang pada protes 2007.

Pada Selasa malam, militer Myanmar menyerbu markas partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Suu Kyi di kota terbesar negara itu, Yangon, menurut pihak NLD.

Menurut laporan BBC Burma, pasukan keamanan mendobrak pintu secara paksa.

Tidak ada anggota partai yang hadir di gedung pada saat itu.

Rekaman kantor pusat yang direkam oleh kantor berita AFP menunjukkan server komputer rusak dan lemari digeledah.

Penggerebekan itu terjadi selama jam malam nasional, yang berlangsung dari pukul 20.00 hingga 04.00 waktu Myanmar.(*)

Berita Terkini