Sosok Weni Tania, Gadis yang Jasadnya Tertancap di Bambu, Dikenal Sering Menangis Tanpa Sebab

Editor: Chintya Rantung
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Penemuan Mayat

TRIBUNMANADO.CO.ID - Belum lama warga digegerkan dengan penemuan mayat.

Seorang perempuan ditemukan dalam keadaan tertancap di bambu dengan ukuran 60 centimeter.

Perempuan bernama Weni Tania usia 21 tahun.

Ilustrasi

Penemuan mayat ini terjadi di Kampung Ciloa Tengah RT/003/RW003 Desa Sindangratu Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut, Jawa Barat. 

Hai ini dibenarkan Kapolsek Wanaraja, Oon Suhendar.

Ia mengatakan saat ditemukan  dalam kondisi yang tidak wajar dengan lubang dubur tertancap bambu.

"Saat ditemukan di sungai kecil, sungai Cimalaka, memang lubang dubur tertancap bambu kurang lebih 60 centimeter," katanya, Jum'at (5/2/2021).

Pihaknya kini tengah mendalami penemuan tersebut yang sejauh ini sudah memeriksa empat orang saksi.

"Kami sekarang tengan upaya penyelidikan lebih lanjut, sejauh ini baru 4 orang yang kami mintai keterangan sebagai saksi," ucapnya.

Pihak keluarga menceritakan kronologi kepergian Weni dari rumahnya sebelum ditemukan meninggal dunia.

"Perginya dari hari selasa, katanya mau ke rumah temennya yang dekat pasar Wanaraja, udah itu pergi ke rumah pacarnya naik angkot entah kemana," kata Ai Kusmiati (40) yang merupakan Bibi Weni, saat ditemui Tribunjabar di rumah duka.

Ai mengatakan dirinya dan keluarga pada awalnya tidak curiga karena memang Weni sering berpegian ke rumah temannya.

"Ya kata temannya itu yang perempuan yang orang pasar itu, dia bilang ponakan saya naik angkot mau ke pacarnya," ujar Ai.

Lebih jauh Ai menjelaskan, Weni pergi meninggalkan rumah seorang diri pada hari Selasa (2/2/2021). 

"Berangkatnya sendiri, pas berangkat kayak yang terburu-buru, sampe rumah lupa dikunci, kan biasanya kalo mau pergi lama rumah suka dikunci," katanya.

Keluarga mengira bahwa dirinya sudah pulang, namun tetangganya menanyakan kondisi rumah yang terlihat gelap. 

Berikut biodata Weni Tania: 

1. Hidup sendiri

Selama ini, Weni Tania yang berusia 21 tahun itu hidup sendiri dan jauh dari orangtua.

Menurut keterangan salah seorang keluarga, Ai Kusmiati (40), Weni sudah tidak hidup dengan orang tua sejak umur 1 tahun. 

Orangtuanya bercerai lalu ayahnya meninggal dunia.

"Sejak ibunya bercerai, ia sudah ditinggal sejak umur satu tahun, ibunya berangkat ke Arab Saudi sebagai TKW," katanya, Sabtu (6/2/2021).

Ai menjelaskan,sejak saat itu Weni hanya diurus oleh bibi dan neneknya.

Ia tumbuh tanpa hadirnya orangtua di usia yang sedang membutuhkan kasih sayang Ibu dan ayahnya.

"Kadang, ya di rumah neneknya, kadang juga di sini di rumah bibi dan uwa nya, ya bisa dikatakan dia hidup tanpa perhatian langsung orangtua kandung," ucapnya.

Sejak saat itu, Weni hanya bergantung pada keluarga dari ibunya.

Sosok Weni Tania

2. Ibunya histeris 

Ibu Weni langsung histeris saat mengetahui putrinya tewas mengenaskan. 

Ibu Weni Tania menjadi TKI di Arab Saudi sejak anaknya masih berusia 1 tahun. Saat ditemukan tewas dengan bambu menancap di tubuh, Weni Tania sudah berusia 21 tahun.

"Kami syok waktu dengar kabar itu, ya mau gimana lagi, yang sudah pergi tak akan kembali, mamahnya di Arab apalagi histeris, gak kebayang mau gimana-gimana tapi tidak bisa pulang," ucap Ai Kusmiati (40), kerabat Weni ditemui di rumahnya, kemarin.

Keluarga Weni, termasuk ibunya, menginginkan pelaku pembunuhan segera ditemukan dan diadili dengan hukuman maksimal agar setimpal dengan kejahatannya.

3. Pendiam

Semasa hidup Weni memang tidak banyak berkomunikasi dengan keluarga, ia adalah sosok pendiam.

"Orangnya pendiam, kalo ada apa-apa tidak pernah bicara, kadang dikasih makan juga harus dianterin baru bisa makan," ucap Ai.

"Kalo mamahnya pulangnya dia (Weni) mah biasa-biasa saja, cuek. Diajak main juga tidak pernah mau, malahan kalo sakit juga diam saja, dipaksa diajak ke dokter juga," ucapnya.

Ai menjelaskan, rumah Weni berdempetan dengan rumah uwa nya, semasa hidup Weni sudah terbisa melakukan sesuatu sendiri.

"Masak, makan, dan tidur itu suka sendiri, kemana-mana sendiri, makanya pas pergi itu ya emang suka berpegian sendiri," jelasnya.

Ai dan keluarga tidak menyangka nasib keponakannya itu berakhir dengan cara yang tidak wajar.

Ia berharap pihak kepolisian cepat mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi pada keponakannya.

"Kalo misalkan ada dugaan dibunuh, semoga semuanya terbuka dengan jelas, kebenaran pasti terungkap,"

4. Sering menangis tanpa sebab

Viki Ruspiandi (21), sahabat Weni Tania yang sama-sama sekolah di SMK PGRI Wanaraja (SMEA Aceng) menyebut almarhumah orang yang baik.

Dia mengatakan sahabatnya itu dikenal pendiam saat sekolah.

Viki menyebut dirinya dan korban telah bersama satu kelas hingga lulus.

"Saya dan Weni sudah dari kelas 10 hingga lulus satu kelas terus. Dia orang baik" kata Viki.

Ia menyebutkan Weni adalah orang yang pendiam sejak duduk di bangku SMA dan terkadang suka nangis tanpa sebab.

"Kalau di kelas juga suka diam enggak banyak bicara, kadang suka nangis tanpa sebab. Sama saya sering ditanya kenapa, tapi tidak pernah mau jawab, dipendam sendiri saja kayaknya," ucapnya.

Setelah lulus sekolah Viki mengatakan sudah tidak berkomunikasi lagi dengan Weni.

"Paling ketemu di status Facebook. Kaget saat tahu yang penemuan mayat itu adalah sahabat saya," katanya.

Viki yang bekerja di PT KAI Stasiun Wanaraja itu berharap polisi bisa mengungkap penyebab kematian sahabatnya.

"Biar enggak simpang-siur lagi di medsos," ucapnya. 

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Weni Tania Tewas Bambu 60 Cm Menancap di Tubuh, Ibunya Histeris di Arab, Ingin Pelaku Ditangkap

Berita Terkini