TRIBUNMANADO.CO.ID - Sepekan penuh Kota Manado dikepung sampah.
Jumat (5/2/2021) pagi, perlahan sampah mulai lenyap. Ribuan ASN dikerahkan untuk keroyok sampah di seluruh penjuru kota.
Amatan Tribun Manado, dalam sekejab, truk truk sampah langsung penuh.
Truk tidak mengarah ke utara. Ke Sumompo. Tapi ke selatan. Ke Minahasa.
"Sampah ini sebagian ke Bulo Minahasa," ujar Rio sopir pengangkut sampah.
Sekda Manado Micler Lakat mengatakan, sebagian sampah di bawa ke TPA Bulo Minahasa.
"Sampah dibawa ke sana," kata dia kepada Tribun Manado Jumat (5/2/2021) pagi di Lapangan Tikala.
Menurut dia, TPA Sumompo sudah tidak mampu lagi menampung sampah.
Sebut dia, produksi sampah meningkat 10 kali lipat sebagai dampak bencana banjir dan longsor.
Lewat koordinasi dengan Pemprov Sulut akhirnya ketemulah solusi yakni TPA bulo.
Asisten II Pemkot Manado Philips Sondakh mengatakan, Pemprov membantu menyediakan truk pengangkut sampah sebanyak lima unit per kecamatan.
"Kami dari Pemkot Manado mengucapkan terima kasih," ujar dia.
Ribuan ASN Pemkot Manado keroyok sampah di Manado, Sabtu (5/2/2021) pagi.
Mereka membersihkan tumpukan sampah yang sudah beberapa hari tidak terangkat di seluruh penjuru kota.
Amatan Tribun di seputaran lapangan Tikala, ASN mengangkut sampah dari saluran air depan kantor perpustakaan Sulut yang bersambung ke samping kantor Pemkot Manado.
Dari saluran air, sampah diisi dalam karung kemudian dinaikan ke truk sampah.
ASN lainnya bergabung dengan petugas sampah yang menyapu trotoar sekeliling lapangan tikala dan di tugu bundaran KSN manado.
Dalam tempo tak lebih dari sejam, lima truk pengangkut sampah langsung penuh.
Sampah menggunung di atas bak truk sampah. Kelebihan sampah ditampung di atas motor sampah.
"Kami sudah dari pukul enam pagi," kata Yeni seorang petugas sampah.
Ia mengaku memungut sejumlah barang seperti pakaian, masker, kayu hingga ban mobil.
Asisten II Pemkot Manado Philips Sondakh mengatakan, sebanyak 6000 ASN dikerahkan dalam kegiatan bersih bersih kota tersebut.
"Semua ASN dan pejabat, dari eselon IV sampai II," kata dia kepada Tribun Manado di lokasi pembersihan Jumat pagi.
Pembersihan berlangsung serentak di 10 kecamatan. Menyasar tempat ramai, jalan hingga pemukiman penduduk.
Kegiatan jumat pagi bersih lingkungan anda (Jumpa Berlian) itu akan berlangsung selama 2 hari.
Amatan Tribun, kegiatan itu ngefek. Sampah sudah jauh berkurang.
Gunungan sampah di TPA Sumompo Manado kian tinggi.
Sebelumnya diberitakan, amatan Tribun Manado, Rabu (3/2/2021) pagi, tinggi gunung sampah sudah mencapai puluhan meter.
Sebuah eskavator di puncak gunungan dengan susah payah coba menyorong sampah ke tempat yang masih lowong.
Di jalan sekeliling TPA, ratusan kendaraan pengangkut sampah antre. Panjang antrean hampir 500 meter.
Waktu luang menanti pembongkaran sampah dimanfaatkan para sopir truk dengan duduk di warung.
Ada yang tetap di dalam mobil truknya sambil memainkan ponsel.
Musabab kian tingginya gunungan sampah tersebut adalah volume sampah yang meningkat saat bencana banjir.
Diketahui, pada Januari lalu, Manado alami dua kali bencana banjir dalam tempo sepekan.
Yang paling parah terjadi Jumat (22/1/2021). Sebanyak delapan Kecamatan terdampak.
Data yang dihimpun Tribun Manado dari Dinas Lingkungan Hidup Manado, volume sampah usai banjir mencapai 700 ton per hari.
Di waktu normal, produksi sampah Manado per hari hanya 200 ton.
"Sampah yang datang hampir dua kali lipat," kata Maruf salah seorang sopir.
Ia membeber, truknya dalam sepekan terakhir selalu memuat sampah melebihi kapasitas.
Hal yang sama diakui Carlos, kepala seksi TPA Sumompo.
Akibatnya, keluar bunyi bunyi pada truk itu pertanda ada kerusakan.
"Sampah akibat bencana ini sangat banyak. Bukan hanya plastik tapi juga tanah. Kami hampir kewalahan," kata dia.
Sampah banyak, sialnya, alat pendukung tak memadai. Sebut dia, hanya ada sebuah eskavator untuk membongkar sampah.
"Itu pun sudah sering rusak," katanya.
Diungkapnya, pengelolaan sampah di TPA tersebut sudah tak normal sejak bencana alam 2014 lalu.
Kala itu sampah sangat banyak dan TPA pun rusak.
"Ini tidak pakai sanitary landfill. Hanya sorong sorong saja. Jadi sampah disorong ke ruang yang lowong atau jurang," kata dia.
Ia menuturkan, lahan yang lowong sudah tak ada ada. Karena itulah terjadi gunungan sampah yang kian tinggi.
"Harapan kami tinggal TPA di Ilo Ilo sana. Kalau disini sudah tak memadai," katanya.
Mahmud warga sekitar mengatakan, TPA tersebut sudah berusia hampir lima puluh tahun.
"Dulunya hanya ada dua motor sampah yang kemari. Kini sudah ratusan truk," ujarnya.
Luas TPA Sumompo 13,7 Hektare. Kondisi buruk TPA tersebut membuat Manado tak pernah lagi meraih piala Adipura sejak beberapa tahun terakhir dan meraih predikat kota kotor. (art)
• PREDIKSI Fiorentina vs Inter Milan, Ujian Antonio Conte, Nerazzuri Berambisi Curi Kemenangan
• Terungkap! Kata yang Diucap Pilot Afwan di Detik Terakhir Sebelum Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh ke Laut
• Kabar Duka Anies Baswedan, Pendeta Midian Sirait Meninggal Dunia, Sosok Pejuang Lawan Covid-19