Cuitan 'Islam Arogan', Gus Miftah: Abu Janda Kurang Ajar Terhadap Islam Terutama Nahdlatul Ulama

Editor: Finneke Wolajan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pegiat media sosial, Permadi Arya alias Abu Janda di patung kuda Arjuna Wiwaha Jakarta, Selasa (14/1/2020)

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pernyataan Abu Janda atau Permadi Arya soal “Islam Arogan” dipertanyakan Gus Miftah.

Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman adalah seorang ulama, da'i, dan pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.

Gus Miftah merupakan keturunan ke-9 Kiai Ageng Hasan Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo.

Hal itu dia sampaikan dalam Podcast Deddy Corbuzier yang disiarkan, Senin (1/2/2021) melalui akun YouTube.

Abu Janda pun langsung menjawab.


Gus Miftah (Youtube Najwa Shihab)

“Yaitu Gus arogan kepada kepada budaya asli budaya lokal, haramkan sedekah laut, di bawah ada screenshot,” katanya.

Gus Miftah mengungkapkan tak akan ada masalah jika lebih spesifik.

“Misalnya model Islam Tengku Zulkarnaen, mohon maaf saya tak membela Tengku Zulkarnaen saya sering berbeda pendapat. Tapi walla saya ketemu di panggung dan saya cium tangannya” katanya.

“Saya kritik beliau dengan cara yang baik. Seandainya Anda (Abu Janda) menulis model Islam seperti Anda (Tengku Zulkarnanen) maka orang-orang tak akan marah,” katanya.

Gus Miftah menemui Arya Permadi atau Abu Janda untuk tabayyun atau telitilah dulu.

“Kalau kejadian seperti ini apakah Abu Janda akan minta maaf,” Tanya Deddy Corbuzier.

Abu Janda sudah menyatakan klarifikasi kepada kiai Nahdlatul Ulama (NU).

“Kiai dan ustad (NU) saya minta maaf bukan maksud saya seperti itu,” katanya.

Gus Miftah pun menyampaikan, Arya Permadi kurang ajar.

“Melihat Permadi Arya, beliau kurang ajar. Terhadap Islam itu sendiri terutama kepada Nahdlatul Ulama,” katanya.


Penggiat sosial media, Abu Janda debat Gus Miftah soal 'Islam Arogan' dalam Podcast Deddy Corbuzier, Senin (1/2/2021). (YouTube Deddy Corbuzier)

Gus Miftah pun menganggap Arya Permadi kurang sopan santun.

“Di Ahlussunnah wal Jamaah, kalau memberikan kontra narasi boleh, tentu dengan cara baik. Saya berharap ketika Arya Permadi memberikan kontra narasi terhadap Islam keras lebih arif, lebih beradab, lebih mengedepankan sopan santun. Apalagi dimana-mana orang tahu dia orang NU,” katanya.

NU berada di tengah-tengah, tidak terlalu ke kanan dan tidak terlalu ke kiri.

“Saya sarankan saudara Arya Permadi lebih banyak ngaji lagi,” katanya.

Gus Miftah tak bisa melarang Abu Janda untuk kritik.

“Tapi, kritik dengan cara sopan santun, boleh mengkritik orang keras tapi lebih santun,” katanya.

Gus Miftah menyampaikan Tengku Zulkarnaen bukan Islam garis keras.

"Tapi kalau saya sering berbeda pendapat sering, tapi kita sampaikan secara santun," katanya. 

Gus Miftah tak hanya menemui Abu Janda sebagai warga NU. 


Abu Janda (Facebook)

"Abu Janda kemana-mana pakai Banser (badan otonom NU)," katanya. 

Gus Miftah pun akan menemui Pandji Pragiwaksono.

"Kalau Pandji Pragiwaksono mau ketemu saya ayo, silahkan," katanya. 

Terakhir, Gus Miftah meminta kepada siapa pun untuk menjadikan media sosial untuk mendapatkan ridho Tuhan. 

"Jangan sampai gara-gara medsos kita mendapatkan murka dari Tuhan, dakwah itu bukan profesi, tapi apapun profesinya harus berdakwah untuk kebaikan," katanya.

Gus Miftah meminta kepada Abu Janda untuk lebih bijak. 

"Aku tadi bayangin kalau Arya Permadi ngeyel, aku tak pukul," katanya.

Sebelumnya, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, anak Buah Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, akan memanggil influencer Abu Janda untuk diperiksa atas dugaan ujaran kebencian bernuansa rasis dan dugaan penistaan terhadap agama, Senin (1/2/2021) hari ini.

Sebelumnya, Abu Janda dilaporkan Ketua Bidang Hukum DPP KNPI Medya Rsicha Lubis ke Polisi.

Pemanggilan ini diungkapkan oleh Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Slamet Uliandi terkait cuitan Abu Janda menyebut 'Islam arogan' di media sosial.

"Panggilan terhadap Abu Janda terkait laporan 'Islam arogan'," kata Slamet, Sabtu (30/1/2021) kemarin.

Cuitan Permadi Arya alias Abu Janda yang menyebut 'Islam arogan' berawal dari twit war dengan Tengku Zulkarnain.

Tengku Zulkarnain melalui akun Twitter @ustadztengkuzul mencuit tentang arogansi minoritas terhadap mayoritas di Afrika.

Tengku Zulkarnain kemudian menyebut tidak boleh ada arogansi, baik dari golongan mayoritas ke minoritas maupun sebaliknya.

Cuitan tersebut diunggah hari Minggu (24/1/2021) lalu.

"Dulu minoritas arogan terhadap mayoritas di Afrika Selatan selama ratusan tahun, apertheid. Akhirnya tumbang juga. Di mana-mana negara normal tidak boleh mayoritas arogan terhadap minoritas. Apalagi jika yang arogan minoritas.

Ngeri melihat betapa kini Ulama dan Islam dihina di NKRI," cuit Tengku Zulkarnain lewat akun Twitter @ustadztengkuzul, seperti dilihat, Jumat (29/1/2021).

Abu Janda membalas cuitan Tengku Zulkarnain dengan menyebut ada Islam yang 'arogan' karena mengharamkan kearifan lokal di Indonesia.

"Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam sebagai agama pendatang dari Arab kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan ritual sedekah laut, sampai kebaya diharamkan dengan alasan aurat," cuit Abu Janda lewat akun @permadiaktivis1.

Berbagai pihak keberatan dengan kata-kata Abu Janda yang menyebut 'Islam arogan'. Cuitan Abu Janda lantas dipolisikan.

Ketua Bidang Hukum DPP KNPI Medya Rsicha Lubis melaporkan ke Bareskrim, Jumat (29/1/2021). Laporan Medya diterima Bareskrim dengan nomor: LP/B/0056//I/2021/BARESKRIM.(*)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Twit 'Islam Arogan', Gus Miftah Anggap Abu Janda Kurang Ajar Suruh Lebih Banyak Ngaji

Berita Terkini