News

Terlihat Seperti Tsunami, Awan Hitam Menyelimuti Langit, Ini Penjelasan BMKG

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fenomena Awan Tsunami di Majene

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti ada tsunami di langit. 

Terjadi fenomena alam.

Awan hitam menyelimuti langit. 

Kejadian ini terjadi di Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (8/12/2020).

Begini penjelasan BMKG. 

Kemunculan hamparan awan menyerupai gelombang tsunami menjadi perbicangan warga setempat.

Staf Operasional Geofisika Stasiun Metereologi Majene, Hadi Nur Rohman menjelaskan fenomena tersebut bisa dikatakan sebagai awan arcus.

"Hal tersebut beberapa kali terjadi di Indonesia, belum lama ini terjadi di Maros, Aceh, dan di Polman juga pernah terjadi seperti ini, tapi awan yang terbentuk lebih besar," kata Hadi Nur Rohman.

Menurutnya, kemunculan hamparan awan tersebut akibat adanya massa udara (bisa dikatakan angin) yang bersuhu lebih hangat.

Massa udara ini mempunyai kecepatan lebih tinggi dibanding dengan massa udara yang bersuhu dingin dan kecepatannya rendah, bertemu.

Kemudian setelah bertemu (bertumbukan), massa udara hangat bergerak naik dan terus melaju sesuai arah sebelumnya.

Sehingga pada daerah pertemuan kedua, kata Hadi Nur Rohman, massa udara tersebut terbentuk awan dengan bentuk seperti gulungan.

"Awan tersebut seperti awan hujan pada umumnya yang dapat menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas bervariasi (ringan-lebat)," ujarnya. (*)

Awan Warna-warni di Manado

Fenomena alam berupa awan warna-warni terjadi di langit Kota Manado, Rabu (9/12/2020).

Banyak warga yang menyaksikan fenomena langkah ini memgabadikan lewat rekaman video dan foto.

Setelah diunggah di media sosial, fenomena alam itu pun viral.

Karena muncul di tengah-tengah perhelatan pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah, beberapa warga menghubungkan fenomena ini sebagai petanda.

Lantas apa sebenarnya fenomena awan warna-warni ini?

Dilansir dari Kompas.com fenomena penampakan awan berwarna seperti pelangi itu dikenal dengan Cloud iridescence atau irisation.

Cloud iridescence atau irisation merupakan fenomena optik di awan.

Fenomena alam ini dapat terbentuk karena adanya difraksi (pantulan) dari sinar Matahari yang mengenai tetes air atau kristal es yang sangat kecil dan seragam bentuknya dalam sistem awan.

Utamanya ini terjadi pada sistem awan yang masih relatif tipis atau baru tumbuh, karena pada kondisi tersebut umumnya komposisi awan masih didominasi parameter tetes air atau kristal es yang sangat kecil dan seragam bentuknya.

Sedangkan, ukuran kristal es yang lebih besar tidak menghasilkan warna-warni.

Akan tetapi dapat menyebabkan fenomena lain yaitu berupa lingkaran cahaya yang terlihat seperti mengelilingi Matahari atau yang dikenal cincin Matahari atau Halo.

Alhasil, fenomena irisation ini warnanya yang tampak seperti pelangi itu, tepatnya menyerupai warna-warni seperti yang terlihat dalam gelembung sabun atau minyak pada permukaan air.

Fenomena awan pelangi atau irisation ini jarang bisa terlihat di langit Indonesia.

Hal itu dikarenakan adanya faktor-faktor pembentuknya yang sama, yaitu tipe-tipe awan, beserta komposisi kristal es yang sangat kecil dan seragam.

Diketahui, fenomena alam ini pernah terjadi juga di sejumlah kota di Indonesia. Di antaranya di Kota Surabaya, pada 2 Desember 2018. Kemudian di Dusun Langensari, Desa Patakaharja, Kecamatan Rancah, Jawa Barat, pada tanggal 24 Desember 2019. (*)

Artikel ini telah tayang di:

tribun-timur.com dengan judul Baru-Baru Terjadi di Majene, Ini Penjelasan BMKG Soal Fenomena Awan Tsunami,

https://makassar.tribunnews.com/2020/12/10/baru-baru-terjadi-di-majene-ini-penjelasan-bmkg-soal-fenomena-awan-tsunami

Kompas.com

https://www.kompas.com/sains/read/2020/07/04/160200823/awan-pelangi-di-tokyo-bisakah-fenomena-ini-terjadi-di-indonesia?page=all

Subscribe YouTube Channel Tribun Manado:

Berita Terkini