Berita Sulut

Rumah Nusantara dan Barisan Masyarakat Adat Sulut Tolak Revolusi Akhlak, Ini Alasannya

Penulis: Fernando_Lumowa
Editor: David_Kusuma
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Barmas Sulut Decky Maengkom, dan Koordinator Rumah Nusantara Risat Sanger

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kondisi sosial politik Nasional akhir-akhir ini menuai keprihatinan Kelompok Rumah Nusantara dan Barisan Masyarakat Adat Sulut (Barmas) Sulut.

Koordinator Rumah Nusantara Risat Sanger mengecam gerakan sekelompok orang yang mengusung konsep revolusi akhlak.

Rumah Nusantara melihat revolusi akhlak diboncengi agenda politik kelompok tertentu yang merongrong keutuhan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Setiap orang, kelompok bebas berpendapat, mengusung gagasan tapi untuk revolusi akhlak kita tolak karena tujuan akhirnya mengancam NKRI yang punya Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," ujar Sanger kepada Tribun Manado, Jumat (27/11/2020).

Baca juga: Rapat Koordinasi Penerima Bantuan Hibah Pariwisata Kota Manado, Ini Penegasan Wali Kota Manado

Baca juga: 981 Petugas Agama dan Guru Mengaji di Kotamobagu Terima SK Wali Kota

Baca juga: Masyarakat Bolmong Raya Tambah Solid Dukung Olly Dondokambey - Steven Kandouw

Menurutnya, masyarakat Sulut yang toleran, mengusung keberagaman di atas segalanya sepakat dengan Rumah Nusantara.

"Apa yang kami tolak adalah tujuan mereka yang merongrong NKRI bukan pada perspektif ceramah keagamaan," katanya.

Ia bilang, Rumah Nusantara akan menolak jika gerakan revolusi akhlak datang ke Sulut.
Rumah Nusantara mendukung sikap tegas TNI Polri.

"Kami minta ketegasan TNI Polri untuk mencegah konsolidasi mereka di daerah, termasuk di Sulut," sebutnya.

Baca juga: Tanggapi Rayuan Masuk PDIP, Yasti: Menangkan OD-SK Dulu

Hal sama diutarakan Ketua Umum Barmas Sulut, Tonaas Wangko Decky Maengkom.

Ia mengatakan, gerakan revolusi akhlak menambah beban negara yang tengah berjuang menghadapi pandemi Covid-19.

"Ini menimbulkan potensi terjadinya disintegrasi bangsa. Konsolidasi akan berdampak pada instabilitas di daerah. Apalagi saat ini sedang persiapan Pilkada serentak," jelasnya.

Ia menegaskan, Barmas Sulut akan berada di barisan paling depan jika ada pihak atau kelompok yang mencoba mengganti Pancasila dan NKRI.

Baca juga: Sosok KH Miftachul Akhyar Ketua MUI Baru Periode 2020-2025, Ini Profil dan Biodata Lengkapnya

"Kami siap berhadapan sebagai wujud bela negara. Bela Indonesia yang rukun damai," katanya.

Berangkat dari keprihatinan kondisi kebangsaan terkini, Rumah Nusantara dan Barmas Sulut menggelar diskusi bertajuk Radikalisme Mengancam Keutuhan NKRI di Casa de Wanea, Kamis (26/11/2020) petang.

Panelis dalam diskusi yang dipandu Risat Sanger iniĀ  Prof Ishak Pulukadang, Ketua Kajian Pancasila Ikatan Alumni Unsrat Manado dan Taufik Tumbelaka, Pengamat Pemerintahan dan Politik Sulut.(ndo)

Baca juga: Otak Serangan Bom Bali 2002 dan 2005 Tak Berkutik Ditangkap Densus 88, TB alias Upik, DPO Teroris

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Berita Terkini