Sosok Irjen Pol Mohammad Fadil Imran, Kapolda Metro Jaya yang Baru Gantikan Irjen Pol Nana Sudjana

Editor: Finneke Wolajan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Jatim Irjen Pol M Fadil Imran yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya yang baru menggnatikan Nana Sudjana.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kapolri Jenderal Idham Azis resmi mencopot Irjen Pol Nana Sudjana sebagai Kapolda Metro Jaya hari ini, Senin (16/11/2020).

Posisi Kapolda Metro Jaya yang baru diduduki Irjen Pol Mohammad Fadil Imran.

"Sesuai dengan TR Kapolri No st3222/XI/Kep/2020 tanggal 16 November 2020 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dari Jabatan di Lingkungan Polri, yaitu Irjen Nana Sudjana Kapolda Metro Jaya diangkat jabatan baru menjadi Korps Ahli Kapolri."

"Kemudian Irjen Pol Muhammad Fadil Imran, Kapolda Jawa Timur diangkat sebagai Kapolda Metro Jaya," ucap Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono dalam program Breaking News KompasTV, Senin (16/11/2020).

Kapolda Jatim Irjen POl Moh Fadil Imran mengusir kapolsek di Surabaya yang tertidur saat rapat evaluasi PSBB di Surabaya, Jumat (22/5/2020) (KompasTV)

Profil Irjen Muhammad Fadil Imran Kapolda Metro Jaya Baru

Irjen Muhammad Fadil Imran sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur.

Dirinya merupakan seorang perwira tinggi Polri yang sejak 3 Februari 2017 menjabat sebagai Dirtipid Siber Bareskrim Polri.

M Fadil Imran lahir di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan pada 14 Agustus 1968.

Dikutip dari Surya.co.id, M Fadil Imran memiliki rekam jejak menduduki beberapa jabatan penting di Polri.

Mulai dari Polres KP3 Tanjung Priok, Polres Kepulauan Riau, Polres Metro Jakarta, Polda Metro, hingga Mabes Polri.

Pada tahun 2008, Fadil Imran pernah menjabat sebagai Kasat III Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Pada tahun yang sama, ia kemudian menjabat sebagai Kapolres KP3 Tanjung Priok.

Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2009, ia menjabat Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya.

Setelah tiga tahun menjabat, pada tahun 2011, Imran dimutasi untuk menduduki jabatan Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri.

Masih pada tahun yang sama, ia kemudian menduduki jabatan Direktur Ditreskrimum Polda Kepri.

Lalu, dua tahun kemudian, pada tahun 2013, ia menjabat sebagai Kapolres Metro Jakbar.

Dua tahun kemudian, pada 2015, ia dipindah untuk menduduki jabatan Analis Kebijakan Madya (Anjak Madya) Bidang Pidum Bareskrim Polri.

Setahun kemudian, pada tahun 2016, ia menjabat sebagai Direktur Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.

Imran berhasil membongkar kasus pembajakan film Warkop DKI Reborn, dan berhasil membekuk satu orang pelaku, berjenis kelamin wanita berinisial P (31).

Masih pada tahun yang sama, ia bergeser untuk menjabat sebagai Wakil Dirtipideksus Bareskrim Polri.

Setahun kemudian, ia menjabat sebagai Dirtipid Siber Bareskrim Polri (2017) dan berhasil membongkar kasus besar yang berkaitan dengan organisasi siber terorganisir Muslim Cyber Army (MCA) pada Februari 2018 silam.

Pada tahun 2019, Imran menjabat sebagai Staf Ahli Sosial Budaya (Sahli Sosbud) Kapolri Jendral Idham Aziz hingga tahun 2020, sebelum akhirnya dimutasi menjadi Kapolda Jatim. (Tribunnews.com/Fajar) (Surya.co.id/Luhur Pambudi)

Sosok Irjen Nana Sudjana & Irjen Rudy Sufahriadi, 2 Kapolda yang Dicopot Terkait Acara Habib Rizieq

Dua jenderal polisi dicopot karena melanggar protokol Covid-19

Massa pada kegiatan Habib Rizieq Shihab di wilayah Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Barat berbuntut panjang.

Kerumunan massa terjadi ketika Habib Rizieq melakukan kegiatan di Bogor, Jawa Barat pada Jumat (13/11/2020).

Irjen Pol Nana Sudjana (kanan) dan Irjen Pol Rudy Sufahriadi (kiri) (Kolase/Tribunnews.com)

Serta kegiatan akad pernikahan putri Habib Rizieq Shihab, Syarifah Nazwa Shihab di Petamburan, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020) malam.

Terkait hal tersebut, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Sufahradi dicopot dari jabatannya.

Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mencopot dua Kapolda yang dianggap tidak melaksanakan perintah dalam penegakan protokol kesehatan terkait pencegahan penularan Covid-19.

Pencopotan itu berdasarkan surat telegram rahasia Kapolri Nomor ST3222/XI/KEP/2020 yang tandatangani tanggal 16 November 2020 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Polri.

"Ada dua Kapolda yang tidak melaksanakan perintah dalam menegakan protokol kesehatan maka diberikan sanksi berupa pencopotan Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta, Senin (16/11/2020).

Atas pencopotan itu, Kapolda Metro Jaya kini dipimpin Irjen Pol Muhammad Fadil Imran yang sebelumnya menjabat Kapolda Jawa Timur.

Sementara itu, Nana Sudjana dimutasi menjadi kors Ahli Kapolri.

Sementara itu, Kapolda Jawa Barat digantikan Irjen Pol Ahmad Dofiri.

Sementara Irjen Pol Rudi Sufahradi dimutasi menjadi Widyaiswara tingkat 1 Lemdiklat Polri.

Dalam kasus ini, Argo menyebutkan penyidik telah mengirimkan surat untuk klarifikasi kepada pihak terkait pelaksanaan acara respesi tersebut. Surat pemanggilan itu mulai dari tingkat RT hingga Gubernur DKI Jakarta.

"Tindak lanjut penyidik dalam perkara protokol kesehatan atas diselenggarakannya acara resepsi pernikahan putri HRS. Jadi penyidik sudah mengirimkan surat klarifikasi kepada anggota binmas yang bertugas di protokol kesehatan, kepada RT, RW linmas dan lurah camat dan walikota Jakarta Pusat, kemudian KUA satgas COVID-19, biro hukum DKI dan gubernur DKI Jakarta," katanya.

Siapakah sosok kedua Kapolda yang dicopot tersebut ?

1. Irjen Pol Nana Sudjana

Irjen Pol Nana Sudjana diketahui menjadi Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Pol Gatot Eddy.

Sebelum menjadi Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana mengemban jabatan sebagai Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB).

Irjen Pol Nana Sudjana lahir di Cirebon, Jawa Barat pada 26 Maret 1965.

Sebagai perwira tinggi Polri, Irjen Pol Nana Sudjana mengemban amanat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya sejak 20 Desember 2019.

Irjen Pol Nana Sudjana merupakan lulusan Akademi Polisi atau Akpol 1988.

Ia punya pengalaman dalam bidang intel.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana (kiri)

Sebelumnya, Irjen Pol Nana Sudjana telah malang-melintang bertugas di berbagai wilayah Indonesia.

Sebelum menjadi Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana diketahui sempat menjadi Kapolda NTB.

Berikut profil singkat karier Irjen Pol Nana Sudjana dikutip dari Wikipedia:

Pamapta Polresta Yogyakarta (1988)
Kapolsekta Umbulharjo Polresta Yogyakarta
Kapolsek Metro Tamansari Polres Metro Jakbar (2002)
Kapolres Probolinggo (2006)
Wakapolwiltabes Surabaya
Analis Utama Tk. III Baintelkam Polri
Kapoltabes Surakarta (2010)
Dirintelkam Polda Jateng (2011)
Analis Utama Tk. I Baintelkam Polri (2012)
Analis Kebijakan Madya bidang Ekonomi Baintelkam Polri (2013)
Dirintelkam Polda Jatim (2014)
Wakapolda Jambi (2015)
Wakapolda Jabar (2016)
Dirpolitik Baintekam Polri (2016)
Kapolda NTB (2019)
Kapolda Metro Jaya (2019)

Namun, tongkat kepemimpinannya menjadi Kapolda Metro Jaya harus berakhir setelah dimutasi menjadi kors Ahli Kapolri karena dinilai tidak menegakan aturan protokol kesehatan terkait acara pernikahan putri Habib Rizieq Shihab.

2. Irjen Pol Rudy Sufahriadi

Irjen Pol Rudy Sufahriadi diketahui pria asal Cimahi, Jawa Barat.

Sebelum menjadi Kapolda Jabar, ia pernah bergabung dalam satuan elite pemberantas teroris, yaitu Densus 88.

Diketahui, Rudy Sufahriadi sempat bertugas di Densus 88 Antiteror.

Setelah itu, ia sempat bertugas di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT.

Kala itu, pada 2010 hingga 2016, ia menduduki jabatan sebagai direktur pembinaan BNPT.

Seperti yang yang banyak diberitakan, Rudy Sufahriadi bahkan menulis sebuah buku berjudul Perkembangan Teroris di Indonesia dan Penanggulangannya.

Jejaknya dalam menindak kasus terorisme makin dikenal publik saat menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.

Terhitung, Rudy Sufahriadi menduduki jabatan itu selama dua tahun, yakni dari 2016 hingga 2018.

Kala itu, ia juga terlibat dalam perburuan kelompok Santoso, yaitu Operasi Tinombala.

Operasi Tinombala ini merupakan operasi gabungan yang teridri dari sejumlah pasukan elite dari Polri dan TNI.

Irjen Pol Rudy Sufahriadi (kanan) 

Hingga akhirnya, kelompok Santoso yang sembunyi di hutan belantara kawasan pegunungan di Poso itu bisa dilumpuhkan.

Tak hanya berhasil menangani kasus terorisme, ia juga sempat pula berkarier di Brimob.

Sejak lulus dari Akademi Kepolisian pada 1988, Rudy Sufahriadi memang mengawali kariernya sebagai komandan peleton Brimob.

Hingga 2004, ia bertugas di Brimob Polri sampai akhirnya pada 2005, ia pun ditunjuk jadi Kapolres Poso.

Tak heran, ketika menjadi Kapolda Sulawesi Tengah, Rudy Sufahriadi turut paling depan dalam perburuan kelompok Santoso.

Ia memang sudah mengenal seluk beluk Poso sejak menjadi Kapolres Poso.

Saat jadi Kapolres Poso, ia bahkan dikabarkan memang pernah jadi sasaran teroris.

Diolah Tribunjabar.id dari berbagai sumber, ia disebut sempat menjadi sasaran tembak saat selesai salat subuh dari masjid.

Untungnya, Rudy Sufahriadi sigap sehingga bisa lolos dari hantaman peluru yang ditembakkan.

Kesuksesannya di bidang terorisme pun membawa Rudy Sufahriadi menduduki jabatan strategis di Brimob.

Setelah menjadi Kapolda Sulawesi Tengah, ia pun menjadi Kepala Korps Brimob Polri pada 2018.

Tahun berikutnya, ia pun diangkat menjadi asisten operasi Kapolri.

Setelah itu, Rudy Sufahriadi pun resmi menjabat menjadi Kapolda Jabar pada April 2019.

Namun, akhirnya ia dimutasi menjadi Widyaiswara tingkat 1 Lemdiklat Polri karena dianggap tidak menegakan aturan protokol kesehatan di wilayahnya khususnya terkait kedatangan Habib Rizieq Shihab di Bogor, Jawa Barat.(Tribunnews.com/ Tribunpontianak/ Tribunjabar.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Irjen Nana Sudjana dan Irjen Rudy Sufahriadi, Kapolda yang Dicopot Terkait Acara Habib Rizieq Sebagian artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Biodata dan Profil Irjen Pol M Fadil Imran, Kapolda Jatim Baru yang Pengalaman Bidang Reserse.

Berita Terkini