TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO - Pertumbuhan Ekonomi (PE) Sulut diprediksi membaik di triwulan IV tahun ini.
Sempat tumbuh hingga 4,21 persen di triwulan I, PE Sulut terkontraksi hebat di triwulan kedua, turun 3,89 persen akibat dihantam pandemi Covid-19.
Meskipun demikian, BI optimistis akan terjadi pembalikan pada semester kedua.
Kepala BI Sulut, Arbonas Hutabarat mengatakan, PE triwulan III diperkirakan lebih baik dari triwulan II
"Sektor pertanian kita kuat. Kontribusinya hingga 21 persen. Sektor ini aman, bisa dibilang relatif minim risiko," kata Arbonas dalam Media Gathering BI Sulut di Mercure Manado Tateli Resort and Convention, Rabu (04/11/2020).
Arbonas bilang, penanganan Covid-19 menjadi kunci agar roda ekonomi bisa kembali berputar normal.
Bila ujicoba vaksin berhasil, kata Arbonas, akan memberi dampak positif. Baik dari sisi kesehatan maupun psikologis publik.
"Angka kasusnya akan turun dan orang kembali semangat, berusaha lagi, ekonomi bergerak," katanya.
Katanya, selama vaksin belum bisa diterapkan, fokus ekonomi lebih kepada bertahan menghadapi keadaan yang ada.
"Jika vaksin sudah ada, angka kasus melandai, fokus berikutnya ialah membalikkan keadaan," jelasnya.
BI yakin, pada triwulan IV 2020 hingga tahun 2021 pemulihan ekonomi berjalan. "Sehingga pada 2022 kembali normal, bisa senyum lagi kita," katanya.
Menurut dia, Indonesia punya banyak keuntungan ketika menghadapi pandemi Covid-19. Sebagai negara yang punya sumber daya alam melimpah, pemulihan ekonomi Indonesia akan membentuk 'V shape. Setelah turun, ada titik balik, naik lagi.
"Sementara, negara lain pemulihannya lebih berat karena mereka tak punya sumber daya alam," katanya.
Kelebihan lainnya, Indonesia punya penduduk besar yang bisa menghabiskan produk yang diproduksi dalam negeri.
Terakhir, Arbonas bilang, adanya berbagai stimulus pemulihan ekonomi akan mendorong konsumsi dan permintaan.
"Dengan adanya stimulus membangkitkan daya beli masyarakat Dampaknya luas. Valuasinya besar," kata Arnonas.(ndo)