TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Selain pasangan calon (paslon) Olly Dondokambey-Steven Kandouw (ODSK), pasangan lain yang diusung PDI-P di ajang pemilihan wali kota dan wakil wali kota Manado, Andrei Angouw-Richard Sualang (AA-RS) memiliki elektabilitas tertinggi dibanding paslon lain.
Setidaknya itu menurut survei yang dilakukan oleh Indonrsia Observer Survey & Consultant.
Elektabilitas yang dimiliki AA-RS sebesar 39 persen, diikuti MOR-HJP 26 persen, PAHAM 18 persen, dan calon lainnya sebesar 8,8 persen.
Tingginya elektabilitas AA-RS juga dipengaruhi oleh masyarakat Sulawesi Utara yang mayoritas pendukung PDI-P
Hal ini ditunjukkan dari hasil survei yang menyatakan bahwa pada bulan Oktober, 38 persen masyarakat Sulut lebih menyenangi paslon yanh diajukan PDI-P ketimbang partai lain.
Menurut Pengamat Politik Franky Novan Rengkung, digemarinya paslon asal PDI-P ini tak lepas dari sosok Jokowi yang pengusungnya juga adalah PDI-P.
"Kinerja Jokowi yang masih dianggap baik oleh sebagian besar masyarakat membawa coattail effect ke PDIP. PDIP yang kebetulan saat ini sebagai partai penguasa semakin diuntungkan dengan buruknya kinerja partai lain di mata masyarakat," jelasnya, Selasa (3/11/2020).
Di Sulut sendiri, gubernur dan wakil gubernurnya, ODSK juga berasal dari partai yang sama dengan Jokowi. Kinerja mereka berdua pun dianggap baik oleh masyarakat Sulut.
Dua tokoh besar dari PDI-P yang dianggap berhasil ini tentu turut menaikkan elektabilitas paslon lain yang diusung dari PDI-P seperti AA-RS.
Menurut Franky, hal ini bisa menjadi pekerjaan rumah besar bagi paslon dari partai lain untuk mengalahkan AA-RS.
"Kalau bicara kemungkinan bagi paslon lain pasti tetap masih ada, apalagi kalau politik identitas dimainkan. Hal ini bisa mengubah konstelasi tapi harus melakukan strategi yang ekstra," tambah dosen Ilmu Pemerintahan Unsrat ini.
Franky mengatakan paslon-paslon tersebut harus memiliki progran yang bisa menandingi program AA-RS, bahkan kalau bisa hingga merampak pendukung atau calon pemilih mereka.
"Tim sukses harus bisa memetakan atau mengidentifikasi apa sebenarnya kebutuhan riil masyarakat yang tidak diakomodir oleh AA-RS, dan itu banyak. Misalnya program-program yang terkait dengan identitas keagamaan. Menurut pantauan saya sudah ada beberapa paslon yang memainkannya," tutup Franky. (*)
Baca juga: Pelajar SMA Curi Uang Rp 18,2 Juta dengan Cara Bobol Atap Toko, Duit Dipakai untuk Foya-foya
Baca juga: Sekda Positif Corona, Tugas Pemerintahan Diambil Alih Pjs Bupati Bolsel
Baca juga: Pasangan Andrei Angouw dan Richard Sualan Kuasai Basis Pemilih ASN dan Lansia di Kota Manado