TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – "Saya adalah pasien terkonfirmasi Positif Covid-19 tanpa gejala yang bahkan hampir tidak percaya bahwa saya akan mengalaminya," tulis Putri Julianti Tahir via WhatsApp pribadi yang dikirimkannya ke Jurnalis Tribunmanado.co.id belum lama ini.
Ya Putri Julianti Tahir adalah salah satu Warga Sulawesi Utara (Sulut) yang sempat terpapar Virus Covid-19.
Beruntung Uting sapaan akrabnya itu bisa sembuh dan kembali berkumpul dengan keluarganya setelah berbulan-bulan harus menjalani isolasi mandiri.
Bidan di Puskesmas Wori, Minahasa Utara, Sulut itu terpapar Covid-19 pada 9 Agustus 2020.
Putri bercerita awalnya Puskesmas Wori mengadakan rapid test dan terdapat beberapa pegawai yang positif Covid-19.
Disitu Putri langsung curiga jika Ia juga akan menjadi pegawai yang masuk dalam daftar orang yang positif covid-19.
Hal itu karena Ia sempat berinteraksi dengan pegawai lainnya yang dari hasil tes dinyatakan positif.
Hingga akhirnya kembali dilakukan tes.
Kali ini tesnya Swab.
Ya Kepala Puskesmas sudah memberikan info di grub WhatsApp Puskesmas nama-nama yang hasil SWAB nya negativ tapi nama Putri tak ada.
Baca juga: Ditegur Tak Pakai Masker, Pelajar SMA Maki Polisi, Sebut Covid-19 Konspirasi, Akhirnya Minta Maaf
Nama Putri pun diketahui berada dalam daftar pasien terkonfirmasi Positif Covid-19.
Bak ditimpa gedung tinggi, dada Putri sontak langsung sesak, dan tak bisa berkata-kata ketika tahu hasil Swabnya positif Covid-19.
Matanya pun berkaca-kaca seolah ada butiran air mata ungkapan apa yang ia rasakan saat itu.
Dalam perasaan cemas, was-was dan tak karuan Ia mencoba berfikir jernih.
Namun ketika duduk terdiam sendiri ia berfikir jika ia akan mati seperti pasien Covid di Wuhan China.
"Apakah nasib saya akan sama seperti mereka. Apakah saya akan mati,?" tanya Putri dalam benaknya.
Puskesmas tempat ia bekerja pun harus menutup sementara gedung Puskesmas karena perlu dilakukan sterilisasi.
Pelayanan di Puskesmas pun dipindahkan sementara di sebuah kantin yang tidak berada jauh dari Gedung utama Puskesmas.
Pegawai yang positif pun disuruh melakukan isolasi.
Tak terkecuali Putri Julianti Tahir.
Ia kemudian mengisolasi dirinya di rumah neneknya.
Yang menarik dari proses isolasi mandiri ini, tak ada satupun anggota keluarga yang tahu jika Bidan cantik ini positif Covid.
Putri pun tak mau memberi tahu keluarga besarnya.
Bahkan Ibu Ayahnya tak mengetahui jika Putri positif Covid-19 hingga Putri mengakui ia pernah positif Corona dalam tayangan Tribun Baku Dapa bertajuk “Maskermu Selamatkan Nyawamu”, Kamis (22/10/2020).
Ya dua bulan ia menyembunyikan hasil tesnya kepada keluarga.
Hal ini ia lakukan karena tak ingin membuat keluarga panik apalagi cemas hingga berujung akan mempengaruhi sistem imun keluarganya.
Namun dalam proses isolasi mandiri, Putri mengatakan jika ia akan melakukan isolasi karena habis kontak erat dengan pasien positif covid.
Saat ditanya keluarga apakah hasil Swab tes Putri positif, Ia beralasan jika ia belum mengetahui hasilnya.
Karena hasil tes dikirim ke Makassar.
Namun kata Putri ke keluarganya, untuk menghindari, sebaiknya jangan dulu dekat-dekat dengan diririnya.
Biarkan Putri isolasi dulu.
Ya begitulah kata Putri kepada keluarganya.
Putri pun hampir 2 bulan melakukan isolasi mandiri di kamar di lantai dua.
Di kamar itu, sudah tersedia kamar mandi dalam.
Semua aktivitas Bidan ini pun selama sebulan lebih dilakukan di dalam kamar.
Saat lapar melanda, Putri menghubungi neneknya untuk mengantarkan makanan.
Makanan akan ditaruh di depan pintu kamar yang ada di lantai dua.
Wadah makanannya pun adalah wadah khusus.
Tempat makanan pun dicuci sendiri di kamar.
Pakaiannya pun dicuci dan dijemur di kamar.
Stres tentunya kata Putri.
Ia setiap hari berdoa agar bisa keluar dan sembuh.
Beruntung kata dia, ada beberapa sahabat dekat yang begitu suport.
Mengirim dia pesan semangat.
Ia juga bersyukur karena di kamar yang menjadi tempat ia isolasi mandiri itu tersedia jendela.
Hal ini cukup membantu Putri dalam melepas kepenatan karena bisa melihat pemandangan.
Angin sepoy-sepoy yangberhembus dari jendela kamar cukup membantu kala ia ingin tidur.
Kini setelah dua bulan dan telah dinyatakan sembuh lewat serangkaian tes, Putri pun berani bercerita ke publik karena ingin mengatakan betapa pentingnya menjaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan.
Ia juga ingin menyampaikan jika covid-19 itu ada dan nyata.
Buktinya dia sendiri merasakannya.
Untuk gelaja yang ia rasakan selama jadi orang yang terpapar Covid-19, ialah diare.
Sekitar seminggu ia mengalami diare.
Baca juga: dr Devi Tanos Bagi Masker Sekaligus Belanja di Pasar Bersehati
Meski tidak meraskan gejala umum seperti demam dan sesak nafas, namun kata Putri ia kehilangan kepekaan indra penciuman dan perasa,” jelasnya.
Menjadi pasien Covid kata Putri menjadikannya berada dalam titik terendah.
Namun beruntung ia memiliki sahabat, kerabat dan keluarga yang begitu suport dan welcome membantunya melawan virus yang tak terlihat virus corona itu.
Ia pun berharap perlakuan yang ia dapatkan dari orang-orang terdekatnya bisa juga dirasakan pasien covid lainnya.
Hal ini karena menurutnya, covid ini bukanlah aib.
Pasien covid itu sistem imunnya akan kuat dan akan bisa melawan virus jika dapat dukungan dari orang sekitarnya.
Tak lupa pula Putri berpesan untuk terus memperhatikan protokol kesehatan.
"Di manapun kalian berada jangan lupa pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak," tutup Putri Julianti Tahir.
Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus corona. tribunmanado.co.id mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak). (Indri Panigoro)
Kunjungi channel Youtube kami: