TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menyampaikan kabar sedih di tengan wabah covid-19.
Jenderal Andika mengungkap hingga saat ini, sudah 21 prajurit dan PNS TNI AD meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Hal tersebuit disampaikan Andika saat memberikan sambutan dalam perayaan HUT ke-42 BPPT
dengan tema "Membangun Ekosistem Inovasi Teknologi untuk Indonesia Maju" di Auditorium Gedung BJ Habibie, Gedung BPPT, Jakarta, Senin (24/8/2020).
"Sampai dengan saat ini Angkatan Darat sudah 21 prajurit, PNS yang meninggal karena Covid," ungkap Andika.
Selain itu, Andika mengungkapkan hingga hari ini telah ada 900-an personel TNI AD, prajurit maupun PNS yang positif Covid-19.
Andika mengatakan hal ini yang membuat TNI AD mencoba meningkatkan fasilitas kesehatan serta alat untuk pengetasan Covid-19.
"Jadi kita memerlukan usaha usaha ekstra dibandingkan hanya bergantung kepada sebuah rencana," kata Andika.
Saat ini, Andika mengatakan sedang berupaya meningkatkan ketersediaan Lab PCR untuk 68 rumah sakit TNI AD yang tersebar di seluruh tanah air.
Menurutnya ketersediaan fasilitas kesehatan serta alat pengetasan Covid-19 sangat dibutuhkan di rumah sakit milik TNI AD,
karena pasien yang dirawat tidak hanya prajurit dan PNS, tapi juga masyarakat sekitar.
"Padahal seluruh Rumah Sakit kami 68 di seluruh Indonesia itu, itu bukannya tidak merawat pasien Covid-19
dan pasien yang dirawat juga bukan hanya prajurit atau PNS," kata Andika.
KSAD Rehab Perumahan Prajurit TNI
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menyambangi markas Batalion Infanteri
403 Wirasada Pratista (Yonif 403/WP) di Sleman, Yogyakarta.
Jenderal Andika ingin jajarannya segera merehabilitasi barak TNI AD di markas Batalion tersebut.
Dengan tujuan, menjamin kehidupan para prajuritnya dan keluarga mereka.
Keinginan itu disampaikan Andika, karena sewaktu meninjau langsung barak di lokasi tersebut, terdapat 70 persen barak berderet
(town house) untuk prajurit yang dinilai tak layak huni karena terlalu sempit.
"Saya ingin direhab, dan (rumah) ini kan luasnya satu ini kan? Tipikal nya kan seperti town house yang sangat sederhana, dindingnya jadi satu dengan tetangga.
"Jadi, menurut saya, dua rumah jadikan satu saja. Sehingga lebih pantas, lebih manusiawi, orang yang tinggal berkeluarga pun lebih
nyaman," ujar Andika dalam video yang dilihat pada akun Youtube TNI AD, Minggu (24/8/2020).
Andika mengatakan pada prinsipnya, rumah tinggal manusia harus manusiawi, terlebih tempat kembali seorang prajurit TNI AD.
"Sebab, prajurit kita itu hidupnya susah," kata dia seperti dikutip dari Antaranews.com.
Andika menambahkan, mungkin dengan rehabilitasi yang dilakukan akan mengurangi jumlah kepala keluarga yang dapat tinggal dalam sederetan rumah yang disediakan.
Namun, yang terpenting, keluarga yang tinggal dalam rumah tersebut tidak hidup susah karena tempat tinggal sempit atau kurang layak huni.
Andika khawatir, kesusahan tersebut dapat berdampak pada kualitas pekerjaan seorang prajurit.
Dalam tinjauannya itu, diketahui bahwa terdapat 29 rumah prajurit yang ditempati 191 kepala keluarga kondisinya sudah dinilai tidak Iayak huni, sehingga harus segera direnovasi.
Andika meminta agar pengerjaan renovasi dilakukan secara serentak dan sebaik mungkin, dengan memperhatikan kelayakan sirkulasi udara, instalasi air dan listrik.
"Dengan kami rehab, tadi (awalnya) ada 191 (kepala keluarga), mungkin akan berkurang.
"Mungkin (jadi) sekitar 150 KK, tetapi masing-masing keluarga lebih pantas, lebih manusiawi lah kami menempatkan mereka sehingga mereka dinasnya pun akan lebih fokus," kata Andika. (WartaKotaLive.com)
Simak videonya:
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KSAD: 21 Prajurit dan PNS TNI AD Meninggal Akibat Covid-19, https://www.tribunnews.com/corona/2020/08/24/ksad-21-prajurit-dan-pns-tni-ad-meninggal-akibat-covid-19