TRIBUNMANADO.CO.ID - Banyak mahasiswa sering menunda-nunda sebuah karya tulis ilmiah guna sebagai syarat kelulusan itu.
Padahal sebagai seorang mahasiswa, skripsi sudah dibebankan bagi mereka ketika beranjak semester delapan.
Mereka harus menyelesaikan skripsi sebelum menginjak semester 14 atau secara otomatis Perguruan Tinggi akan men-drop out (DO) mahasiswa tersebut.
Rasa malas tampaknya dialami oleh mahasiswa satu ini, hingga dirinya tak menyadari bahwa dosen pemimbingnya telah memasuki masa pensiun.
Julian merupakan mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi yang sedang melaksanakan tugas akhir.
Dalam Twitter-nya @ibrgdrgnxhlm, Rabu (5/8/2020), ia mengungkapkan bahwa sudah lama tidak melakukan bimbingan dengan dosen pembiming skripsinya.
Dalam sebuah tangkapan layar pesan WhatsApp yang dibagikannya, ia bermaksud untuk melanjutkan bimbingan sikripsi yang sempat tertunda.
Dalam pesan itu, ia menyampaikan bahwa dirinya telah melakukan revisi dan sudah dikirim melalui alamat E-Mail dosennya itu.
Ia pun meminta sang dosen agar mengecek dan memeriksa hasil revisian skripsinya tersebut.
"Assalamulaikum.wr.wb, Pak. Mohon maaf menganggu waktunya. Saya sudah email revisian saya ke email Bapak. Mohon dicek Pak. Terima kasih wassalam," bunyi pesan WhatsApp yang dikirim Julian.
25 menit kemudian, dosen yang bernama Abdul Qodir pun membalas pesan dari Julian.
Alih-alih mengecek E-mail Julian, Abdul Qodir malah membalas bahwa dirinya telah pensiun pada 1 Juli 2020 lalu.
Abdul meminta kepada Julian agar segera melapor kepada Kepala Porgram Studi (Prodi) untuk mendapat dosen pembimbing baru.
“Waalaikumsalam wr wb. Maaf Julian, sejak 1 Juli 2020 saya sudah pensiun. Oleh sebab itu tidak bisa lagi membimbing saudara dan agar Julian melapor ke Ka. Prodi. Terima kasih Wassalam. Abdul Qodir,” balas Abdul.
Julian tak mengetahui bahwa dosen pemimbing skripsinya sudah pensiun sejak 1 Juli 2020 lalu.