Penyakit DBD

Tidak Selalu Harus Dirawat di Rumah Sakit, Berikut Obat Penyakit DBD

Editor: Isvara Savitri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi nyamuk DBD

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tidak ada perbedaan gejala penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak. 

Mereka yang menderita DBD biasanya akan merasakan kondisi, sebagai berikut:

  • Demam selama 2 – 7 hari
  • Suhu tubuh cenderung tinggi, berkisar 39 – 40 derajat celcius
  • Mual
  • Muntah
  • Nyeri atau ngilu sendi
  • Sakit kepala
  • Kadang muncul ruam kemerahan di kulit
  • Batuk dan pilek, namun jarang

dr. Arifianto, Sp.A dan dr. Nurul I. Hariadi, FAAP, dalam buku mereka berjudul Berteman dengan Demam (2017), menerangkan penderita DBD tak harus dirawat di rumah sakit (RS).

Ketika ada anak atau orang dewasa dengan kecurigaan sakit DBD masih dapat makan atau minum dan bisa buang air kecil minimal 6 jam sekali, mereka bisa dikatakan belum mengalami dehidrasi dan dapat dipantu di rumah.

Namun, apabila tidak mau makan dan minum sehngga berisiko mengalami dehidrasi, anak atau orang dewasa dengan kecurigaan sakit DBD itu lebih baik segera diantar ke RS.

Obat Penderita DBD

Lebih lanjut, Arifianto dkk., menjelaskan soal obat untuk penderita DBD.

Menurut mereka, prinsip pengobatan infeksi virus dengue hanyalah pemberian cairan yang cukup.

Oleh sebab itu, ketika dirawat di RS, pasien DBD akan diberikan cairan infus.

Mereka juga akan dipantau tanda vitalnya secara rutin dan keluar masuknya cairan tubuh sampai kondisinya membaik dengan sendirinya.

Ketika terserang DBD, seseorang akan mengalami peningkatan nilai hematokrit, di mana cairan tubuh merembes keluar dari pembuluh darah menuju rongga-rongga tubuh di sekitarnya.

Ketika cairan tubuh keluar ke rongga pleura (selaput pembungkus paru-paru) dan rongga peritoneum (lapisan di perut di luar usus dan organ perut lainnya, otomatis tubuh relatif akan kekurangan cairan.

Maka dari itu, pemberian cairan baik lewat mulut maupun infus menjadi terapi utama mengobati DBD.

Arifianto dkk. menerangkan penyakit DBD menjadi bahaya hingga dapat mematikan jika perembesan cairan tubuh yang dinamakan kebocoran plasma berlangsung masif dan tidak diimbangi masuknya air.

“Hal ini dapat menyebabkan kondisi syok, yaitu tubuh kekurangan oksigen di banyak selnya,” tulis mereka.

Halaman
12

Berita Terkini