BUMN

Selain Ari Askhara, Erick Thohir Siap Berantas Direksi yang Ikut Berulah di BUMN Garuda Indonesia

Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dirut Utama Garuda Indonesia Ari Askhara dan Menteri BUMN Erick Thohir

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus penyeludupan Moge dan sepeda Brompton di pesawat Garuda Indonesia masih berlanjut setelah Direktur Utama Ari Askhara dipecat dari jabatannya.

Menteri BUMN, Erick Thohir, masih terus menyelidiki kasus penyelundupan yang dilakukan oleh Ari Askhara, Direktur Utama nonaktif PT Garuda Indonesia.

Seperti yang ramai diberitakan, Ari Askhara dicopot setelah menyelundupkan Harley Davidson dan sepeda lipat mewah Brompton.

Namun ternyata keputusan yang dilakukan oleh Erick Thohir ini masih berlanjut.

Pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus penyelundupan ini.

Erick Thohir juga menduga ada bantuan direksi lain terkait kasus penyelundupan yang dilakukan Ari Askhara.

Terkuaknya kasus penyelundupan yang menyeret nama Ari Askhara ini juga mengungkap fakta lain.

Sederet kebijakan aneh yang dibuat oleh Ari Askhara pun diungkap ke publik.

Deretan kebijakan tersebut juga dinilai memberatkan para karyawan.

Erick Thohir pun berjanji akan mengusut tuntas kasus ini.

Menteri BUMN tersebut bahkan tak ragu untuk mencopot semua pejabat Garuda Indonesia yang terlibat kasus ini.

"Kalau memang kotor, ya kita bongkarlah. Ini kan amanah," ujar Erick Thohir seusai peresmian Jalan Tol Kunciran-Serpong di Tangerang Selatan, Jumat (6/12/2019).

"Pak Presiden sudah buat statement yang cukup terbuka bahwa bongkar total manajemen BUMN selama itu tidak benar," kata Erick.

Erick Thohir menduga masalah penyelundupan yang dilakukan Ari Askhara melibatkan direksi lain.

Indikasinya terlihat dari keikutsertaan empat direksi dalam penerbangan pesawat Garuda Indonesia yang baru dipesan dari pabrik Airbus di Perancis itu.

Erick Thohir kecewa karena apa yang dilakukan Ari Askhara tampak seperti tindakan penyelundupan yang terencana dan sistematis.

"Karena yang sedih ini dilakukan sistemik. Dalam arti dirutnya ada kerja sama ini itu terus, bukan individu," kata Erick.

"Bahkan pesawat saja dipakai yang notabene masih uang negara (fasilitas negara). Masuk ke hanggar, ya itu kan sudah skenario," ujarnya.

Erick mengaku akan melakukan pertemuan dengan para komisaris PT Garuda Indonesia untuk menyelidiki oknum lain yang terlibat.

Dia memastikan tidak akan ragu-ragu merombak manajemen atau jajaran direksi PT Garuda Indonesia jika memang ditemukan indikasi melanggar tata kelola perusahaan yang baik.

"Tidak masalah kalau ganti total, kalau memang itikad tidak baik, ya ganti total," ujar Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 ini.

Namun, Erick memastikan akan mengikuti prosedur yang berlaku pada perusahaan terbuka dalam melakukan pendalaman kasus ini.

"Prosesnya karena (perusahaan) terbuka harus seperti itu. Saya tidak mau juga ada pesan yang salah yakni seakan-akan pemerintah mengintervensi atau masuk di segi korporasi, apalagi (perusahaan) yang terbuka," ujarnya. (Kompas.com/TribunNewsmaker.com)

Sumber Kompas.com

 Pihak IKAGI membongkar sejumlah manuver janggal Ari Askhara sejak awal menjabat Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia.

Sederet keanehan Ari Askhara semasa menjabat Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia.

Bahkan, Ari Askhara tampak mencurigakan dan disebut merugikan awak kabin.

Saat berbicara di program Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Kamis (6/12/2019), ia mengungkapkan keanehan tersebut.

Zaenal membeberkan bahwa posisi karyawan yang sudah lama menjabat di suatu tempat dan memberikan performa terbaik dapat dengan mudah dirotasi atau dirolling.

Padahal sebenarnya ada aturan tersendiri ketika menempatkan seseorang di jabatan tertentu dan harus dilihat kapasitasnya.

"Begitu juga dengan kami di awak kabin, itu dengan mudahnya mengantikan seseorang untuk menjabat di anak perusahaan," beber Zaenal.

Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara (www.garuda-indonesia.com)

Selain itu, ia menjelaskan ada seorang pekerja yang bukan tidak tahu urusan unit lain, namun ditempatkan di unit tersebut.

"Contoh teman-teman kami yang tidak tau tentang persoalan catering itu ditunjuk di caterring, menjadi VP di ACS (Aerowisata Catering Services)," ungkapnya.

Keanehan lainnya, disebutkan Zaenal yakni terkait beberapa peraturan yang janggal dan tidak sesuai dengan aturan sebelumnya.

"Contoh ketika ada di satu sharing session, teman usianya sudah 36 tahun kemudian ia meminta kepada pak ari untuk dilanjutkan pegawainya menjadi 46, itu pada hari itu juga menjadi 46," ungkap Zaenal.

"Itu dari awal sesuatu yang aneh bagi kami," terangnya.

Lebih lanjut, Zaenal merasa hak berserikat dan berorganisasinya diabaikan sejak awal kepemimpinan Ari Ashkara.

"Sejak 2018 pada saat kepemimpinan beliau, di bulan juli kami meminta untuk perundingan, PKB perjanjian kerjasama itu diabaikan mereka," bebernya.

Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara di Jakarta, Selasa (15/1/2019). ((KOMPAS.com/AKHDI MARTIN PRATAMA))

Sementara itu, dilansir Kompas.com, Ari Askara dikatakan Zaenal juga telah mengubah rute penerbangan Jakarta-Amsterdam menjadi Bali-Medan-Amsterdam yang mengakibatkan awak kabin harus bekarja lebih lama.

"Tentang pengalihan rute, itu merugikan awak kami karena perjalanan lebih panjang sehingga jam kerja kami melebihi batas wajar. Itu malah hampir 19 jam lebih perjalanan kita," kata Zaenal Muttaqin di Jakarta, Jumat (6/12/2019).

Kendati demikian, Zaenal mengaku tidak tahu-menahu alasan Ari Askhara mengalihkan rute tersebut.

Sebagai awak kabin, pihaknya hanya mematuhi apa yang diucapkan oleh Ari Askhara selama dirinya memimpin perusahaan pelat merah itu.

"Jadi saya juga enggak tahu kenapa, kenapa dialihkan penerbangan jadi Denpasar ke Kualanamu dan baru ke Amsterdam. Saya tidak tahu seperti apa, apa alasan Pak Ari yang mendasar sehingga melakukan pengalihan," ungkap dia.

Sementara itu dikesempatan yang sama Mantan Sekretaris BUMN Said Didu menilai rekam jejak Ari Askhara.

Menurutnya ada sesuatu hal yang janggal dari perjalanan karir Dirut Garuda yang menjabat sejak 2018 itu.

"Dalam waktu 4 tahun dia lima kali pindah menjadi direksi dan terakhir menjadi dirut, rata-rata hanya 8 bulan. Jadi menurut saya orang ini agak diistimewakan oleh menteri sebelumnya," ungkap Said Didu saat berbicara di program Sapa Indonesia Malam, Jumat (6/12/2019).

• Susi Pudjiastuti Gantikan Ari Askhara Sebagai Dirut Garuda Indonesia? Diusulkan Sejumlah Pihak

Menurut Said Didu, kasus ini merupakan puncak gunung es, dan masih banyak orang-orang yang diistimewakan seperti Ari Askhara di BUMN lainnya.

"Saya senang pak Ercik Thohir melakukan contoh, karena ini puncak gunung es, saya yakini betul bahwa hal-hal seperti Ari Ari di tempat lain, di BUMN lain juga ada, yang agak istimewa," terang Said Didu.

Menurutnya, ini waktu yang tepat untuk Erick Thohir membersihkan orang-orang penikmat jabatan di BUMN, sehingga kedepannya BUMN kembali profesional.

"Jadi saatnya Pak Erick Thohir ini membersihkan para penikmat jabatan, membersihkan orang-orang yang ada 'bekingan' kuat, sehingga BUMN kembali profesional," terangnya.

Said Didu menyebut, lima tahun belakangan kantor Kementerian BUMN bagaikan event organizer.

"Ya tiap minggu menteri harus bersama dirut, datang ke daerah selfie-selfie hampir tiap minggu, ulang tahun BUMN hampir tiap hari, itu saja yang dilakukan."

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN 2005-2010, Said Didu bersaksi untuk kubu pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam sidang ketiga Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2019) malam. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews.com/Jeprima)

Menurutnya, apa yang sedang dihadapi oleh Erick Thohir saat ini seperti panen persoalan dan membersihkan piring-piring kotor.

"Akhirnya Pak Ercik panen persoalan, ada lima persoalan yang sedang dipanen."

"Jadi sedang mencuci piring Pak Erick Thohir, membersihkan orang-orang yang salah seleksi, kedua hutang BUMN yang bertambah lebih dari 3000 Trliliun, Casflow BUMN, BUMN rugi dan penugasan BUMN," jelas Said Didu.

Diberitakan sebelumnya,Menteri Erick Thohir telah mencopot Ari Askhara dari jabatan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia karena menyelundupkan Harley Davidson dan sepeda Brompton ini di pesawat Garuda GA 9721 Tipe Air Bus A300-900.

Erick mengungkapkan, pihaknya akan melihat lagi lebih dalam siapa saja oknum lain yang tersangkut dalam penyelundupan.

"Kita proses secara tuntas apalagi ada kerugian negara, tidak hanya perdata juga pidana," katanya, saat konferensi pers di Kantor Kemeneterian Keuangan, Kamis (5/12/2019) dikutip Tribunnews.com.

(Tribunnews.com/Tio) (Kompas.com/Fika Nurul)

Berita Terkini