Baca tanpa iklan
TRIBUNMANADO.CO.ID - Wafatnya Bahtiar Effendy selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah menimbulkan rasa kehilangan yang mendalam bagi warga Muhammadiyah dan juga rakyat Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Utara (Sulut).
"Meninggalnya Bapak Bahtiar Effendy memberikan rasa kehilangan bagi Indonesia khususnya warga Muhammadiyah," kata Sudarwin Jusuf Tompunu SIP, Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulut, Kamis (21/11/2019).
Hal ini dikarenakan Bahtiar Effendy merupakan sebagai Guru Besar di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.
"Beliau selain tenaga pendidik, almarhum dulunya juga penulis yang produktif," jelasnya.
Melalui tulisan-tulisan almarhum Bahtiar Effendy, banyak anak-anak bangsa termasuk para tokoh politik mengambil cara berfikirnya mengenai kepolitikan.
Ia mengaku hal-hal seperti itulah yang paling menonjol dari sosok Bahtiar Effendy.
"Saya mengenang dulu saat bertemu beliau waktu pengajian pusat pimpinan Muhammadiyah tahun 2017 saat pilkada DKI, pada saat itu beliau mengasih wejangan mengenai nomenklatur bernegara," tuturnya.
Hasil pertemuan itu penting sekali karena kebisingan-kebisingan di luar itu terjadi salah tafsir mengenai Pancasila.
"Misalnya sila Ketuhanan itu merupakan kasalehan sosial bukan kajian agama atau kajian fikih," tambahnya.
Tetapi Ketuhanan di dalam pengertian itu bagaimana bernegara dan kesalehan sosial dan kepribadian makhluk bertuhan dalam hal ini manusia.
"Saya kira itu penting sekali pikiran-pikiran seperti itu karena sesungguhnya belum pernah ada," pungkasnya.
(Tribunmanado.co.id/Dewangga Ardhiananta)
BERITA TERPOPULER :
• Ibu Guru Sudah Bersuami, tapi Siswa SMA Tetap Cinta, Ini Yang Terjadi
• Satu Pasangan Unik Diamankan Sat Pol PP, Nenek 60 Tahun: Itu Pacar Saya dan Tidak Ada Yang Salah
• BREAKING NEWS Pria di Manado Tikam Istri dan Siswa SMA Setelah Pergoki Keduanya Berciuman di Kuburan
TONTON JUGA :