NEWS

Unjuk Rasa Kembali Terjadi, Berujung Kericuhan dan Saling Lempar Batu Lebih Dari Satu Jam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana saat aksi saling dorong antara ribuan massa dan aparat kepolisian di depan Gedung DPRD Pamekasan, Jumat (27/9/2019).

TRIBUNMANADO.CO.ID - Hari ini Jumat (27/09/2019), kembali digelar aksi unjuk rasa di depan kantor wakil rakyat. Unjuk rasa terjadi di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan.

Pada aksi unjuk rasa ini tidak ikut terlibat tidak hanya mahasiswa melainkan ada pelajar dan masyarakat umum. Jumlahnya mencapai ribuan orang.

Aksi ini kemudian berujung kericuhan dan diwarnai aksi lempar batu. Aksi lempar batu itu terjadi lantaran semua massa tidak diperbolehkan masuk ke dalam Kantor DPRD Pamekasan untuk melakukan mediasi dan audiensi.

Sebelum aksi lempar batu dan kericuhan terjadi, sempat dilakukan mediasi antara perwakilan dari orator aksi dan pihak kepolisian serta anggota DPRD Pamekasan.

Awalnya, dari pihak anggota DPRD Pamekasan menyepakati dan membatasi hanya lima perwakilan orang saja yang boleh masuk ke dalam ruang DPRD Pamekasan.

Tujuannya agar diskusi dan tuntutan yang akan disampaikan lebih kondusif.

Namun dari ribuan massa itu menolak, mereka tetap bersikukuh dan meminta agar semua ribuan massa yang ikut demonstari bisa masuk ke dalam Kantor DPRD Pamekasan.

Baca: Pria Ini Terus Menangis Memanggil Istri, Anak dan Cucunya Yang Meninggal Dunia Karena Keracunan Ikan

Baca: Satu Lagi Mahasiswa Yang Dikabarkan Meninggal Dunia Setelah Demo di Depan Gedung DPRD

Baca: Ramalan Zodiak Besok Sabtu 28 September 2019: Aquarius Emosional, Pisces Lupakan Masa Lalu

Facebook Tribun Manado :

Salah satu orator aksi yang mengenakan almamater biru tua mengatakan, kantor DPRD Pamekasan dibangun oleh uang rakyat dan seharusnya semua massa dibolehkan masuk ke dalam untuk menengok rumahnya sendiri.

"Ingat pak gedung ini dibangun memakai uang rakyat. Masak cuma lima orang yang boleh masuk ke dalam," teriaknya melalui pengeras suara.

Salah satu anggota DPRD yang saat itu menemui ribuan massa, Moh Sahur mengatakan tidak akan muat jika semua massa masuk ke dalam.

Serta diskusi tidak akan berlangsung dengan secara kondusif.

"Kami tahu kalau Kantor ini dibangun pakai uang rakyat. Tapi mari cari solusi yang baik cukup lima perwakilan saja yang masuk ke dalam untuk menyampaikan tuntutannya," katanya.

Massa semakin gaduh, lalu salah satu orator aksi berteriak 'Reformasi' dan sesaat kemudian terjadi aksi saling dorong antara ribuan massa dan aparat kepolisian.

Kericuhan semakin tidak terkontrol ketika mobil water canon mulai dikeluarkan dari samping kantor DPRD Pamekasan dan langsung menyemprotkan air.

Baca: Presiden Jokowi Katakan Penembak Mahasiswa UHO Belum Diketahui

Baca: Pasca Unjuk Rasa, Mahasiswa Ini Mengaku Hampir Diculik oleh 10 Orang Tak Dikenal di Kampus

Baca: Kabar Terbaru, Sebelum Ditemukan Gantung Diri, Briptu Nofrianto Mona Sempat Bakar Kamar Pacar

Instagram Tribun Manado :

Massa langsung berhamburan dan aksi lempar batu pun terjadi.

Kemudian, pasukan dari Brimob keluar dengan membawa pentungan dan tameng sambil mengejar massa yang melakukan pelemparan.

Tapi tetap ribuan massa masih melawan dan aksi lempar batu semakin menjadi.

Seketika personel dari Satshabara menembakkan gas air mata ke sejumlah ribuan massa yang terus melakukan pelemparan batu ke arah aparat kepolisian dan Kantor DPRD Pamekasan.

Untuk menghindari kericuhan dan aksi lempar batu kembali, akhirnya pasukan Brimob melakukan blokade di gedung Pemkab Pamekasan.

Kericuhan dan aksi lempar batu berlangsung sekitar kurang lebih satu jam dan dengan sendirinya ribuan massa itu membubarkan diri karena dari pasukan Brimob melakukan pengejaran. Namun, dari pengejaran itu tidak ada satu orang pun yang diamankan. (*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Aksi Ribuan Massa Tolak UU KPK di DPRD Pamekasan Ricuh dan Diwarnai Aksi Lempar Batu

Subscribe YouTube Channel Tribun Manado :

Berita Terkini