TRIBUNMANADO.CO.ID - Dua jenderal berkantor di Papua. Hal itu dilakukan pasca-kerusuhan unjuk rasa berujung anarkis yang terjadi di Papua dan Papua Barat.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berkantor di Jayapura, Papua.
Kapolri dan Panglima kemudian mengambil langkah cepat dengan mengirim personel gabungan ke Papua.
“Ini sudah hari kedua saya dan Panglima di Papua dan Papua Barat. Kita sudah bertemu beberapa kepala daerah di Manokwari.
Hasil kesimpulaan situasi di Papua Barat sangat terkendali, masih ada unjuk rasa kecil tapi dapat dikendalikan.
Kemudian situasinya sudah mulai normal penuh baik aktivitas pemerintah, masyarakat maupun ekonomi,” kata Kapolri di Jayapura, Rabu (4/9/2019).
Berikut ini fakta selengkapnya:
Baca: Simak Ini, Minum Teh Manis Hangat di Pagi Hari Bisa Membuat Gigi Menjadi Rusak, Dampak Lainnya
Baca: Oknum Guru Dipolisikan Karena Melakukan Perbuatan Tidak Senonoh Kepada Lima Siswa, Ada Yang Pindah
Baca: ZODIAK Hari Ini Jumat 6 September 2019, Virgo Memimpin Dengan Berkualitas dan Pisces Berjaya
Facebook Tribun Manado :
Baca: Remaja Ini Dipaksa Berhubungan Oleh Tiga Pria, Karena Melawan Dia Pun Dibacok Beberapa Kali
Baca: Ini Kata Presiden Joko Widodo Mengenai Mobil Kepresidenan Yang Mogok 10 Kali
Baca: Suami Aniaya Istrinya Karena Ajakan ke Pasar, Dia Menggunakan Besi, Memukul ke Arah Leher
Instagram Tribun Manado :
1. Kirim 8.000 personel gabungan ke Papua
Tito Karnavian mengungkapkan, terdapat 8.000 personel, terdiri dari TNI dan Polri untuk menjaga kedamaian tanah Papua meliputi Provinsi Papua dan Papua Barat, pasca-unjuk rasa berujung anarkistis.
Ia mengklaim, kehadiran ribuan personel di Papua merupakan salah satu langkah untuk membuat situasi kembali normal dengan cepat.
“Kenapa situasi cepat kembali normal? Saat ini sudah ada 6.000 personel dari Polri dan TNI di Jayapura. Sedangkan di Manokwari ada 2000 personel,” ujarnya.
2. Beri jaminan keamanan
Tito menegaskan, pasukan yang saat ini jumlahnya cukup besar di tanah Papua merupakan langkah cepat yang harus dilakukan aparat keamanan untuk memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat.
“Tugas aparat keamanan di sini untuk memberikan jaminan rasa aman bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, kata Tito, aparat keamanan juga akan diploting ke sejumlah lokasi objek vital yang ada di Jayapura.
“Kami setting pasukan itu dititik-titik yang kami anggap perlu diamankan, seperti obyek vital, sentra sentra ekonomi kemudian pusat-pusat masyarakat yang mungkin berpotensi konflik dipertebal,” jelasnya.
3. Akan dilakukan evaluasi
Ditambahkan Tito, penempatan personel masih akan di evaluasi, sesuai dengan kebutuhan.
“Nanti kami bersama Panglima akan lakukan evaluasi. Lalu Kapolda dan Pangdam akan menjelaskan setting pasukannya dan kita lakukan koreksi ramai-ramai, agar kita tau di mana yang masih kurang pengamanan,” tandasnya.
“Pasukan ini bukan kita simpan di markas. Tapi untuk digelar ke sejumlah lokasi".
"Tujuannya juga untuk memberikan efek kejut, sekaligus menyampaikan kepada masyarakat, bahwa negara hadir ditengah-tengah mereka,” sambung Tito yang pernah bertugas sebagai Kapolda Papua.
4. Kehilangan kepercayaan publik
Kapolri mengatakan, aksi unjuk rasa berujung anarkistis beberapa waktu lalu di beberapa tempat di Papua, sempat membuat kepercayaan publik terhadap efektifitas keamanan berkurang/negara terkesan tak hadir saat untuk rasa berujung huru-hara.
"Nah, ini yang menjadi tugas kita sekarang, yang harus kita bangkitkan yakni semangat dan kepercayaan publik, bahwa keamanan dijamin oleh negara, itu yang paling penting dulu,” katanya.
Tito menegaskan, masyarakat harus kembali percaya bahwa situasi sudah dijamin keamanannya oleh aparat TNI dan Polri.
“Kemudian masyarakat merasa sudah nyaman. Lalu pemerintah hadir melalui pemda mendekati masyarakat dan kemudian melakukan dialog-dialog yang menyejukkan,” katanya.
5. Cek kesiapan pasukan Panglima TNI
Tito mengunkapkan, kehadirannya bersama Panglima TNI di Jayapura untuk mengecek langsung penempatan pasukan apakah sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
“Tugas kami dan panglima datang ke sini adalah untuk mengecek setting-setting pasukan itu, keberadaan pasukan di sini betul-betul efektif atau belum,” paparnya.
Ia menambahkan, apabila melihat pasukan sepeda motor kurang, nanti polri akan turunkan.
“Akan dikirim puluhan sepeda motor trail nanti mereka akan patroli, kemudian double cabin juga disiapkan, truk juga".
"Mereka akan banyak yang mutar-mutar, bukan untuk menakut-nakuti masyarakat, tapi memberikan rasa aman bagi masyarakat,” katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul 5 Fakta Kapolri dan Panglima TNI Berkantor di Jayapura, Kirim 8.000 Personel Gabungan ke Papua
Subscribe Youtube Channel Tribun Manado :