Laporan Wartawan Tribun Manado, Nielton Durado
TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG - Bukan hanya warga Desa Bajo, Kabupaten Minahasa Selatan yang antusias memungut sampah plastik.
Di acara Aksi Bersih Pantai, Sabtu (27/7/2019).
Namun TNI dan Polri juga tak mau ketinggalan.
Seperti Danramil Tumpaan Pelda Alex Wowiling yang turun dan ikut memungut sampah plastik di pantai Bajo.
"Ini tugas kami sebagai TNI, jadi kalau di tengah masyarakat ada kegiatan maka kami siap bantu," ucapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Kapolsek Tatapaan-Tumpaan, Iptu Dwi Galih.
Menurutnya kegiatan ini wajib dilakukan rutin terutama di masyarakat Minsel.
"Kalau perlu jangan cuma di Desa Bajo. Adakan juga di pusat kota Amurang, karena kebanyakan sampah disini berasal dari sana," ungkap dia.
Ia berharap kepedulian ini ikut tertular kepada pemerintah setempat.
"Kegiatan yang baik seperti ini harus menjadi contoh bagi instansi lainnya," tegas dia.
Masyarakat Antusias Angkat Sampah Plastik
Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Manado menyambangi Desa Bajo, Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sabtu (27/7/2019).
Kedatangan mereka bertujuan untuk membersihkan Pantai Desa Bajo, yang sangat tercemar dengan sampah plastik.
Namun cara membersihkan sampah plastik yang dilakukan BKIPM Manado sangat unik.
Mereka mengadakan lomba angkut sampah plastik, yang diikuti oleh 3 dusun di Desa Bajo.
Kepala BKIPM Manado, M. Hatta Arisandi menamakan kegiatan ini 'Aksi Bersih Pantai'.
Menurutnya Aksi Bersih Pantai ini adalah salah satu rangkaian dari penutupan Bulan Bakti KIPM Gerakan Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina (Gemasatukata) 2019.
"Kami ingin masyarakat di Desa Bajo sadar bahaya tentang membuang sampah plastik ke laut.
Karena dampaknya akan kembali pada tubuh kita, makanya kegiatan seperti ini diperlukan," ujarnya.
Ia menambahkan jika masyarakat sering membuang sampah plastik.
Maka nantinya akan di makan oleh ikan, dan menjadi mikroplastik.
"Ketika kita mengkonsumsi ikan yang mengandung mikroplastik, maka akan beresiko kanker, dan itu adalah ulah kita sendiri," tegasnya.
Meski begitu, Hatta mengaku antusias masyarakat sangatlah luar biasa dalam Aksi Bersih Pantai ini.
"Semuanya antusias, dan ini patut di apresiasi," ungkapnya.
Sementara itu, Hukum Tua Desa Bajo, Kaharudin Papeo mengapresiasi kegiatan ini.
"Masyarakat disini masih sangat awam. Jadi perlu terus diingatkan tentang hal seperti ini.
Saya berterima kasih atas kepedulian dari BKIPM Manado pada masyarakat kami," tegasnya.
Angkut Sampah Plastik di Bawah Pohon Mangrove
Laju langkah kaki Widya terhenti ketika menatap ke arah pepohonan mangrove, Sabtu (27/7/2019) di Desa Bajo, Kecamatan Tatapaan, Minahasa Selatan (Minsel), Provinsi Sulut.
Dengan susah payah, wanita paruh baya ini menembus akar pohon mangrove untuk mengambil sampah tersebut.
Bukan hanya botol plastik, pembungkus deterjen pun nampak berserakan di bawah rindangnya pohon mangrove itu.
"Ini buat ikut lomba di acara Aksi Bersih Pantai," ujar Widya sewaktu memunggut sampai.
Widya adalah satu dari sekian banyak masyarakat yang ikut kegiatan Aksi Bersih Pantai.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Manado.
Kali ini masyarakat desa Bajo adalah sasarannya.
"Belum pernah ada lomba seperti ini sebelumnya.
Makanya kami sangat antusias ikut kegiatan ini," ungkapnya.
Ibu dua anak itu mengaku, mengumpulkan sampah karena ingin membeli susu untuk anaknya.
"Kami ada beberapa orang dari dusun II yang ikut lomba ini.
Nanti kalo juara uangnya akan dibagi," aku dirinya.
Dirinya berpesan, agar kegiatan seperti ini bisa dilakukan oleh pemerintah kabupaten maupun dinas terkait di Minsel.
"Karena dengan menukar sampah dengan uang, maka masyarakat akan lebih terpacu lagi.
Sekarang ini masyarakat malas mengangkat sampah karena tak ada nilai ekonomis, tapi jika dibeli pasti banyak yang mau cari," aku dia.
Sementara itu, Kepala BKIPM Manado, M. Hatta Arisandi mengaku ini adalah kegiatan terakhir yang dilakukan pihaknya.
Dalam rangka memeriahkan Bulan Bakti KIPM Gerakan Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina (Gemasatukata) 2019.
"Ini kegiatan terakhir kami dalam rangka Bulan Bakti Gemasatukata 2019. Sudah banyak sekali rangkaian kegiatan yang kami lakukan dalam satu bulan ini," aku dia.
Dirinya juga meminta agar masyarakat tidak lagi membuang sampah ke laut.
Dikarenakan dampaknya akan kembali kepada diri kita.
"Sampah plastik ketika berada di laut itu seperti ubur-ubur. Ini jika dimakan ikan, dan kita mengkonsumsi ikan ini, maka banyak penyakit akan menyerang tubuh kita. Salah satunya kanker," ungkap Hatta.
Tak lupa Hatta memberikan apresiasinya kepada panitia yang sukses menyelenggarakan kegiatan ini.
"Semoga tahun yang akan datang bisa lebih meriah lagi," pungkasnya. (nie)