TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Gunung Tangkubanparahu yang berada di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami erupsi, Jumat (26/7) sekitar pukul 15.48 WIB. Pantauan Tribun pintu masuk di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkubanparahu pun telah ditutup pihak pengelola. Sementara aparat kepolisian, TNI serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berjaga di sekitar pintu masuk tersebut.
Masyarakat termasuk wartawan belum bisa memantau lokasi Kawah Ratu yang mengalami erupsi, meskipun saat ini atau sekitar pukul 17.30 WIB kondisinya dinilai sudah mulai normal.
Kapolsek Lembang, Kompol Sutarman, mengatakan, saat kejadian erupsi itu semua pengunjung dan pedagang sudah dievakuasi agar tidak menyebabkan banyaknya korban akibat kejadian tersebut.
Baca: Amnesty Internasional Bawa Kasus Novel ke Kongres AS: Begini Tanggapan Polri
"Memang untuk abu sangat tebal, untuk korban tadi ada dua orang yang dibawa ke Klinik Sespimpol. Saat ini kondisinya sedang dicek apakah karena sesak akibat abu atau karena apa, nanti akan disampaikan," ujarnya.
Saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan petugas di pos pemantauan untuk memastikan kondisi gunung tersebut, namun pihaknya memastikan pengunjung di Kawah Ratu sudah steril. "Saat evakuasi, pengunjung sangat proaktif saat ada imbauan mereka langsung meninggalkan lokasi, sehingga saat ini di atas sudah steril," katanya.
Berdasarakan pengamatan visual Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak ± 2.284 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi ± 5 menit 30 detik.
Seorang pedagang di Gunung Tangkuban Parahu bernama Hendrik sempat bercerita detik-detik erupsi. Menurutnya, saat itu dirinya merasakan panik usai membereskan lapak dagangannya karena sudah sore hari.
Baca: KABAR TERBARU, Pelaku Kasus Polisi Tembak Polisi Brigadir Rangga Tianto Awalnya Sebagai Korban
Ia pun sempat lari tunggang langgang saat erupsi terjadi. Hendrik sempat melihat juga suasana kepanikan di kawasan Gunung Tangkuban Parahu. "Kita panik jadi semrawut, warga enggak beraturan, dagangan ditinggal, ada yang cari anaknya, pokoknya panik semua," ujar Hendrik.
Menurut pengakuan Hendrik setidaknya ada puluhan pedagang di kawasan Tangkuban Parahu yang dilarikan ke Klinik Kesehatan Sespimpol Lembang. "Saya enggak tahu persis ada berapa tapi banyak, mungkin puluhan. Ada yang kena abu, sesak ada yang jatuh," ujarnya.
Hujan Abu di Lembang
Akibat erupsi itu, abu vulkanik Tangkuban Parahu tersebar ke sejumlah daerah di sekitar. Di kawasan Lembang saat sore hari suasananya sudah gelap karena abu vulkanik berguguran. "Disini gelap, kaya berkabut. Mobil juga kena abu, " ujar Thomas seorang warga Jakarta yang kebetulan sedang menghadiri sebuah acara di Lembang.
Menurut Thomas, ia menginap di sebuah hotel yang pemandangan dari kamarnya terlihat sangat jelas Gunung Tangkuban Parahu. "Tadi jelang sore baru saja ngobrol soal Tangkuban Parahu eh tahunya erupsi," ujarnya.
Saat erupsi kata Thomas dirinya langsung keluar dari hotel. Ia mengaku takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Lagi keluar hotel dulu, takut," ujarnya. Sementara itu, Plh. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB ýAgus Wibowoý mengatakan bahwa Pemerintah daerah setempat telah menutup Kawasan Wisata Gunung Tangkuban Parahu pukul 15.48 WIB. Berdasarkan Pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) jatuhan abu vulkanik mencapai radius 1 - 2 km.
"Distribusi abu teramati Di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat mendapatkan informasi dari warga di Kecamatan Cisarua bahwa abu mengarah ke sana. Sedangkan laporan dari BPBD, abu erupsi tidak terlihat dari kantor BPBD Bandung Barat yang berjarak 17 - 20 km dari gunung," kata Agus.
Ia mengatakan Pascaerupsi Gunung Tangkuban Parahu, Badan Geologi mengeluakan peringatan bahaya bagi pesawat yang melintas di sekitar wilayah gunung atau Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA). Notifikasi VONA berwarna oranye mengindikasikan lontaran abu masih berada di bawah 1.000 kaki. Level ini dapat membahayakan penerbangan.
"VONA juga menyebutkan distribusi abu vulkanik mengarah ke timur laut dan selatan," katanya.
Baca: Kongres PDIP di Bali Disebut Bakal Dihadiri Prabowo, Ini Komentar Wakil Ketua Umum Gerindra
Menurutnya, terkait dengan fenomena erupsi ini, PVMBG sedang mengevaluasi status Gunung Tangkuban Parahu yang berada pada level I (Normal). Pada status ini, PVMBG merekomendasikan sebagai masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas dan tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu, serta ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.
"Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas," ujar Agus.
Kepala Bagian Manajemen Krisis Kepariwisataan Kementerian Pariwisata Herry Rachmat Widjaja memastikan obyek wisata sudah steril, area yang terdampak erupsi tidak dapat diakses pengunjung. “Daerah wisata telah ditutup dan wisatawan telah dievakuasi. Tim PVMBG terus mengevaluasi status gunung dan melalukan pemantauan lebih lanjut,” katanya.
Waspadai Letusan Freatik
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas. Masyarakat juga diminta waspada cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.
“Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas,” jelas Kepala PVMBG ESDM Kasbani.
"Saat ini Gunung Tangkuban Parahu berada pada Status Level I (Normal)," tambah Kasbani.
Ia mengatakan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. "Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi ± 5 menit 30 detik," tambahnya.
Kasbani pun mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas. Mereka juga tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu, atau sering disebut Gunung Tangkuban Perahu.
"Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas," jelasnya.
Presiden Joko Widodo pun meminta masyarakat sekitar Gunung Tangkuban Parahu untuk waspada. "Masyarakat harus waspada, yang di sekitar gunung waspada. Ikuti semua yang disampaikan aparat dan petugas," kata Jokowi. (Tribun Network/man/nas/kps/wly)