TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang perawat rumah sakit membunuh banyak pasien secara tak beraturan.
Perawat berinisial NH (42) ini melakukan pembunuhan berantai puluhan pasien tempat ia bekerja.
Pelaku NH (42) menjalankan aksinya ini sudah bertahun-tahun dengan jumlah korban sekitar 80an pasien meninggal.
NH dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas perbuatannya itu.
Dikutip dari Surya.co.id yang melansir dari artikel di Kompas.com (Group Surya) dengan judul "Bunuh 85 Pasien dengan Suntikan Mematikan, Perawat Dibui Seumur Hidup" Hakim di kota Oldenburg, Sebastian Buehrmann, menyebut pembunuhan itu sebagai hal yang tidak dapat dipahami.
Namun, Hoegel dibebaskan dari 15 tuduhan pembunuhan lain karena kurangnya bukti. Meski demikian, dia tetap harus mempertanggungjawabkan perbuatan atas pembunuhan yang menggemparkan Jerman itu.
Niels Hoegelg telah membunuh 85 pasiennya yang dipilih secara acak dengan suntikan mematikan antara 2000-2005.
Aksinya terhenti ketika dia tertangkap basah dan Hoegel dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada Kamis (6/6/2019) kemarin.
Hoegel telah menghabiskan 10 tahun di penjara, menyusul hukuman seumur hidup yang dijatuhkan sebelumnya untuk enam pembunuhan lainnya.
Polisi menduga, jumlah korban aksi keji Hoegel kemungkinan lebih dari 200 orang.
Baca: Dari Pola Minum Air hingga Perawatan, Ini 7 Kiat Atasi Kulit Kering saat Berpuasa
Baca: Pasien Sakit Jiwa di Manado Tertib Mencoblos, Perawat, Keluarga dan Petugas KPPS Setia Dampingi
Baca: PARAH, Kepala Bayi Putus Saat Persalinan Karena Perawat Pria Terlalu Keras Menariknya
Like Halaman Facebook Tribun Manado :
Namun pengadilan tidak dapat memastikan karena banyak kemungkinan korban telah dikremasi sebelum autopsi dapat dilakukan.
Pada persidangan Rabu lalu, Hoegel meminta sempat meminta pengampunan dari keluarga korban atas tindakannya yang mengerikan.
"Saya ingin meminta maaf dengan tulus atas semua yang saya lakukan selama bertahun-tahun," katanya.
Salah satu keluarga korban, Christian Marbach, menyambut vonis maksimal dan jelas dari pengadilan. Namun, dia menilai masih banyak keluarga yang beharap mendapat penjelasan pasti tentang kematian orang yang mereka cintai.
"Itu tidak bisa memuaskan kita sepenuhnya. Itu adalah apa yang mungkin secara hukum," katanya.
Marbach mnuturkan, keluarga akan mengajukan gugatan terhadap dua rumah sakit, tempat Hoegel membunuh pasien.
"Kami selesai dengan terdakwa. Sekarang kami bisa membawa orang-orang itu ke pengadilan yang memungkinkan kejahatannya dilakukan," ujarnya.
Psikiater Max Steller mengatakan kepada pengadilan selama persidangan, Hoegel menderita gangguan kepribadian narsistik yang parah.
Dia disebut selalu siap secara fundamental untuk berbohong jika itu memungkinkan untuk menempatkan dirinya dalam situasi yang lebih baik.
Terdakwa mengklaim, misalnya, tidak mengingat korban pertamanya, yang meninggal pada 7 Februari 2000.
Menurut Steller, seorang pembunuh berantai tidak pernah melupakan korban pertamanya.
Baca: Fadli Minta Foto Anaknya pada Sang Ibu, Kisah Narapidana Hukuman Mati di Lapas saat Idulfitri
Baca: Perkelahian Antar Kampung di Buton Tewaskan 2 Orang, Ratusan Orang Mengungsi, Rumah di Bakar
Baca: Oknum TNI Pecandu Obat Terlarang Ditemukan Overdosis, Kejang-kejang hingga Helaan Nafas Terakhir
Follow Instagram @tribun_manado :
Berita Terpopuler:
Baca: Meski Beda Agama, 4 Pasangan Artis Ini Tetap Kompak Rayakan Lebaran Bersama
Baca: Pertama Kali Puasa dan Lebaran, Yuk Intip 3 Artis Mualaf Ini
Baca: Hari Raya Idul Fitri, Prabowo Kunjungi Keluarga Cendana, Titiek Soeharto Telah Menanti
Tonton dan Subscribe:
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul: Perawat Minta Maaf Setelah Tertangkap Basah dan Terbukti Bunuh Puluhan Pasiennya