Aksi 22 Mei

Hendak Ikut Aksi 22 Mei di Jakarta, 3 Anak di Bawah Umur Ini Terjaring Operasi Pekat

Editor: Alexander Pattyranie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hendak Ikut Aksi Demo di Jakarta, 3 Anak di Bawah Umur Ini Terjaring Operasi Pekat

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tiga anak di bawah umur berhasil diamankan aparat Kepolisian Resor (Polres) Sumedang.

Mereka terjaring dalam operasi pekat di Jalan Raya Bandung-Garut, Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (21/05/2019) malam.

Anak di bawah usia tersebut yakni, AI (14), F (14), dan P (15). 

Ketiganya merupakan warga asal Kampung Cirayuk, Desa Sindangraja, Kecamatan Jamanis, Kota Tasikmalaya.

Ketiga anak tersebut, saat diamankan, tengah berada di dalam mobil dan kemudian ditanya oleh aparat kepolisian, hendak melakukan perjalanan ke Jakarta, tanpa membawa perbekalan.

AI menuturkan, ia berangkat dari Kota Tasikmalaya pada pukul 12.30 WIB atau selepas azan dzuhur bersama dua rekannya dan kemudian bertemu di suatu tempat.

Ia menambahkan, alasan hendak pergi ke Jakarta ini karena adanya ajakan dari teman-teman lainnya di Tasikmalaya dan keinginan melihat aksi 22 Mei di Kantor KPU dan Bawaslu RI.

"Minggu kemarin ada yang ngajak, pengen ikut, terus sudah minta izin juga ke orangtua, boleh katanya. Soalnya kan sudah ujian sekolah," kata AI di Jalan Raya Bandung-Garut, Selasa (21/05/2019).

Ia mengatakan, kalau ia bersama kedua orang lainnya mengaku tidak dipaksa atau diimingi-imingi imbalan uang tunai untuk berangkat ke Jakarta oleh pihak tertentu.

Dalam perjalanannya tersebut, kata AI ia sama sekali tidak membawa perbekalan, hanya membawa uang recehan untuk membeli makanan.

"Tidak tahu ada apa di Jakarta, tahunya ada demo saja," katanya.

Kapolres Sumedang, AKBP Hartoyo, mengatakan, kedua anak tersebut diduga akan mengikuti aksi 22 Mei, dengan dalih ingin mengetahui demonstrasi itu seperti apa.

"Ketiga anak tersebut kemudian dibawa ke Mapolsek Cimanggung dan akan dikembalikan masing-masing tempat tinggalnya," kata Hartoyo.

Demonstrasi di Depan Kantor Bawaslu RI, Wanita Ini Nekat Coba Tembus Barikade

Demonstrasi terjadi di depan kantor Bawaslu di jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pukul 19.00 WIB, Selasa (21/05/2019).

Aksi Demo tersebut dilakukan oleh sejumlah massa yang tidak puas dengan hasil Pemilu 2019 yang sudah ditetapkan oleh lembaga Komisi Pemilihan Umum ( KPU ), Selasa (21/05/2019) dini hari kemarin.

KPU Mengumumkan bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi - Maruf Amin unggul atas pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Dari hasil rekapitulasi yang ditetapkan KPU, pasangan calon nomor urut 01 Jokowi - Maruf Amin menang atas pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Jumlah perolehan suara Jokowi - Maruf Amin mencapai 85.607.362 atau 55,50 persen.

Sedangkan perolehan suara Prabowo - Sandiaga Uno sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen.

Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen.

Sementara itu, sejumlah massa tersebut pun masih menggelar aksi Demo hingga Selasa malam.

Dalam cuplikan video yang didapat tribunjabar.id, aksi Demo terhadap ketidakpuasan hasil Pilpres 2019 tersebut tidak hanya diikuti oleh massa pria, massa wanita pun turut dalam aksi tersebut.

Seorang wanita yang tampak menggunakan jilbab berwarna krem dan menggunakan kacamata terlihat berdiri sangat dekat dengan barikade polisi.

Sambil memegang ponselnya, wanita itu tampak terus mengabadikan momen saat terlibat aksi Demo di depan kantor Bawaslu tersebut.

Tak hanya itu, ia bahkan tampak terlibat aksi dorong dengan petugas kepolisian yang sudah membentuk barikade tersebut.

Selain itu, wanita itu mendapat dukungan dari peserta aksi Demo lainnya yang meminta polisi agar memberi jalan untuk masuk kepada polisi yang sudah membentuk barikade.

Adapun petugas kepolisian sudah meminta agar wanita tersebut menjauh dari barikade polisi.

"Sudah ibu, sudah, sudah," kata petugas kepolisian.

###

 

Baca: TERBARU Ustadz Arifin Ilham Kritis, Pria Ini Suruh Baca Al Fatihah & Yasin, Sang Anak Bilang Begini

Baca: KONDISI Terkini Ustaz Arifin Ilham Masih Dirawat di Malaysia, Lihat Status Anaknya, Mengkhawatirkan

Baca: Ustaz Arifin Ilham Kritis, Sudah Siapkan Kain Kafan Dan Makam

Baca: Kabar Kedekatan Gading Marten dan Sophia Latjuba, Maia Estianty Ucapkan Selamat

 

Baca: Aksi 22 Mei, Amien Rais Mengecam dan Minta Pertanggungjawaban Kapolri, Tonton Videonya

Baca: VIDEO Kericuhan di Kantor Bawaslu Pusat, Begini Video Kerusuhannya

Baca: Irjen Pol Gatot Eddy Pramono Datang ke Lokasi Ricuh di Sekitar Gedung Bawaslu RI

Baca: UPDATE Kerusuhan di Sekitar Gedung Bawaslu, Sejumlah Area di Asrama Brimob Petamburan Terbakar

 

 

 

 

 

Baca: Malam Diturunkannya Al-Quran, Perintah Pertama Kepada Rosul Muhammad, Bacalah

Baca: Bermanja-manja dengan Pasangan Saat Puasa, Termasuk Ciuman dan Pelukan, Bolehkah?

Baca: Olly Dondokambey Berikan Alquran Kepada Anak Panti, Hadiri Buka Puasa Bersama

 

 

 

Baca: Termakan Janji Manis Akan Dinikahi, Wanita Cantik ini Ditipu Pacar, Ojek Online NgakuTentara 

Baca: Rekonstruksi Pembunuhan Calon Pendeta Melindawati Zidomi, Terungkap Permohonan Terakhir Korban

Baca: Istri yang Dihabisi Suami karena Minta Rp 700 Ribu Sekali Berhubungan Badan, Ternyata Kader Golkar

Sementara itu, dua pria dalam cuplikan video tampak bersuara lantang meminta agar polisi segera mengizinkan wanita tersebut masuk.

Selain itu, terdengar orator aksi Demo tersebut memaki polisi dengan menyuruh polisi diam.

"Woi, diam lu," kata orator aksi Demo di depan gedung Bawaslu.

Hasil Pilpres 2019

 Hasil Pilpres 2019 seperti pukulan keras untuk Prabowo Subianto.

Pertama, hasil rekapitulasi perhitungan suara KPU, Prabowo - Sandiaga Uno ditekuk suara paslon 01 Jokowi - Maruf Amin.

Paslon 02 meraih 45,50 persen, sedangkan lawannya mencapai 55,50 persen.

Prabowo - Sandi terhitung memeroleh 68.650.239.

Sementara itu, Jokowi - Maruf Amin lebih unggul mendapatkan 85.607.362 suara.

Jokowi-Maruf saat menyampaikan pidato kemenangan di Kampung Deret,

Jakarta, Selasa (21/5/2019) (KOMPAS.com/Ihsanuddin)

BPN Prabowo - Sandiaga Uno menolak hasil Pilpres 2019 pada sidang pleno KPU.

Pihaknya tak menandatangani berita acara hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019.

"Kami, saya Azis Subekti dan Pak Didik Haryanto sebagai saksi dari BPN 02 menyatakan menolak hasil Pilpres 2019 yang telah diumumkan," kata saksi BPN, Azis dikutip dari Kompas.com.

Selain perolehan suara ditekuk paslon 01, laporan dugaan kecurangan yang diajukan ke Bawaslu RI pun ditolak.

Alasan Bawaslu menolak karena BPN hanya membawa print out berita online.

Bukti print out berita online itu disebut belum memenuhi syarat dalam ketentuan perundangan-undangan.

Mestinya, bisa didukung juga dengan bukti lain, seperti dokumen, surat, dan video bukti adanya kecurangan.

"Print out berita online tidak bisa berdiri sendiri, melainkan didukung dengan alat bukti berupa dokumen, surat, maupun video yang menunjukkan adanya perbuatan masif yang dilakukan oleh terlapor yang terjadi paling sedikit di 50 persen dari jumlah daerah provinsi di Indonesia," kata Ratna Dewi Pettalolo dalam siaran Kompas TV.

Penolakan tersebut membuat BPN 02 buka suara.

Pihaknya mengaku tengah mencari formulasi yang tepat terkait laporan dugaan kecurangan Pilpres 2019.

"Kami sedang mencari formulasi yang cocok dan tepat karena memang tak mudah mengkaitkan antara peristiwa, bukti dan realita di lapangan, tapi kami berusaha keras untuk beberapa laporan," ujar Direktur Advokasi dan Hukum BPN, Sufmi Dasco Ahmad.

Selanjutnya, BPN akan menggabungkan laporan yang ditolak Bawaslu dengan bukti-bukti lain yang ditemukan.

"Laporan yang tadi belum dapat diterima akan digabungkan dengan laporan-laporan berikut yang akan kami sampaikan," ujarnya.

Sebelumnya, dugaan kecurangan yang ditemukan kubu 02 dibongkar Sandiaga Uno.

Ia menyebut, satu di antara orang penting pendukung Jokowi - Maruf Amin, ada yang tertangkap basah terkait politik uang.

Pendukung paslon 01 itu tertangkap akibat ratusan amplop berisi uang yang dibawanya.

"Kita juga mencium politik uang yang sangat tajam, salah satu orang penting 01 tertangkap," kata Sandiaga Uno dalam video siaran langsung di akun Facebook Prabowo Subianto, Selasa (14/05/2019).

Praktik politik uang ini disebut Sandiaga Uno tak hanya terjadi di satu tempat, di tempat lain pun banyak ditemukan.

"Praktik kotor ini terjadi bukan hanya di satu tempat tapi di banyak tempat," katanya.

Ia pun mencontohkan, temuan politik uang itu banyak dialami masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, masyarakat cerita bagaimana gelombang politik uang," kata Sandiaga Uno.

Pasangan Calon Presiden (Capres) no urut 02 Prabowo-Sandi dan tim pemenangan kampanye

menolak keputusan KPU RI Selasa (21/5/2019). (Warta Kota/Adhy Kelana)

Tak hanya itu, ia pun menyebut banyak di antara aparat desa dan kepala pemerintahan yang dipaksa untuk memilih paslon tertentu saat perhelatan Pilpres 2019.

Selain itu, ada pula temuan lain berkaitan hak memilih yang tak terpenuhi.

Sandiaga Uno menyebut, masih banyak masyarakat yang tak diundang untuk menggunakan hak pilihnya.

Tak hanya itu, sikap koalisi Prabowo pun kini kerap mengundang pertanyaan juga kehebohan di antara para pendukungnya di media sosial.

Dua di antaranya adalah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, alias AHY.

Keduanya secara terbuka bertatap muka memenuhi undangan Jokowi dan elite politik lain pendukung 01.

Pertemuan mereka pun menimbulkan berbagai spekulasi dan tuduhan tertentu yang dikaitkan dengan Pilpres 2019.

(Tribun Jabar/Hakim Baihaqi)

BERITA POPULER:

Baca: Irjen Pol Gatot Eddy Pramono Datang ke Lokasi Ricuh

Baca: Siswi SMA Disetubuhi Sopir Angkot Berulang Kali, Ini Kronologinya

Baca: LIVE STREAMING Situasi Terkini Aksi Anarkis Demo di Jakarta

TONTON JUGA:

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Ketahuan Akan Ikuti Aksi Demo di Jakarta, 3 Anak di Bawah Umur Ini Mengaku Sudah Diijinkan Orangtua

Berita Terkini