Jelang Pemilu 2019

Jelang Pemilu, Undangan C6 pada 15 Orang Mati, Yang Masih Hidup Resah

Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Gadis yang Meninggal Dunia

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dua hari menjelang Pemilu masih banyaknya warga galau lantaran belum mendapatkan formulir C6 yang selama ini dianggap sebagai undangan untuk mencoblos ke TPS.

"Sampai sekarang kami belum dapat undangan C6. Biasonyo pecak Pilkada kemarin itu dikasih. Kalo untuk siraman di sini terang-terangan. Rato-rato 200 ribu per KK. Sempet kutanyo bawak bungkusan apo itu. Katonyo duit untuk ngenjuk warga yang galak nyobloske Caleg mereka. Eh rumah aku dilewatinyo bae," kata Aan (bukan nama sebenarnya), warga Sukawinatan, Senin (15/4).

Baca: VIRAL HEBOH - Hitam di Atas Putih, 2 Pria Pasang Taruhan Tanah 1 Hektare untuk Pemenang Pilpres 2019

Hal senada juga dikatakan Jujun (bukan nama sebenarnya) warga Gandus yang mengaku masih adanya terang-terangan Timses Caleg membagi-bagikan uang untuk warga agar mau mencoblos.

"Sudah banyak yang bergerak Timses menyebarkan bingkisan uang untuk warga agar mencoblos Calegnya. Kami dewek sampe sekarang belum dapat undangan C6," kata Jujun.

Bahkan lucunya di Lorong Jambu Kuto ada sekitar 15 warga yang telah meninggal dunia masih mendapatkan formulir C6 untuk datang ke TPS.

"Di Lorong Jambu Kuto wongnyo lah meninggal, masih nak dikasih C6. Kito yang masih hidup sampe sekarang belum dikasih C6. Bingung kito apo biso nyoblos apo idak," kata Dedi.

Menanggapi hal ini, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palembang H Eftiyani SH menyatakan akan memerintahkan petugasnya untuk mengecek ke lapangan.

"Nanti dicek dulu," kata Eftiyani.

Undangan C6 pada orang Mati, jelang Pemilu (Sripoku)

Komisioner KPU Palembang Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM DR Yetty Oktarina menyayangkan warga yang dimaksud tidak segera melapor.

"Artinya dia yang sudah meninggal masih terdatar di DPT, tapi keluarganya tidak melapor. Kalau keluarganya melapor, tentu runutannya di Dukcapil datanya akan dihilangkan. Sementara warga yang masih hidup tapi belum mendapatkan C6, kalau dia melapor atau datang ke TPS di atas pukul 12.00 maka akan bisa mencoblos masuk dalam DPK (Daftar Pemilih Khusus)," jelas Yetty.

Baca: Viral Video, Heboh di Medsos 3 Remaja Putri Batalkan Orderan Ojol, Sampai Bilang: Jelek Sekali

Dosen Agrobisnis Pertanian Unbara ini mengaku saat ini tengah mengawasi proses sortir kekurangan dan kelebihan surat suara di Gudang Aula Dekranasda Jakabaring.

"Sekarang ini masih melakukan sortir. Ada kekurangan surat suara yang tidak banyak lagi. Di kelurahan paling satu yang kurang. Ada yang double. Mungkin ngerasa belum lantas dibuatnya lagi sehingga terpaksa kita bongkar lagi. Untuk distribusi tinggal 5 persen lagi. Yang belum itu surat suara untuk Pilpres ada beberapa. Begitu juga ada yang untuk DPRD Provinsi Dapil 2," kata alumni FP Unsri.

Salah Paham

Ketua KPU Sumsel Dra Kelly Mariana menjelaskan bahwa sering terjadi kesalahpahaman pemaknaan yang diakibatkan kekeliruan dalam penyebutan formulir C6.

"Nanti sebelum pemungutan suara, Bapak Ibu akan didatangi oleh petugas KPPS, akan ada sehelai surat yang diberikan kepada semua pemilih, namanya surat pemberitahuan formulir C6," ungkap Kelly.

Kelly menambahkan sering terjadi kesalahan di masyarakat yang menyebut formulir C6 dengan surat undangan. Kesalahan penyebutan tersebut menimbulkan keengganan di sebagian pemilih ketika di lapangan ditemui ada pemilih yang tidak mendapat formulir C6.

"C6 itu bukan undangan, tapi surat pemberitahuan. Jadi kalau ada penduduk kita yang menjadi pemilih, belum dapat surat pemberitahun, dia punya hak untuk memilih dan datang ke TPS. Apalagi yang sudah terdaftar DPT. Kalau yang belum dapat, bisa bawa KTP-el atau Surat Keterangan sudah perekaman," kata alumni Fisip Unsri.

Dalam kesempatan itu, Kelly juga menjelaskan bahwa formulir C6 digunakan sebagai salah satu sarana sosialisasi kepada para pemilih tentang adanya pelaksanaan pemilu. Kelly menilai 3 hari menjelang pelaksanaan pemilu ini adalah waktu yang ideal dan memungkinankan untuk menyebar informasi kepada seluruh pemilih tentang adanya pelaksaanaan pemilu.

Momen pemberian formulir C6 dari petugas kepada pemilih juga dapat dijadikan momen sosialisasi yang efektif karena adanya interaksi dan dialog langsung antara petugas dan pemilih. Dengan berbagai langkah dan strategi yang dilakukan oleh KPU, Kelly memiliki keyakinan bahwa semua pemilih akan mengetahui tentang adanya pelaksanaan pemilu.

"Kalau soal warga yang belum dapat C6 itu karena formulirnya belum datang semua. Pengadaan ternyata kurang fotokopiannya. Kita lihatlah ini masih sehari dua hari. Warga yang belum dapat C6 bisa jemput bola menanyakan ke Ketua RTnya," kata Kelly.

Baca: Video Mesum Oknum PNS Tersebar di Medsos, Ini Tanggapan Kemenag

Tautan: http://palembang.tribunnews.com/2019/04/16/ditemukan-15-kasus-di-kuto-sudah-meninggal-masih-diundang?page=all&_ga=2.106085639.589387683.1554095010-949465997.1551071381.

Berita Terkini