Tambang Bakan Bakal Diledakkan: Goa Super Busa Terus Longsor

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Lodie_Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yasti Tak Banyak Bicara Soal Nasib Tambang Bakan

TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK - Basarnas RI telah menghentikan pencarian korban longsor area pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Goa Super Busa, Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow terhitung Kamis (7/3/2019).

Data terakhir menyebutkan bencana Selasa (26/2/2019) itu menelan korban, 23 orang tewas, 18 luka-luka, 5 kantong berisi potongan jenazah tak teridentifikasi (lihat grafis). Sebanyak 5 penambang lainnya dinyatakan masih hilang.

Penghentian pencarian korban disesalkan. Amrin Simbala (75), warga Desa Bilalang Tiga, Kecamatan Bilalang, Kabupaten Bolmong kepada tribunmanado.co.id mengatakan, masih mengharapkan proses pencarian berlanjut. "Jangan hanya istilahnya diberhentikan, titik. Tapi kalau akan dilanjutkan lagi disampaikan diberhentikan sementara waktu karena mungkin waktu tim habis. Kemudian pemerintah akan berusaha selanjutnya mencari sampai semuanya didapat. Nah, kalau begitu, orangtua korban senang," ujar Amrin.

Amrin mengatakan, istilahnya istirahat itu biasa saja karena manusia juga lelah butuh istirahat. "Kalau istilah diberhentikan itu punya arti lain. Kita pertanyakan alasan apa diberhentikan," ujar dia.

Basarnas telah menghentikan pencarian karena ada longsoran susulan dan keretakan yang membahayakan tim evakuasi. "Kalau alasannya seperti itu sudah tidak berdaya serahkan kepada keluarga. Nanti keluarga komando kepada keluarga kami. Ayo mari bawa betel kita gali. Asalkan pemerintah sudah angkat tangan.

Ini bukan mayat hewan, tetapi mayat manusia. Apakah tidak ada rasa kemanusiaan hingga disampaikan dihentikan evakuasi," ujar dia.
Laporan terakhir di Pos Ante Mortem, ada 22 orang hilang, 15 di antaranya ditemukan dan teridentifikasi meninggal dunia. Masih ada lima yang belum ditemukan serta 2 jenazah yang belum teridentifikasi berada di Post Mortem DVI RSUD Kotamobagu.

Penyebab dihentikannya proses pencarian atau evakuasi korban longsor tambang Bakan karena adanya longsor susulan. Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar), Budi Purnama mengatakan, kondisi lokasi tidak memungkinkan lagi untuk proses evakuasi dan dapat membahayakan tim evakuasi.
Budi menjelaskan, longsoran mulai terjadi pada saat proses evakuasi terakhir yang dilakukan pada 6 Maret 2019 dengan jumlah 18 kantong jenazah.
Evakuasi saat itu dilaksanakan sejak pagi hari kemudian dilanjutkan sampai pada pukul 19.00 Wita. Saat itu longsoran bebatuan mulai terlihat.

"Reruntuhan bebatuan terjadi berulang-ulang. Sehingga kita sepakat hanya tiga jam saja bekerja sambil dinilai apakah akan berlanjut atau tidak. Namun karena longsoran bebatuan terus berjatuhan maka kita hentikan," ujar Budi saat konferensi pers di Tenda Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) di Bakan, Kamis (7/3/2019) pagi.

Kata Budi, longsoran terus terjadi hingga pada pukul 01.45. "Goa yang kita buka telah tertimbun oleh reruntuhan sampai pada pukul 05.00. Saat itu kita memang sudah tidak bisa melanjutkan proses evakuasi," ujar dia.

Budi menjelaskan proses evakuasi sejak hari pertama pasca longsor tambang. Pada 26 sampai 27 Februari 2019 tim melaksanakan evakuasi secara manual dengan hasil 18 orang selamat dan 9 meninggal dunia.

Kemudian dilakukan assesment pada tanggal 1 sampai 3 Maret untuk membuka jalur masuk menggunakan alat berat. "Proses itu berlangsung selama tiga hari. Kemudian pada tanggal 4 sebelum kita membuka akses, kita menggunakan alat rescue radar (mendeteksi detak jantung di dalam lubang). Proses evakuasi kemudian dilaksanakan sampai dengan 7 Maret. Kita mampu mengevakuasi 18 kantong jenazah," ujar dia.

Jumlah total penambang yang dievakuasi keluar dari reruntuhan longsoran, yakni 23 meninggal dunia, 18 selamat dan lima tidak teridentifikasi terdiri dari empat bodypart, satu (jenazah) utuh.

"Ini sudah hari ke 10 operasi SAR gabungan dilaksanakan. Kita sudah menuntaskan semua pekerjaan kita. Berdasarkan berbagai pertimbangan kita hentikan," ujar Budi. Lanjut dia, selanjutnya setelah operasi SAR gabungan ditutup akan dilanjutkan dengan proses rehabilitasi.

"Operasi rehabilitasi oleh kantor SAR Manado bersama institusi lainnya. Mudah mudahan keluarga korban menerima usaha yang telah kita lakukan," ujar dia.

Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow mengatakan masih akan rapat dulu dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Bolmong. "Akan rapat untuk melakukan langkah selanjutnya. Semuanya mengenai tambang akan dilakukan rapat dulu. Forkompimda yang akan memutuskan," ujar Yasti pada konferensi pers di Tenda BNPB di Area Tambang Bakan, Kamis kemarin.

Hal yang sama disampaikan Kapolres Kotamobagu AKBP Gani Siahaan. "Nanti akan rapat Forkopimda untuk mencari solusi terbaik," ujar Kapolres.
Kapolres mengatakan, memang ia tahu bahwa di wilayahnya banyak sekali pertambangan ilegal.

"Bukan hanya di Bolmong, di Bolsel ada, Boltim pun ada pertambangan ilegal. Makanya kita harus secara komprehensif seluruh stakeholder dicarikan solusi ke depannya," ujar dia.

Kapolres mengatakan, selalu berkoordinasi dengan TNI melakukan penertiban penambang ilegal. "Saya dengan Pak Dandim selalu berkoordinasi dan kita sudah seringkali melakukan penertiban. Hal yang seperti ini bukan baru kali ini terjadi. Dan sudah berulang kali. Tapi masyarakat kita masih menggantungkan hidupnya di sana. Akhirnya ketika ditertibkan kita usir, bahkan ada yang sudah kita proses juga. Mereka kembali lagi," ujarnya.

Kapolres mengatakan, alasan warga selalu kembali karena memang ada masalah sosial di situ. "Ini kan masalahnya komprehensif. Seluruh stakeholder di Bolmong harus carikan solusi permasalahan ini," ujar Siahaan.

Kapolres kemudian mengatakan nanti ada rapat dengan Forkopimda. "Ada konsolidasi dan rehabilitasi di situ. Mungkin dipagari, ditambah pengamanannya bahkan bisa di-blasting (diledakkan). Sehingga masyarakat tidak lagi ke sana. Karena sangat rawan melaksanakan aktivitas pertambangan emas di sana," ujarnya.

Lanjut dia, inilah efek dari PETI. Tidak ada pengawasan, lokasi sangat membahayakan. "Saya harap masyarakat mencari solusi lain lah untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya. Mungkin ada pekerjaan lainnya. Kami juga akan mencari solusi untuk masalah sosial itu," ujarnya.

Pencarian korban longsor tidak hanya terkendala kondisi lokasi curam dan tanah yang labil. Kamis pukul 01.30, telah terjadi longsoran dan hampir menutup semua galian.

"Itu mengakibatkan mengganggu proses evakuasi. Proses pencarian dihentikan sementara mengingat keselamatan tim SAR gabungan," ujar Humas Basarnas Manado, Ferry Ariyanto.

Lanjut Ferry, saat itu, semua pasukan dan alat berat di tarik ke atas untuk menjaga keselamatan tim. "Sebelumnya juga longsoran sudah terjadi sejak kemarin sore pukul 17.00. Hingga pukul 01.30 sudah 10 kali terjadi longsoran," ujar Ferry.

Siang Tadi Sudah 3 Kantong Jenazah Korban Longsor Tambang Bakan Berhasil Dievakuasi (ISTIMEWA)

J Resources Minta Maaf

PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM) menyampaikan permohonan maaf kepada pemerintah daerah dan keluarga korban jika memang proses evakuasi belum maksimal. "Kepada pemerintah dan keluarga korban kami JRBM menyampaikan permohonan maaf," ujar Ferry Siahaan, Manager

Eksternal Relation and Security JRBM pada konferensi pers di tenda BNPB di area tambang Bakan, Kamis pagi.
Ferry kemudian menjelaskan secara teknis kendala di lokasi longsor yang membuat evakuasi terpaksa harus dihentikan.

"Ada kemungkinan longsoran susulan dari tebing atas. Karena sudah ada retakan di bebatuan atas. Secara teknis pada awal menggali 6 meter ke dalam. Saat ini posisi timbunan longsoran susulan sudah 7 meter. Timbunan sudah di atas alat berat. Ditambah lagi sudah ada retakan baru yang melebar dan berbahaya untuk tim evakuasi termasuk alat berat," ujar dia.

Ferry mengatakan, selanjutnya lokasi longsor tersebut untuk sementara ditutup. "Dari manajemen akan assesment ulang melihat kondisi itu apakah akan menimbulkan bahaya atau tidak. Yang pasti karyawan akan dilarang ke situ. Karena longsornya jalan terus," ujar dia.

Sejak hari pertama Tim Disaster Victim Identification (DVI) Bidang Kedokteran Kesehatan (Biddokkes) Polda Sulut telah membuat dua posko, Ante Mortem dan Post Mortem.

Ante Mortem di dekat area pertambangan Bakan dan Post Mortem di Ruangan Pemulasaran Jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotamobagu di Kelurahan Pobundayan.

Hingga Kamis kemarin, dari total 22 laporan kehilangan di Posko Ante Mortem ada 15 yang teridentifikasi di Post Mortem telah meninggal dunia. "Di Post Mortem kami menerima 20 kantong jenazah. Dan 15 teridentifikasi positif telah meninggal dunia melalui berbagai tanda khas tubuh dan sidik jari. Juga 5 kantong tidak teridentifikasi. Terdiri dari satu jenazah utuh dan empat bagian tubuh," ujar dr Paula Lihawa, Ketua Tim Pos Mortem DVI Bid Dokkes Polda Sulut.

Lanjut Paula, dari 22 laporan orang hilang, 15 di antaranya sudah positif teridentifikasi meninggal dunia.
"Lima laporan belum ada yang positif, satu laporan ternyata sudah ditemukan hidup, satu lagi meninggal dunia tanpa melewati Post Mortem sudah diambil keluarga," ujar dia.

Paula mengatakan, jika masih ada yang akan melaporkan silakan melapor ke urusan kesehatan Polres Kotamobagu berkoordinasi dengan Disdukcapil. (dik)

Berita Terkini