Teman Seperjuangan Reformasi, Budiman Sudjatmiko Kecewa Andi Arief Terjerat Narkoba

Editor: Rhendi Umar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Budiman Sudjatmiko saat berdiskusi dalam acara Polemik Tahun Berburu Politik, di Jakarta, Sabtu (5/1/2013). Tahun 2013 ini seluruh partai politik mempersiapkan diri untuk menghadapi Pemilu legislatif dan Pemilihan Presiden tahun 2014.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Budiman Sudjatmiko ikut berkomentar tentang kasus yang membelit teman sejawatnya sesama Aktivis 98 Andi Arief. Budiman Sudjatmiko mengungkap masa lalu bersama Andi Arief, di Yogyakarta saat mereka berjuang untuk reformasi.

Melalui akun Twitter-nya, Budiman membuat empat cuitan setelah beberapa jam kabar Andi Arief ditangkap Mabes Polri terkait penyalahgunaan narkoba.

"Apa sih nikmatnya narkoba, ndi? Bukankah lbh nikmat berdiskusi ide2 besar buah pikir orang2 besar & KITA SENDIRI serta mewujudkannya dlm masyarakat? Kamu sdh memilih jalanmu dgn memilih jenis teman macam apa di sekitarmu. Sedih & moga2 tuduhan itu tdk benar," cuit @budimandjatmiko.

Ia mengulang kisah 25 tahun lalu, saat ia dan Andi Arief merencanakan hal besar untukIndonesia.

Budiman pun mengungkapkan akhrinya mereka memilih jalan yang berbeda dengan teman yang berbeda.

"Bukan berujung begini saat 25 tahun lalu kita berdebat di kost2an di Sendowo UGM, saat kita merencanakan banyak hal besar u/ Indonesia kan?

Aku berusaha tetap di jalanku, tp kamu memilih teman2 yg tak pernah bertaruh nyawa bersamamu.

Mereka datang saat nikmat," cuit Budiman.

Budiman mengungkapkan dahulu ia dan Andi Arief satu jalan.

"Jalan yg dulu kita lalui bersama itu adalah Jalan Pedang.

Ia hanya layak dimahkotai kemenangan atau kekalahan krn keyakinan.

Bukan o/ kekalahan krn kekonyolan.

Bahkan juga tak pantas dimahkotai kemenangan karena kebetulan2, Ndi..Kita tdk secengeng itu. Dulu..," cuit Budiman.

"Kita ditakdirkan utk gugur saat datangnya musim gugur nantinya. Bukan menusuk2an duri sendiri ke mawarnya saat masih musim semi...," tutupnya.

Melansir Wikipedia, Andi Arief (lahir di Bandar Lampung, Lampung, 20 November 1970, umur 48 tahun adalah seorang politikus dan mantan aktivis asal Indonesia.

Andi menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sejak tahun 2015.

Andi dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi pada masa mudanya, ia aktif di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada pertengahan dekade 1990-an.

Akibat kegiatan aktivismenya yang dianggap mengancam Orde Baru, ia menjadi salah satu korban penculikan aktivis pada tahun 1998.

Andi diculik di Lampung, 28 Maret 1998 atau hanya dua bulan menjelang jatuhnya Soeharto dari kursi presiden.

Aktivis SMID dan PRD yang juga diculik saat itu antara lain Suyat, Nezar Patria, dan Mugiyanto.

Bersama sejumlah rekannya, Andi termasuk salah satu yang dilepaskan. Sementara beberapa rekan Andi yang lain belum diketahui nasibnya sampai saat ini.

Andi Arief pernah didapuk oleh SBY sebagai Komisaris PT Pos Indonesia.

Andi juga pernah menjadi staf khusus Presiden SBY sampai akhirnya kini dipercaya sebagai Wakil Sekjen Partai Demokrat.

Saat ini beredar kabar terjadi penangkapan seorang petinggi partai politik terkait narkoba di sebuah hotel di kawasan Jakarta Barat, Minggu (4/3/2019) dini hari.

Hingga kini Tribunnews.com masih menunggu konfirmasi dari pihak kepolisian terkait kebenaran informasi tersebut. 

Beredar juga sejumlah foto diduga terkait dengan penangkapan petinggi partai politik tersebut.

Di dalam foto yang beredar tersebut, terlihat ruangan hotel yang berantakan.

Tempat tidur di kamar hotel kawasan Jakarta Barat yang diduga menjadi lokasi penangkapan petinggi partai politik, pada Senin (4/3/2019) (Istimewa)

Di meja kamar hotel tersebut terlihat sejumlah botol air mineral kemasan, beberapa sedotan, puntung rokok, selembar uang hingga korek api.

Terlihat juga ada sebungkus alat kontrasepsi di meja tersebut.

Meja yang berantakan. Terlihat ada sedotan hingga alat kontrasepsi di meja yang diduga berada di lokasi penangkapan petinggi partai politik di hotel bilangan Jakarta Barat, Senin (4/3/2019) (Istimewa)

Di bagian ruangan lainnya seperti di kamar mandi, terlihat juga jamban atau kloset yang tercabut dari posisinya.

Informasi yang diterima, kloset tersebut terpaksa dicabut dari posisinya untuk mencari barang bukti berupa bong yang dibuang ke dalam kloset tersebut.

Jamban atau kloset yang hancur di kamar hotel di bilangan Jakarta barat, Senin (4/3/2019) (Istimewa)

Sumber di kepolisian yang dihubungi Tribunnews hanya menjawab singkat ketika dimintai komentarnya. " Iya nanti dirilis."

Informasi yang didapat Tribunnews menyebutkan, saat ditangkap politikus tersebut bersama dengan seorang wanita.

Politikus Partai Demokrat Ani Arief ditangkap Polisi, Minggu (3/3/2019). (Istimewa)

Berita Terkini