Guguran Dan Hembusan di Gunung Karangetang Masih Berlanjut, Masyarakat Dianjurkan Siapkan Masker

Penulis: Alpen_Martinus
Editor:
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Karangetang tertutup awan tipis pada puncaknya, Selasa (12/2/2019).

TRIBUNMANADO.CO.ID, SITARO- Aktivitas gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro belum berhenti.

Catatan PGA Karangetang  sejak pagi ada asap putih bertekanan kuat dengan intensitas tebal memiliki ketinggian 50-75 meter di atas puncak kawah.

Dari catatan seismograf, ada enam kali gempa guguran dengan amplitudo  3-5 mm, berdurasi 23-30 detik, hembusan tiga kali dengan amplitudo 3-7 mm, berdurasi 28-36 detik, hybrid delapan kali kejadian dengan amplitudo 5-13 mm, S-P - detik, durasi 7-10 detik.

Baca: Bau Belerang Gunung Karangetang Tercium Sampai Pos pemantau

Vulkanik dalam satu kali terjadi dengan amplitudo 32 mm, S-P 1.5 detik, durasi 18 detik, tektonik lokal juga terjadi sekali dengan amplitudo  9 mm, S-P 6 detik, durasi 33 detik, dan Tremor mrnerus (microtremor) juga terekam dengan amplitudo 0.25 mm (dominan 0.25 mm).

Baca: Pascaerupsi Karangetang, Genset PLN Tiba di Batubulan

"Status gunung masih pada level III atau siaga," jelas Didi Wahyudi petugas PGA Karangetang.

Hingga saat ini masyarakat masih tetap dilarang agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona bahaya yaitu radius 2.5 km dari puncak kawah dua (Kawah Utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari Kawah Dua ke arah Barat-Baratlaut sejauh 3 km dan ke arah Baratlaut-Utara sejauh 4 km.

Warga yang berada di area Baratlaut-Utara dari Kawah Dua, di antaranya Kampung Niambangeng, Beba dan Batubulan agar dievakuasi ke tempat yang aman dari ancaman guguran lava atau awan panas guguran gunung Karangetang yaitu di luar zona bahaya.

Baca: Pemerintah Pikirkan Bangun Hunian untuk Pengungsi Erupsi Karangetang Pascatanggap Darurat Berakhir

Masyarakat tetap dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.

Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai. (amg)

Berita Populer: SEDANG BERLANGSUNG Timnas Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-22, Tonton Live Streaming di Ponsel

Berita Terkini