TRIBUNMANADO.CO.ID,SITARO- Aktivitas gunung Karangetang yang terus mengeluarkan material diprediksi akan terjadi dalam waktu cukup lama. Hal tersebut dilihat dari aktivitas yang terjadi setiap hari sudah beberapa bulan terakhir, bahkan sempat terjadinya guguran lava di kali Malebuhe sampai ke laut awal Februari.
Seperti pada Senin (18/02/2019), gunung Karangetang mengeluarkan asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50-75 meter di atas puncak kawah.
"Asap kawah 1 putih kebiruan menyebar ke tubuh gunung bagian selatan," jelas Didi Wahyudi petugas PGA Karangetang.
Baca: Warga Batubulan, Korban Guguran Lava Gunung Karangetang Sitaro Butuh BBM dan Listrik
Dari aktivitas kegempaan masih tinggi, untuk guguran tercatat 13 kali dengan amplitudo 3-4 mm, berdurasi 17-38 detik. Hembusan 15 kali, amplitudo 3-31 mm, durasi 20-38 detik. Vulkanik dangkal dua kali terjadi, amplitudo 5-6 mm, durasi 5-7 detik.
Vulkanik dalam dua kali, amplitudo 24-27 mm, S-P 1-1.5 detik, durasi 10-11 detik. Tremor menerus terekam dengan amplitudo 0.25 mm (dominan 0.25 mm).
Status gunung Karangetang masih pada level III atau Siaga. Masyarakat tetap dilarang agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (Kawah Utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari Kawah Dua ke arah Barat-Baratlaut sejauh 3 kilometer dan ke arah Baratlaut-Utara sejauh 4 kilometer.
Baca: Pemkab Sitaro Minta Bantuan Kontraktor Buka Jalan Batubulan yang Tertutup Lava Gunung Karangetang
Warga yang berada di area Baratlaut-Utara dari Kawah Dua, di antaranya Kampung Niambangeng, Beba dan Batubulan agar dievakuasi ke tempat yang aman dari ancaman guguran lava atau awan panas guguran gunung Karangetang yaitu di luar zona bahaya.
Masyarakat tetap dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai. (amg)
Berita Populer: Pegiat Medsos Beberkan Bukti Jokowi Keluar Tengah Malam Melihat Kondisi Nelayan