Rifni Jaga Kesehatan Kandungan Selama di Pengungsian Karangetang

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor:
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengungsi Gunung Karangetang

Rifni Jaga Kesehatan Kandungan Selama di Pengungsian Karangetang

TRIBUNMANADO.CO.ID, SIAU -  Rifni Mahinis tetap menjaga kesehatan bayi dalam kandungannya meski dalam pengungsian.

Ia dan suaminya Yunson Tamedo mengungsi di SD GMIST Batubulan lantaran rumah mereka masuk dalam zona bahaya guguran lava gunung Karangetang.

Sudah seminggu lebih mereka berada di lokasi pengungsian, sementara janin yang dikandungnya sudah tiga bulan.

Beruntung, kebutuhannya sebagai ibu hamil bisa terpenuhi.

"Ada minum susu dan juga biskuit yang diberikan, dan juga ada dokter yang memeriksa," katanya.

Ia dan suaminya siap jika pemerintah hendak memindahkan mereka ke lokasi yang lebih aman lagi.

"Kalau dipindahkan kami siap, apalagi kalau janin sudah bertambah bulan, atau kalau sudah dekat melahirkan, namun sejauh ini kebutuhan di sini mencukupi," jelas dia.

Yunson suaminya juga sudah siap jika istrinya membutuhkan untuk dibawa ke tempat lebih aman dan lokasi yang mudah akses untuk memeriksakan calon bayi mereka.

"Jelas harus siap, kalau dipindahkan atau dibawa ke Ondong misalnya, kami akan ikut," jelas dia.

216 Jiwa Mengungsi
Tim komando tanggap darurat penanganan bencana erupsi gunung api Karangetang Keluarkan data valid jumlah pengungsi gunung api Karangetang, Rabu (13/2).

Bob Wauten Kepala BPBD Sitaro menjelaskan bahwa ada tiga titik pengungsian yaitu di SD GMIST Batubulan, Shalter Paseng, dan rumah warga.

Untuk pengungsi di Batubulan khususnya di SD GMIST Batubulan ada 11 kepala keluarga (KK) 42 jiwa, sementara yang mengungsi di Shalter Paseng ada 34 KK dan 132 jiwa, dan yang tinggal di rumah warga ada 30 KK 84 jiwa.

"Jumlah total pastinya adalah 64 KK dan 216 jiwa. Karena jumlah yang di shelter dan di rumah warga itu fluktuatif, sebab mereka bergerak, tapi jumlah pastinya tetap," jelasnya.

Selain itu, jumlah warga yang terisolasi di kampung Batubulan mencapai 453 jiwa. Pemerintah saat ini sementara mengupayakan akses keluar masuk kampung yang cepat.

Direncanakan lewat darat yaitu pembukaan akses jalan dari kampung Nameng ke Batubulan, atau via laut dengan memasang alat pengaman di pelabuhan.

"Kebutuhan masyarakat di Batubulan adalah penerangan dan air bersih, juga akses jalan, sehingga pemerintah sementara mengupayakan hal tersebut," ujar dia.

Berita Terkini