2 Sekolah Bantu Korban Banjir Manado dan Erupsi Gunung Karangetang Via BPBD Kotamobagu
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Hingga saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih membuka Posko Bantuan untuk korban bencana banjir Manado dan gunung meletus di Karangetang.
"Posko masih dibuka. Sampai saat ini sudah ada dua sekolah yang datang membawa bantuan," ujar Kepala BPBD Kotamobagu Refly Mokoginta kepada Tribun Manado, Rabu (13/02/2019).
Dua sekolah yakni SMP N 1 Kotamobagu yang hari ini membawa bantuan beras 2,5 karung, pakaian layak pakai tiga karung tiga dus, gula putih dua dus, supermi lima dus, dan popok bayi tiga karung.
Dan SDN 1 Poybes yakni sudah membawa bantuan satu karung beras dan dua dus mi instan.
Baca: 3 Tahun ODSK, Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara Harapkan Lebih Banyak Program
Baca: Kasat Reskrim Polres Kotamobagu AKP Aswar Pimpin Tim Tangkap Tersangka Curanmor, Ini 5 TKP Curian
Baca: Budayawan Ini Usulkan Harus Ada Gedung Arsip di Kotamobagu
"Kami masih membuka Posko Bantuan di Kantor BPBD Jalan Kampus Kelurahan Mogolaing Kecamatan Kotamobagu Barat. Silakan yang mau menyalurkan bantuannya," ujar Kepala BPBD Refly Mokoginta.
Lanjut Refly, BPBD akan membuka Posko Bantuan ini sampai akhir Februari.
"Namun kita tetap melihat kondisi. Sampai bantuan yang masuk cukup untuk disalurkan," ujar Refly.
Refly kembali menyampaikan agar bagi masyarakat yang ingin menyerahkan bantuan silakan bawa ke kantornya.
"Bagi masyarakat Kotamobagu yang akan memberikan bantuan silakan dibawa," ujar Refly.
Refly mengatakan, nantinya setelah bantuan sudah terkumpul, selanjutnya akan langsung dibawa ke lokasi bencana.
Untuk wilayah Kota Kotamobagu lanjut Refly belum ada laporan yang masuk. "Sampai saat ini belum ada laporan bencana yang masuk," ujar Refly.
Refly mengatakan, meski demikian BPBD Kotamobagu tetap siap siaga dan terus melakukan pemantauan di wilayah rawan bencana.
"Lokasi rawan bencana longsor yakni Kotobangon, Gogagoman, dan Moyag," ujar Refly.
Refly meminta masyarakat agar tetap waspada saat hujan turun. Dia meminta orangtua melarang anak-anak untuk bermain di sungai maupun di drainase jika sudah terjadi hujan.
Dan jika terjadi bencana diimbau kepada masyarakat agar segera melaporkan kepada pemerintah setempat untuk penanganan cepat.
"Bagi masyarakat jangan mendekati pohon-pohon yang rawan roboh agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Refly. (dik)