Lava Gunung Karangetang

BREAKING NEWS: Guguran Lava Gunung Karangetang Setinggi 50 Meter Tutupi Jalan Kawahang- Batubulan

Penulis: Alpen_Martinus
Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guguran Lava Gunung Karangetang Tutupi  Jalan Kawahang-Batubulan Setinggi 50 Meter 

Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus

TRIBUNMANADO.CO.ID - Guguran lava Gunung Karangetang kini menutup  jalan dari Kampung Kawahang menuju Batubulan di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara

Lava yang melewati Kali Malebuhe menutupi akses tersebut setinggi sekitar 50 meter, pada Selasa (5/2/2019). Sehingga jembatan di kali tersebut tak terlihat lagi sejak pagi tadi.

"Warga dilarang untuk beraktivitas pada radius sekitar tiga kilometer, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan semisal awan panas," jelas Kapten Inf Pitter Masinna Danramil 02 Siau, Selasa (5/2/2019).

Ia mengatakan, penjagaan masih dilakukan oleh anggota TNI bersama dengan pihak kepolisian agar tidak ada warga yang masuk.

Mereka juga terus melakukan pemantauan dan melaporkan perkembangan guguran lava tersebut.

Terlihat masih banyak guguran berupa batuan pijar dari ukuran kecil hingga besar.

Diperkirakan ujung lelehan lava sudah mencapai laut. Badan leleran lava juga semakin melebar.

Asap tebal kecoklatan tampak keluar saat bebatuan pijar berguling, bahkan petugas juga harus waspada lantaran guguran batuan pijar sangat berbahaya. 

Baca: Cerita Bupati Sitaro yang Ingin Melihat Lebih Dekat Lava Karangetang tapi Dicegah

Baca: Cerita Pengungsi Karangetang, Bernice Terpaksa Pinjam Baju

Baca: Gunung Karangetang di Sitaro Muntahkan Lava Panas, Wanita ini Hanya Bawa Alkitab saat Dievakuasi

Baca: Gunung Karangetang Muntahkan Lava Panas ke Kali, Ratusan Warga di Sitaro Mengungsi

Guguran Lava Gunung Karangetang Setinggi 50 Meter (TRIBUNMANADO/ALPEN MARTINUS)

Diketahui, lava tersebut mengalir sejak dari kawah Gunung Karangetang sejak Sabtu (2/5/2019).

Lava mengalir lambat di Kali Malebuhe hingga menutupi Jalan Kampung Kawahang dan Batubulan pada Senin malam.

"Leleran lava sudah berjarak 2900 meter dari puncak kawah dua," jelas Yudia Tatipang Kepala pos pengamatan gunung api Karangetang, Senin (4/2/2019) malam

Ia mengatakan, guguran lava tersebut menimbulkan kepulan asap kecoklatan terkadang kelabu sampai hitam.

"Kepulan asap tersebut sudah ke arah barat sampai ke barat laut. Kalau (lava) ke laut bisa saja terjadi kalau perut gunung masih terus mengeluarkan guguran lava," jelas dia.

Ia mengatakan, paling berbahaya adalah awan panas yang ditimbulkannya sentuhan lava dan tanah atau tumbuhan.

Pantauan dari pos pantau gunung Karangetang tercatat untuk guguran terjadi 14 kali dengan amplitudo 3-10 mm, berdurasi 30-125 detik pada Senin kemarin

Hembusan terjadi 21 kali dengan amplitudo 10-52 mm, berdurasi 25-55 detik. Vulkanik dangkal 2 kali dengan amplitudo 4-5 mm, berdurasi 4-5 detik.

Vulkanik dalam dua kali terjadi dengan amplitudo 14-45 mm, S-P 0.5 detik, durasi : 15 detik. Tektonik jauh sekali dengan amplitudo 25 mm, S-P : 30 detik, berdurasi : 100 detik. Tremor menerus terekam dengan amplitudo 0.25 mm (dominan 0.25 mm). 

Guguran Lava Gunung Karangetang Setinggi 50 Meter (TRIBUNMANADO/ALPEN MARTINUS)

Ratusan Warga Mengungsi

Ratusan warga dua kampung di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) mengungsi untuk menghindari lava panas Gunung Karangetang yang mengalir di Kali Malebuhe, pada Minggu (3/2/2019).

Mereka adalah penduduk Kampung Kawahang dan Kampung Batubulan yang dilalui sungai atau kali aliran lava gunung api.

Enam kepala keluarga di Batubulan telah diungsikan di Kampung Kawahang pada Sabtu (2/2/2019).

 
Ada pula 10 kepala keluarga Kampung Kawahang mengungsi. 

Total ada 43 jiwa yang mengungsi di  GMIST Nazareth Niambangeng, Kawahang. Pengungsi lainnya tinggal di rumah keluarganya.

Selain itu, 57 warga Desa Batubulan yang dipindahkan ke Kantor Kampung (desa) tersebut.
 

Sehingga total warga di lokasi pengungsian sebanyak 100 orang. Jumlah tersebut tak termasuk pengungsi yang tinggal di rumah kerabat mereka.

Mereka sengaja diungsikan untuk menghidari debu erupsi Gunung Karangetang dan lava yang sedang mengalir lambat di Kali Malebuhe.

TONTON JUGA:

Berita Terkini