VIDEO Buaya ini Tak Muncul saat Dipanggil Pawang, Tapi Ada yang Muncul Diberi Kerupuk

Editor: Siti Nurjanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO ILUSTRASI (Momen kemunculan Buaya di Pelabuhan Gantung)

TRIBUNMANADO.CO.IDVIDEO Buaya ini Tak Muncul saat Dipanggil Pawang, Tapi Ada yang Muncul Diberi Kerupuk.

Keberadaan buaya di aliran Sungai Layang Desa Bukitlayang, Kecamatan Bakam, Kabupaten  Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bukan hal aneh.

Bahkan, di anak sungai atau aliran kecil dekat pemukiman pun, buaya sering menampakan diri.

Baca: Viral Kabar Buaya Peliharaan Serang Manusia di Tanawangko, Tubuh Korban Tercabik-cabik

Jika warga setempat tak merasa aneh, namun tidak demikian dengan warga luar desa.

Mereka sengaja datang ke Desa Bukitlayang, untuk melihat kemunculan buaya bersama pawang, Mang Dali dan Kepala Desa (Kades) Bukitlayang, Andry, Rabu (9/1/2019). 

Baca: VIDEO Buaya ini Tak Muncul saat Dipanggil Pawang, Tapi Ada yang Muncul Diberi Kerupuk

Warga yang dimaksud masing-masing, Tuyung, Ayung, Sinta, Endang dan Satri. 

Mereka sengaja datang dari Kecamatan Pemali untuk melihat sang predator. 

Warga kemudian berhenti di tepi jembatan, anak Sungai Layang di Dusun Pangkalayang Desa Bukitlayang.

Baca: BREAKING NEWS: Buaya Peliharaan Serang Manusia di Tanawangko: Identitas Korban dan Pernyataan Polisi

Sayang ketika itu, Pawang Mang Dali gagal menghadirkan buaya tersebut.

Mang Dali berusaha memanggil buaya tersebut dalam ritual khusus. 

"Siang ini buayanya sedang menjauh. Sedang tidak ada di anak sungai ini," kata Mang Dali mengaku sempat mendeteksi keberadaan buaya yang dimaksud. 

Baca: Kisah Warga dan Buaya Danau Buyat yang Janji Tak Saling Ganggu

Menurutnya, ada dua buaya besar biasa menampakan diri di sekitar bawah jembatan ini. Pengguna jalan sering berhenti melihat keberadaan buaya tersebut. 

"Buaya kuning ukurannya lebih kecil, sekitar tiga meter, berat sekitar tiga ratus kilogram. Tapi kalau buaya hitam ukuran lebih besar, panjang empat meter bobot sekitar setengah ton," kata Mang Dali. 

Baca: 4 Fakta Kemunculan Buaya di Babel, Sedot Perhatian Warga hingga Doyan Makan Kerupuk

Kades Bukitlayang, Andry pada kesempatan yang sama, Rabu (9/1/2019) mengakui, banyak buaya di berbagai aliran sungai di Desa Bukitlayang.

"Di Sungai Layang Desa Bukitlayang ini memang banyak buaya. Namun kita berharap, buaya ini tak mengganggu warga," tambah Kades.

Nonton Buaya Dipanggil Pakai Kerupuk

Kemunculan buaya di sejumlah sungai di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) semakin sering. Beragam kisah tentang buaya pun di sungai-sungai di Bangka terkuak, mulai dari buaya yang menyerang manusia, mati tanpa diketahui penyebab hingga buaya yang doyan makan kerupuk.

Baca: Gunung Agung Meletus, Inilah Prakiraan Cuaca di Bali pada Jumat Hari ini

Jika beberapa waktu lalu kita menyaksikan sebuah video yang viral bagaimana seorang perempuan di Kalimantan mencuci piring, sementara buaya berada di bawahnya terlihat tidak mengganggu perempuan itu.

Lain pula di Bangka, di Sungai Mancung, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, masyarakat dihebohkan dengan adanya buaya makan kerupuk dan bergoyang-goyang di air ketika mendengar musik dambus.

Baca: Gunung Agung Meletus hingga Terjadi Hujan Abu, Warga Dengar Gemuruh

Hampir setiap hari jembatan Sungai Mancung, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi perhatian warga.

Mereka penasaran melihat buaya yang kerap muncul di sekitar jembatan tersebut.

Baca: Gunung Agung Kembali Meletus, Lontarkan Material Kerikil dan Abu di Wilayah Ini

Uniknya, buaya-buaya menyantap makanan yang tidak biasa.

Kemunculan reptil ganas ini tentunya sesuatu yang jarang terjadi. Karena biasanya buaya liar sangat jarang menampakan diri.

Menurut Karman, kebiasaan tak lazim bermula saat sejumlah pedagang yang kerap singgah dan membuang kerupuk-kerupuk kedarluarsa ke Sungai Mancung.

Kerupuk-kerupuk itu yang kemudian menjadi santapan buaya.

Baca: Gunung Agung Kembali Meletus, Lontarkan Material Kerikil dan Abu di Wilayah Ini

“Ceritanya pedagang-pedagang kerupuk yang dari Pangkalpinang sering membuang kerupuk yang sudah tak laku ke sungai itu. Jadi sampai sekarang kebiasaan itu terus berlanjut. Bahkan buaya itu lebih doyan kerupuk dari pada daging ayam," ujarnya.

Buaya Sungai Mancung (Facebook/Aurel Yudhi Haryanto)

Masih menurut Karman,  sebulumnya ada tiga buaya yang doyan menyantap kerupuk. Namun seiring waktu dua di antaranya menghilang.

Kades Mancung, Karman mengaku tidak begitu paham penyebab kebiasaan buaya mondar-mandir di sekitar Jembatan Mancung. Hanya saja dia khawatir keberadaan buaya itu mengancam keselamatan jiwa masyarakat.

Baca: Gunung Agung Kembali Meletus: Bagi NASA Itu Berita Bahagia Bagi Kehidupan Umat Manusia

"Makanya baru-baru ini kami menggelar pertemuan membahas soal itu untuk diusulkan dipindah tempatkan. Karena khawatir juga, ya, apalagi kadang banyak anak-anak bermain dan melihat di sana,” kata Karman.

Kebiasan buaya di dekat Jembatan Sungai Mancung dibuktikan seorang netizen yang memposting sebuah video di akun jejaring sosial Facebook (FB).

Selain makan kerupuk, akun FB Aurel Yudhi Haryanto juga mengatakan buaya seakan berjoget saat ada alunan musik dambus.

Baca: 5 Fakta Gunung Agung Meletus Lagi, Status Siaga, hingga Kemungkinan Letusan Susulan

"Ia (buaya-red) berputar-putar, muncul ke permukaan. Warga pun berbondong-bondong melihatnya, jadi heboh," kata Yudhi, warga Pangkalpinang yang mengaku sedang ada pekerjaan di wilayah Desa Mancung.
Yudhi menambahkan dirinya bahkan sempat berwelfie dengan latar buaya yang sedang muncul di bawah jembatan. Video itu saat ini menjadi viral dan dibagikan sejumlah orang.

"Warga sekitar Mancung Kecamatan Kelapa memang heboh kabar ini. Makanya saya coba pancing pakai kerupuk, ternyata muncul," kata Yudhi.

 

"Buaya itu sekitar 3 meter ukurannya, mungkin masih remaja, masih anaknya," lanjutnya.

Sampai saat ini kasus penyerangan buaya dan sebaliknya masih terjadi di Bangka Belitung.

(bangkapos.com/FeryLaskari/TeddyMalaka)

Berita Terkini