Polemik "Tampang Boyolali" yang Berbuntut Panjang

Editor: Indry Panigoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prabowo Subianto

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pidato calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat peresmian Kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018), berbuntut panjang.

Rekaman video pidato itu viral karena pada salah satu bagian, Prabowo menyebutkan kata-kata " tampang Boyolali".

Baca: Penuhi Keinginan Emak-emak, Sandiaga Sambangi Manado 5 November

Dalam pidatonya. Prabowo menyebutkan bahwa Jakarta dipenuhi gedung menjulang tinggi dan hotel-hotel mewah.

Ia menyebutkan beberapa hotel berbintang di Ibu Kota. Namun, ia yakin warga Boyolali tidak pernah menginjakkan kaki di hotel mewah itu.

Baca: Ini Dia Perbedaan Mencolok Maia Estianty dan Tri Hanurita Mantan Istri Irwan Mussry

"Tapi saya yakin kalian tidak pernah masuk ke hotel-hotel tersebut. Betul?” tanya Prabowo.

“Betul,” jawab mereka yang hadir di acara itu.

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat menghadiri sarapan bersama relawan dan tokoh masyarakat serta pimpinan koalisi Indonesia Adil Makmur wilayah Ponorogo di rumah makan Sate Lego, Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (1/11/2018). (Dok. Tim media pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno)

"Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Karena tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian, ya tampang Boyolali ini, betul?” kata Prabowo lagi.

Demo dan dilaporkan ke polisi

Dampak dari pernyataan itu, seorang pria kelahiran Boyolali bernama Dakun melaporkan Prabowo ke Polda Metro Jaya.

Dia mengatakan, ucapan Prabowo telah menyinggung warga Boyolali.

"Saya asli dari Boyolali. Kami merasa tersinggung dengan ucapan Pak Prabowo, bahwa masyarakat Boyolali itu kalau masuk mal atau masuk hotel itu diusir karena tampangnya itu tampang Boyolali," kata Dakun.

Sementara itu, di Boyolali, ribuan warga memadati Balai Sidang Mahesa Boyolali, Minggu (4/11/2018).

Mereka memprotes pernyataan Prabowo karena dianggap telah merendahkan martabat warga Boyolali.

Warga melakukan aksi konvoi di jalan menggunakan sepeda motor sambil membawa spanduk #SaveTampangBoyolali.

Baca: Ashanty Rayakan Ulang Tahun di Vila Mewah di Bali, Ternyata Segini Uang yang Harus Dikeluarkan

Bahkan, warga turut mengarak bendera merah putih raksasa berukuran 50x10 meter keliling jalan untuk menunjukkan warga Boyolali adalah warga Indonesia.

Dinilai dipolitisasi

Atas semua keributan itu, para politisi pendukung Prabowo-Sandiaga pun angkat bicara.

Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno menilai, ucapan Prabowo telah dipolitisasi.

Eddy khawatir segala ucapan Prabowo akan selalu ditanggapi secara politis.

"Saya prihatin segala sesuatu yang diucapkan itu rawan untuk dipolitisir. Coba kita ber-khuznudzon, berprasangka baik atas setiap kata dan tutur yang diucapkan," ujar Eddy.

Baca: Ini Dia Perbedaan Mencolok Maia Estianty dan Tri Hanurita Mantan Istri Irwan Mussry

Padahal, Prabowo tidak bermaksud mendiskriminasi warga Boyolali. Prabowo juga tidak bermaksud mengejek atau merendahkan mereka.

Namun, pernyataan itu menjadi polemik karena ada pihak yang memolitisasi.

"Kita kan sering dengar istilah ndeso dan lain-lain. Saya kira itu bukan berarti kita merendahkan seseorang atau pihak tertentu atau kelompok tertentu. Tidak ada sama sekali," ujar Eddy.

Sementara itu, juru bicara pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden Prabowo Subianto, Faldo Maldini, berharap agar istilah "tampang Boyolali" tidak dipelintir maknanya.

"Saya berharap isu ini mengarah ke substansi, kenapa kesejahteraan pedesaan gagal terangkat? Jangan dipelintir untuk memancing kebencian. Siapapun yang menang, warga harus jadi yang paling untung," kata Faldo.

Prabowo bingung

Prabowo pun mengaku bingung atas polemik yang muncul atas pernyataannya.

Menurut dia, gurauannya seringkali dipermasalahkan.

Saat menghadiri deklarasi dukungan Komando Ulama Pemenangan Prabowo Sandiaga (Kopassandi), Minggu (4/11/2018), di Lapangan Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Prabowo berseloroh harus berhati-hati berbicara di depan massa karena banyak kamera televisi yang merekamnya.

Ia pun bercerita tentang pernyataan-pernyataannya yang dipersoalkan.

Baca: Menlu Amerika Serikat Akan Ditemui Orang Kepercayaan Kim Jong Un

"Saya baru keliling kabupaten-kabupaten di Jateng dan Jatim. Mungkin Saudara monitor. Saya juga bingung, kalau saya bercanda dipersoalkan. Kalau saya begini dipersoalkan, begitu dipersoalkan," ujar Prabowo.

Dia tidak menyebut gurauan mana yang ia maksud. Apakah terkait polemik " Tampang Boyolali" yang ramai saat ini.

Namun, ia memahami bahwa keramaian seperti ini lumrah terjadi dalam tahun politik.

"Saya tahu, tapi ini adalah politik. Ini adalah musim politik," kata Prabowo.

Berita Terkini