TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Polda Sulawesi Utara (Sulut) mengimbau kepada warga Bumi Nyiur Melambai untuk tidak lagi membuat kegiatan serupa dengan Aksi 211 Bela Tauhid di Jakarta.
Kepada Tribunmanado.co.id, Jumat (02/11/2018), Kabid Humas Polda Sulut Kombes Ibrahim Tompo mengatakan kasus pembakaran bendera di Garut, Jawa Barat, yang terjadi pada Hari Santri Nasional 22 Oktober lalu, sekarang sudah ditangani aparat kepolisian.
"Apa yang terjadi di Garut merupakan tindak pidana dan sedang dalam proses pidana. Sudah ada tersangka dalam aksi pembakaran itu. Jadi, sebenarnya tidak perlu ada aksi-aksi berupa unjuk rasa lagi. Sebab, apa yang disuarakan dalam aksi unjuk rasa itu sudah berjalan lebih dahulu," kata dia.
Baca: Aksi 211 Bela Tauhid di Jakarta, Ketua MUI Sulut Minta Umat Tidak Terpancing
Kombes Ibrahim Tompo meminta kepada segenap warga Sulut untuk tetap menjaga kerukunan dan mempererat tali kekeluargaan.
"Aksi memang bisa dilakukan, tapi sebaiknya dilakukan dengan aman dan tanpa memecah bela persatuan," tegasnya.
Senada dengan Ibrahim Tompo, Menkopolhukam Wiranto juga bertanya-tanya, apakah masih perlu unjuk rasa, mengingat kasus pembakaran bendera di Garut beberapa waktu lalu sudah ditangani Polri.
Baca: Wakapolri Imbau Massa Tak ke Jakarta Ikut Aksi 211, FPI Doakan Korban Lion Air
"Ya, apakah perlu (unjuk rasa) lagi? Sayang sekali ya, berpanas-panasan untuk melakukan satu tuntutan yang sudah dipenuhi," ujar Wiranto saat dijumpai wartawan di Kompleks Istana Presiden Bogor, Jumat (2/11/2018) siang.
Sampai kemarin, kata Wiranto, dua anggota Banser yang membakar bendera sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian.
"Bahkan, organisasi induk mereka telah menyesalkan terjadi seperti ini. Artinya, aksi tabbayun sudah ada. Semangat ukhuwah Islamiyah-nya sudah jalan, ukhuwah wathaniyah-nya juga sudah jalan," ujar Wiranto.
Baca: Massa Aksi 211 Berjalan dari Masjid Istiqlal ke Istana Negara dan Monas, Lalu Lintas Tersendat
"Makanya, kalau ada demonstrasi lagi, saya juga belum tahu, demonstrasi ini tuntutannya apa lagi?" lanjut Wiranto.
Meski demikian, Wiranto tetap menghormati unjuk rasa itu sebagai bagian dari kebebasan berpendapat.
Ia akan segera bertolak ke Jakarta untuk berkomunikasi dengan mereka.
"Tapi, enggak apa-apa. Biar saya akan ketemu dengan mereka. Saya akan bicarakan yang akan diminta itu apa?" ujar Wiranto. (Tribun Manado/Nielton Durado)