Gerhana Bulan Total

Fenomena Blood Moon - Simak 7 Mitos Unik Gerhana Bulan dari Seluruh Dunia

Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gerhana Bulan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Fenomena gerhana bulan dapat disaksikan masyarakat Indonesia pada Sabtu (28/7/2018) mendatang.

Fenomena gerhana bulan total ini disebut juga dengan istilah Blood Moon atau bulan darah. 
 
Disebut demikian, karena penampakan bulan saat gerhana nanti akan bernuansa kemerahan atau bersemu oranye, bukan kuning pucat.

Istimewanya lagi, fenomena Blood Moon ini juga menjadi gerhana bulan total terlama sepanjang abad ke-21.

Durasi gerhana bulan total pada akhir Juli ini diprediksi terjadi selama 103 menit.

Sebagaimana fenomena alam lainnya, gerhana bulan kerapkali dikaitkan dengan berbagai mitos.

Hal ini diakibatkan pada zaman dahulu belum ada kemajuan teknologi yang bisa menjelaskan proses terjadinya sebuah fenomena alam.

Mitos yang dikaitkan gerhana bulan tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di beberapa peradaban dan budaya kuno di belahan Bumi lainnya.

Kali ini, TribunTravel.com merangkum 4 mitos berkaitan dengan gerhana bulan dan matahari dari lamanBustle.com dan blog.science.edu.sg.

1. Kebaikan yang dilakukan manusia akan berlipat ganda.

Umat Budha di Tibet percaya, segala kebaikan yang kamu lakukan kala gerhana Bulan terjadi akan berlipat ganda.

Begitu pula dengan keburukan.

Mitos yang berkaitan dengan karma ini berlaku pada tindakan buruk yang kamu lakukan.

Yakni, keburukan yang dilakukan saat gerhana Bulan akan berlipat ganda.

2. Gerhana bulan merupakan waktu yang tepat untuk berdamai.

Menurut National Geographic, orang Batammaliba di Togo dan Benin memiliki mitos seputar gerhana Bulan.

Mitos itu berkata, "Matahari dan Bulan sedang bertengkar kala gerhana, sehingga orang-orang meminta kedua benda langit itu untuk berhenti."

Hingga hari ini, mitos itu tetap berlaku.

Gerhana Bulan merupakan waktu yang tepat untuk berkumpul bersama dan berdamai atas permusuhan yang pernah terjadi.

3. Pertanda akan adanya perubahan.

Menurut Farmer's Almanac, banyak suku pribumi Amerika yang mengatakan gerhana Bulan adalah tanda akan adanya perubahan yang terjadi di Bumi.

Hal ini berdasar pada kepercayaan mereka, Bulan adalah pihak yang mengendalikan dan mengatur planet kita.

4. Bulan dimakan naga.

Kata 'gerhana' dalam bahasa China adalah shi (食), yang juga berarti 'makan'.

Sebutan ini berasal dari abad ke-19 ketika orang Tiongkok percaya, menghilangnya Bulan disebabkan karena ada naga yang memakannya.

Sehingga, orang Tiongkok akan menembakkan meriam ke arah Bulan untuk menakut-nakuti si naga.

5. Pertanda datangnya wabah penyakit.

Orang Eskimo zaman dahulu menganggap menghilangnya Bulan adalah pertanda, Bulan sedang mengidap penyakit serius.

Sehingga, apa pun atau siapa pun yang terpapar sinar bulan yang "berpenyakit" ini akan mengalami nasib yang sama.

Untuk mengatasi kekhawatiran ini, orang Eskimo akan menutupi apapun termasuk tubuh mereka sendiri dari paparan gerhana Bulan.

6. Bulan baru sakit dan terkena racun.

Sama dengan orang Eskimo, orang Jepang memiliki takhayul yang percaya Bulan yang berwarna kemerahan saat gerhana sedang terkena racun.

Orang Jepang khawatir, racun Bulan ini akan jatuh ke Bumi saat gerhana berlangsung.

Sehingga mereka pun menutupi sumur-sumur agar airnya tidak terkontaminasi racun dari Bulan.

7. Bulan dikejar-kejar iblis tanpa tubuh.

Menurut laman history.com, legenda gerhana juga berkaitan dengan mitologi Hindu.

Alkisah, para dewa dan para iblis bekerja sama membuat ramuan hidup abadi.

Satu dari iblis yang bernama Rahu ingin meminum ramuan itu sendiri.

Kemudian, Rahu menyamar dan menyelinap dari pesta pembuatan ramuan keabadian itu.

Namun, bulan dan matahari pun mengadu pada Dewa Wisnu saat Rahu mulai menyeruput ramuan.

Sehingga, Dewa Wisnu memenggal kepala Rahu.

Namun, kepala Rahu dengan sedikit sisa ramuan itu masih hidup, sedangkan tubuhnya mati.

Kepala Rahu terus hidup dan mengejar-ngejar matahari dan bulan dalam angkara murka.

Terkadang, Rahu berhasil menangkap matahari atau bulan dan memakannya.

Namun, matahari dan bulan pun kembali muncul dengan cepat karena Rahu tidak memiliki tangan untuk memegangnya.

Begitu seterusnya, pengejaran Rahu terhadap matahari dan bulan berlangsung.


Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Sebelum Menonton Fenomena Blood Moon, Yuk Simak 7 Mitos Unik Gerhana Bulan dari Seluruh Dunia, http://travel.tribunnews.com/2018/07/26/sebelum-menonton-fenomena-blood-moon-yuk-simak-6-mitos-unik-gerhana-bulan-dari-seluruh-dunia?page=all.
Penulis: Rizkianingtyas Tiarasari
Editor: Arif Setyabudi Santoso

Berita Terkini