Inilah 7 Mitos Ikan Hiu yang Tak Terbukti Kebenarannya, Salah Satu Dianggap Pemakan Manusia

Editor:
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNMANADO.CO.ID-Ketika bermain di pantai atau berenang di laut, banyak orang yang merasa takut akan keberadaan ikan hiu.

Apalagi dengan adanya beberapa film yang menunjukkan keganasan ikan predator tersebut.

Seperti film Jaws, Ghost Shark, Sharknado, dan sebagainya.

Film-film ini semakin membuat citra ikan hiu terlihat kejam dan ganas, serta cenderung membunuh manusia.

Oleh karenanya, ada baiknya kita mengenal ikan hiu lebih dekat.

Ada beberapa mitos seputar ikan hiu yang masih dipercaya banyak orang dan sayangnya itu tidak benar.

Mulai dari banyaknya cerita tentang serangan ikan hiu, hingga ikan hiu yang dianggap dapat meningkatkan kesehatan manusia.

Kali ini, TribunTravel.com telah merangkum mitos-mitos tentang ikan hiu yang tidak terbukti benar dari laman This Is Insider.

1. Mitos: Ikan hiu memakan manusia

(Joe Shlabotnik/Flickr)

Sebagian besar ikan hiu hanya memakan ikan-ikan yang berukuran lebih kecil dan invertebrata lainnya.

Spesies ikan hiu yang berukuran lebih besar lebih suka memangsa anjing laut atau singa laut.

2. Mitos: Ikan hiu sering menyerang manusia

Ada lebih dari 400 spesies ikan hiu yang hidup di bumi, tapi hanya sekitar 12 spesies saja yang pernah dilaporkan menyerang manusia.

Spesies itu termasuk hiu macan dan hiu putih besar.

Rata-rata, ikan hiu menyerang 70 manusia per tahun, dan 'hanya' membunuh 6 orang.

Pada 2017, ada 88 kasus serangan ikan hiu yang dilakukan tanpa adanya pemicu apapun di seluruh dunia.

Namun, hanya 5 dari 88 kasus itu yang berujung fatal.

Ketika terjadi serangan ikan hiu, biasanya itu disebabkan karena ikan hiu merasa penasaran atau bingung kenapa ada manusia di dalam air.

Setelah adanya beberapa serangan ikan hiu terhadap para peselancar beberapa tahun terakhir, ilmuwan berspekulasi ikan hiu sudah mengembangkan rasa daging manusia.

Namun, biasanya ikan hiu hanya mengecek makanan atau obyek asing dengan melakukan gigitan eksploratori atau menyelidik.

3. Mitos: Ikan hiu harus terus bergerak karena kalau tidak mereka akan mati

Ikan hiu memang mendapatkan oksigen dari air laut yang mengalir melalui insang mereka, tapi hanya beberapa spesies yang harus terus menerus bergerak untuk bisa bernafas.

Nenek moyang hiu yang kita kenal sekarang bernafas melalui pemompaan bukal, suatu metode yang memerlukan masuknya air ke dalam mulut dan di atas insang.

Berbagai spesies, termasuk hiu malaikat, hiu perawat, dan wobbegong, yang semuanya beraktivitas di dasar samudra masih mengandalkan metode ini.

Sehingga tidak mengharuskan mereka terus bergerak.

Spesies yang lebih aktif, seperti hiu macan pasir, dapat menggunakan pemompaan bukal dan teknik lain yang disebut ventilasi ram secara bergantian untuk bernafas.

Dengan berenang cepat, mereka bisa membuat air masuk ke mulut mereka.

Namun, beberapa hiu lain seperti hiu besar, hiu paus, hiu mako, dan hiu salmon tidak dapat menggunakan pemompaan bukal sama sekali.

Dengan metode 'obligate ram breather', spesies ini malah akan tenggelam jika mereka berhenti berenang.

4. Mitos: Ikan hiu punya otak sangat kecil dan dengan begitu mereka tidak pintar

(thisisinsider.com)

Asumsi otak hiu yang seukuran kenari memang kerap terdengar.

Sementara ukuran otak bervariasi berdasarkan spesiesnya, ikan hiu umumnya memiliki rasio berat badan dengan otak yang sangat tinggi bagi kalangan spesies ikan.

Bahkan rasio ini sebanding dengan burung dan mamalia.

Otak ikan hiu berbentuk Y dan memiliki berat sekitar 1,2 ons.

Rasio otak ikan hiu adalah 0,008 persen dari total berat badan.

Sebagai perbandingan, otak manusia yang memiliki berat rata-rata 48 ons merupakan 1,9 persen dari total berat badan.

Otak ikan hiu putih besar memiliki panjang sekitar dua kaki, ini sudah termasuk bagian bulbus pencium dan batang otak.

Organ penciuman ikan hiu memberi mereka indra penciuman yang terkenal akurat.

Para ilmuwan juga telah menemukan, ikan hiu memiliki perilaku sosial yang cukup rumit.

5. Mitos: Sirip ikan hiu dapat tumbuh kembali meski sudah dipotong

Kebenarannya, ikan hiu sama sekali tidak dapat menumbuhkan siripnya yang dipotong, meskipun memang ada beberapa spesies ikan yang bisa menumbuhkan sirip kembali.

Fakta biologis inilah yang mendorong dikecamnya perdagangan sirip ikan hiu, terutama di Asia.

Sirip ikan hiu yang kerap dijadikan sup mahal merupakan bentuk dari kekejaman terhadap binatang.

Menurut World Wildlife Fund, spesies ikan hiu kepala anjing dan porbeagle adalah sasaran utama untuk diambil siripnya.

6. Mitos: Ikan hiu dapat menyembuhkan kanker

Ikan hiu memang tidak dapat terkena penyakit kanker, tapi ini tidak berarti daging ikan ini dapat menyembuhkan kanker yang diderita manusia.

Juga, ikan hiu sebenarnya dapat terkena penyakit tertentu.

Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Fish Diseases pada 2016 menemukan ada setidaknya 44 kasus penyakit Legiun di antara 21 spesies chondrichthyes atau ikan bertulang rawan yang berbeda.

Spesies ini termasuk hiu, pari, dan chimaera.

Sekitar sepertiga dari total angka ini bersifat ganas.

Mitos ikan hiu dapat menyembuhkan kanker berasal dari tahun 1970-an ketika para peneliti di Johns Hopkins School of Medicine mengamati tulang rawan dapat menghentikan pembuluh darah baru yang berkembang menjadi jaringan.

Ini adalah sebuah ciri khas dari tumor ganas.

Para ilmuwan pertama kali bereksperimen dengan tulang rawan kelinci, dan uji coba dengan tulang rawan hiu tak lama kemudian juga dilakukan.

Pada saat yang sama, seorang ilmuwan di Sarasota, Florida, melakukan eksperimen di mana ia mengekspos ikan hiu ke zat yang dikenal bersifat karsinogen dan mencatat, ikan hiu itu tidak terkena tumor.

Hal inilah yang memicu industri pil tulang rawan ikan hiu yang disebut-sebut sebagai 'obat ajaib' sehingga menyebabkan menurunnya populasi ikan hiu secara drastis.

Menurut Scientific American, ada penurunan 80 persen populasi ikan hiu di Amerika Utara dalam satu dekade terakhir.

7. Mitos: Ikan hiu tidak punya predator

(Zac Wolf/Wikimedia Commons)

Faktanya, predator terganas bagi ikan hiu adalah manusia, apalagi dengan adanya pemancingan dan perburuan secara besar-besaran.

Ikan hiu juga bisa mati karena tersangkut, terluka, atau tercekik akibat senar pancing manusia.

Menurut laporan statistik tahun 2013 yang dikompilasi oleh peneliti Dalhousie University di Halifax, Kanada, rata-rata 100 juta ekor ikan hiu dibunuh di seluruh dunia setiap tahunnya.

Sebagian besar kasus kematian ikan hiu disebabkan oleh industri sirip ikan hiu ilegal.

Berita Terkini