Tentara Israel Tak Ingin Menembak Demonstran Palestina: Begini Pengakuan Netanyahu

Editor: Lodie_Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Benjamin Netanyahu

TRIBUNMANADO.CO.ID, LONDON - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berkata, pengunjuk rasa Palestina yang ada di Jalur Gaza adalah anggota Hamas. Netanyahu menyampaikannya ketika hadir dalam sesi tanya jawab lembaga think tank Inggris, Policy Exchange, seperti dikutip Haaretz Kamis (7/6/2018).

PM berusia 68 tahun itu melakukan kunjungan ke Eropa selama empat hari, dan bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Theresa May.

Saat itu, Netanyahu mendapat pertanyaah dari seorang hadirin mengapa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) harus menembak dengan peluru tajam ketika berhadapan dengan demonstran. Si penanya berujar, mengapa tidak menggunakan peluru karet untuk melumpuhkan pengunjuk rasa yang berada di perbatasan.

Baca: Penyelidikan IDF: Tentara Israel Tak Sengaja Tembak Petugas Medis di Gaza

"Jika memang harus menggunakan peluru tajam, mengapa IDF tidak menembaknya di kaki? Mengapa harus membunuhnya?" tanya hadirin tersebut. Netanyahu menjawab, Israel telah mencoba meriam air maupun gas air mata untuk membubarkan demonstran. Namun, tidak ada gunanya.

"Faktanya, kami tidak berniat untuk membunuh siapa pun. Namun, Hamas ingin mereka mati," ujar PM yang akrab disapa Bibi tersebut. Isu tentang jumlah korban warga Palestina yang tewas hingga 125 orang dalam demonstrasi pekan lalu juga menuai sorotan May.

"Kami sangat prihatin dengan banyaknya orang Palestina yang tewas,' ujar May kepada Netanyahu. Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, sependapat. "Israel harus melakukan penyelidikan yang transparan dan independen untuk mengetahui penyebab banyaknya pengunjuk rasa yang tewas," kata Johnson.

Adapun Macron menyebut pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) dari Tel Aviv ke Yerusalem 14 Mei lalu menyulut konflik, dan tidak memberi perdamaian sama sekali.

PM Inggris Theresa May (afp)

Theresa May Temui PM Israel

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengungkapkan keprihatinannya akan warga Palestina yang menjadi korban dalam bentrok di perbatasan Gaza. Hal tersebut disampaikan May saat menemui rekan Israelnya, Benjamin Netanyahu.

Kedua perdana menteri tersebut bertemu di kantor Downing Street di London, Inggris, saat Netanyahu berkunjung sebagai bagian dari rangkaian tur Eropanya. Kepada Netanyahu, May menyampaikan kekhawatiran Inggris akan hilangnya nyawa ratusan warga Palestina dalam aksi protes di Gaza baru-baru ini.

"Inggris sungguh-sungguh mengakui hak Israel untuk membela diri menghadapi aksi teror dan ekstremis." "Namun dengan 100 nyawa warga Palestina yang hilang dan situasi yang semakin buruk di Gaza, saya berharap kita dapat berbicara tentang bagaimana meringankan situasi ini," kata May dalam konferensi pers bersama Netanyahu, Rabu (6/6/2018).

"Juga memastikan bagaimana kita dapat kembali ke posisi di mana kita bisa menemukan penyelesaian melalui dialog tentang solusi kedua negara," tambahnya. Netanyahu bersikeras aksi protes yang dilancarkan warga Palestina di Gaza dikendalikan oleh Hamas.

Dia meyakini, para demonstran telah dibayar dan didorong oleh Hamas untuk menerobos perbatasan dan membunuh orang Israel. "Ini bukan aksi protes tanpa kekerasan, tapi justru sebaliknya," kata Netanyahu dilansir AFP.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk dapat meminimalkan jumlah korban dan pada saat yang sama melindungi kehidupan warga Israel," lanjutnya. Inggris menganggap Hamas yang telah mengendalikan Jalur Gaza sejak 2006 sebagai organisasi teroris.

Setidaknya telah ada 125 warga Palestina menjadi korban meninggal akibat bentrokan dalam aksi protes di perbatasan Gaza yang berlangsung sejak 30 Maret lalu. Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel, May sekaligus menekankan dukungan Inggris terhadap kesepakatan nuklir Iran 2015.

"Bersama dengan Perancis dan Jerman, Inggris akan tetap percaya bahwa kesepakatan itu adalah jalan terbaik untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir." "Kami akan tetap berkomitmen selama Iran memenuhi kewajibannya," kata May.

Kendati demikian, May mengatakan Inggris mengakui adanya isu-isu lain yang perlu diperhatikan terkait Iran, termasuk kegiatannya di negara-negara konflik seperti Suriah dan Yaman, serta program rudal balistiknya. *

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PM Israel: Kami Tak Ingin Menembak Demonstran Palestina, tapi..."

Berita Terkini