TRIBUNMANADO.CO.ID, PAHOA - Rumah yang hancur akibat terkena muntahan lava dari Gunung Kilauea di Hawaii, Amerika Serikat, bertambah menjadi 21 rumah.
Sementara, sebanyak lebih dari 1.700 orang yang dievakuasi bersiap untuk kemungkinan mereka tidak kembali ke rumahnya untuk beberapa lama.
"Saya tidak tahu bagaimana kami bisa kembali," ujar Todd Corrigan, seperti diwartakan CBS News, Senin (7/5/2018).
Corrigan meninggalkan rumahnya di Leilani Estates bersama dengan istrinya sejak Jumat (4/5/2017). Saat itu, muntahan lava telah mendekati area permukiman.
Leilaine Estate merupakan wilayah distrik pinggiran di Puna, yang berada dalam zona paling berbahaya.
Petugas pertahanan sipil Hawaii menyatakan, dua rekahan baru di gunung terbentuk dalam semalam sehingga totalnya mencapai 9 sejak Kamis (3/5/2018).
Namun, Ahli Vulkanologi dari Badan Survei Geologi AS, Wendy Stovall, mengatakan total rekahan gunung menjadi 10. Sebanyak satu dari dua rekahan yang baru terbentuk telah berhenti mengeluarkan lava.
Pihak berwenang pada Minggu (6/5/2018) mengizinkan beberapa penduduk untuk kembali ke rumah mereka guna mengambil barang-barang pribadi.
Namun, warga diharapkan mengenakan masker untuk mengurangi risiko menghirup udara yang tercemar.
Hingga kini, belum diketahui sampai kapan aktivitas vulkanik akan terus terjadi di Gunung Kilauea.
"Bisa saja terjadi untuk waktu yang lama, atau mungkin sebaliknya," kata pengurus Pertahanan Sipil Hawaii County.
Ratusan dari gempa kecil terus bergemuruh di area gunung sepanjang Sabtu lalu, sehari setelah gempa magnitudo 6,9 melanda wilayah tersebut.
Gempa itu tercatat sebagai gempa terbesar yang pernah mengguncang Hawaii selama lebih dari 40 tahun.
Gunung Kilauea terus erupsi sejak 1983 dan menjadi salah satu gunung berapi paling aktif di dunia.
Gas Beracun Ancam Ribuan Warga
Gunung berapi Kilauea yang meletus di Pulau Besar, Hawaii, membawa berbagai dampak terhadap warga Hawaii. Selain lahar panas, gunung berapi turut mengeluarkan gas yang berbahaya bagi kesehatan.
Letusan gunung Kilauea diawali guncangan gempa berkekuatan magnitudo 6,9 yang memicu runtuhnya tebing pantai dan mendorong keluarnya lahar panas.
Gempa yang terjadi telah memaksa hampir 2.000 orang untuk dievakuasi. Kekuatan gempa tersebut tercatat sebagai yang terkuat yang pernah mengguncang AS sejak 1975.
Erupsi Gunung Kilauea terus meningkat dan lahar yang telah mencapai permukiman warga memaksa dilakukannya evakuasi massal di pulau tersebut.
Menurut Badan Pertahanan Sipil Hawaii, suhu lahar dapat mencapai sekitar 1.150 derajat selsius.
Badan tersebut menambahkan, informasi dari Departemen Pemadam Kebakaran Hawaii telah melaporkan kondisi kualitas udara yang sangat buruk dan berbahaya.
"Kondisi kualitas udara yang berbahaya karena tingginya tingkat gas sulfur dioksida di daerah evakuasi. Gas tersebut dapat menyebabkan sesak napas dan iritasi pada kulit," kata badan tersebut dalam pernyataannya.
Berminggu-minggu bahkan Bulan
Badan Survei Geologi AS (USGS) mengatakan beberapa retakan lahar telah terbuka di Leilani Estate di distrik Puna, sekitar 19 kilometer dari gunung berapi.
Sementara dilansir Daily Express dari Observatori Gunung Berapi Hawaii menyebut aktivitas erupsi gunung masih terus meningkat dan dikhawatirkan dapat terus berlanjut hingga hitungan minggu bahkan bulan.
Juru bicara observatori, Janet Babb menyampaikan bencana yang terjadi sejak Kamis lalu menunjukkan kemiripan dengan letusan yang terjadi di wilayah tersebut 53 tahun lalu di mana berlangsung hingga 88 hari.
Gunung Kilauea termasuk dalam salah satu gunung berapi paling aktif di dunia. Lahar yang keluar dari gunung tersebut kini telah menutupi area hingga 125 kilometer persegi, menurut USGS.
Meski tidak ada laporan korban jiwa maupun luka, Pemerintah Hawaii telah mengatifkan satuan Garda Nasional untuk memberikan bantuan darurat. *
Artikel ini telah dimuat di kompas.com dengan judul: Lava Gunung Kilauea di Hawaii Hancurkan 21 Rumah