Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Atraksi sembilan Tang Sin dari enam klenteng ini memukau penonton di kawasan pecinan Kota Manado, Jumat (2/3/2018).
Ketika Tang Sin mulai menusukkan besi bahkan memotong lidah dengan pedang, warga langsung bersorak. Ada yang terlihat geli melihat penampilan Tang Sin ini.
Semakin Tang Sin beratraksi, iringan lagu dan tambor umat semakin semangat. Asap dupa mewarnai prosesi setiap klenteng ini. Mata Tang Sin tampak memutih, tak sadarkan diri.
Atraksi Tang Sin juga berbeda-beda. Ada yang ekstrim hingga menusukkan pedang di leher, mengiris lidah, menusuk pipi. Namun ada pula yang hanya memukul-mukulkan pedang ke badan. Tampak hanya biasa, tanpa luka apapun.
Aksi para Tang Sin ini bukan untuk unjuk jago atraksi siapa yang paling ekstrim, namun ini punya arti tersendiri bagi umat Tridharma. Aksi para Tang Sin menggambarkan karakter dewa yang turun ke tubuh manusia itu.
"Tak semua karakter itu sama. Tapi gaya Tang Sin yang mengibarkan bendera ada artinya. Semua ada arti, sesuai karakteristik dewa yang turun," ucap Rohaniawan TITD Altar Agung Soei Ronny Loho.
Sebelum prosesi Cap Go Meh yang dimulai pukul 16.00 Wita, sembilan Tang Sin keliling kawasan pecinan, Manado. Mereka mengunjungi rumah-rumah umat yang menyajikan meja persembahan.
Umat dengan tambor dan nyanyian mengiringi para Tang Sin ini. Selain di rumah umat, para Tang Sin juga mengunjungi kelenteng. Ini ritual sebelum prosesi.
Wakil Ketua Klenteng Kwan Seng Ta Tie atau Kwan Kong, Johan Rawung mengatakan ritual ini untuk memberkati umat.