TRIBUNMANADO.CO.ID - Netizen dihebohkan beredarnya video mesum.
Ada yang menyebut pelakunya mahasiswi dari universitas ternama di Jakarta, ada pula yang bilang pelajar dari Samarinda.
Video berdurasi 5 menit yang diduga pelajar Samarinda itu tersebar di sejumlah media sosial, yakni grup Line maupun grup WhatsApp.
Dalam percakapan di chating grup grup tersebut, banyak yang mengatakan bahwa perempuan di video tersebut merupakan siswi SMAN 1 Samarinda atau yang lebih dikenal dengan sebutan Smansa.
Video yang mempertunjukan adegan layaknya pasangan suami istri itu diduga direkam dengan menggunakan kamera smartphone yang dilakukan oleh pria pada video tersebut.
Di saat yang bersamaan, muncul pula foto-foto wanita dalam video tersebut yang menggunakan batik Smansa, pada percakapan di grup tersebut.
Bahkan, terdapat screen shot akun Instagram yang diduga kuat merupakan milik wanita dalam video panas itu.
Bahkan, pada keterangan bio instagram tersebut, terdapat keterangan yang meminta agar semua yang memiliki videonya agar dapat dihapus, seperti ini kalimat yang terdapat di bio instagram tersebut, "Tolong yang punya video gua, plisss hapus !!".
Awak media mencoba mengonfirmasi langsung mengenai kebenaran video tersebut ke sekolahan, yang merupakan salah satu sekolah favorit di Samarinda, yang terletak di Jalan Kadrie Oening.
Pihak sekolah pun mengaku tidak tahu-menahu mengenai video tersebut, dan menyangkal wanita di video itu merupakan siswa sekolah tersebut.
Di sisi lain, sebuah akun memposting video tentang wanita tersebut di youtube. Video itu berisi capture video dan chat whatsapp dengan caption Heboh, Inilah Video Anak SMAN 1 Samarinda. Dalam video tertulis "Ayo Tobat"
Video tersebut langsung dikomentari sejumlah netizen. Salah satunya dari akun Miranda Aurora.
"Tolong dihapus ya, karna ini membawa nama instansi, mohon jangan diumbar aib orang.," tulisnya.
Video Panas Diduga Siswi SMAN 1 Berdurasi 5 Menit Jadi Viral, Kepsek Meradang dan Lakukan Ini
Video di Samarinda diduga dilakukan oleh pelajar SMA Negeri 1 Samarinda. Kabar ini mendapat tanggapan Kepala SMAN 1 Samarinda (Smansa), Budiono, Selasa (25/10/2017).
"Itu dijamin, 100 persen, bahkan 1.000 persen bukan anak sekolah kami. Bisa dicek, bisa datang ke sekolah, apakah anak itu terdaftar atau tidak di kelas 1,2,3. Semuanya tak ada," ujarnya kepada Tribun, Selasa (24/10/2017).
Informasi yang menyebut bahwa dugaan pelaku perempuan dalam video tersebut merupakan alumni SMAN 1 Samarinda juga dijawab Budiono.
"Tak tahu jika alumni. Jika sudah alumni, kan bukan urusan sekolah lagi. Kami sudah cek dan tak menemukan di daftar siswa aktif sekolah. Saya jamin 1.000 persen. Pihak sekolah mulai tahu sejak sore tadi (kemarin). Ini harus diluruskan. Kalau sudah menyangkut nama sekolah, nanti sekolah yang jadi buruk namanya. Padahal, ini bukan siswa kami. Pengecekan data alumni, kami tak tahu. Untuk data (Alumni), masih belum dicek," ucapnya.
Budiono pun mengajak ada perbedaan yang harus diambil masyarakat, dalam menyikapi tersebarnya video tak senonoh tersebut.
"Jadi, ini masalah pribadi seseorang. Kalau kejadian di luar sekolah, ya kami mana mampu deteksi 1.000 anak, Kejadiannya dimana dan bagaimana. Ketika pribadi sudah lepas dari sekolah (alumni), ya lepas pula tanggung jawab.
Sedangkan tak lepas saja, kalau kejadiannya tak di dalam sekolah, ya mana mampu sekolah bertanggung jawab. Jadi tak perlu dihubung‑hubungkan lagi. Jumlah siswa kami ada 1.039 siswa. Apa mungkin, guru yang hanya 50 orang bisa mendeteksi seluruh kegiatan di luar sekolah. Ini tanggung jawab ortu masing‑masing dan juga masyarakat," katanya.
Ia pun menyebut, adanya desas‑desus penyebaran video di medsos, yang menyebut nama Smansa sudah merugikan sekolah.
"Tiap hari bahkan saya sendiri tiap pagi, selalu sampaikan. Hati‑hati, jauhi narkoba, pergaulan bebas, merokok. Itu tiap hari," ucap Budiono.
Tetapi, begitu ada satu yang negatif terjadi, dampaknya langsung tidak baik. Hancur susu sebelanga. Kalau memang sudah alumni, tahun 60, tahun 80.
SMAN 1 ini sudah berdiri sudah lama. Ini juga bukan urusan sekolah lagi jika sudah lulus.
"Betul, nama SMA 1 tercoreng akan hal ini. Kami sedih. Seandainya ini alumni, kami juga ikut prihatin. SMA 1 kami harapkan lulusannya jadi anak soleh dan solehah," katanya.
Budiono menjanjikan pihak‑pihak yang ingin mengecek langsung adanya nama dugaan pelaku tersebut, untuk datang ke sekolah.
"Yang jelas, bukan siswi kami. Kami terus berbenah, tetapi ada kejadian ini. Kami sedih juga. Besok (hari ini), silakan datang ke sekolah. Kalau perlu saya ajak kelilingi sekolah satu per satu per kelas. Biar cek langsung . Kami tak tahu, dimana dugaan pelaku itu sekarang," katanya. (Tribun Medan)