TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO-GMIM Paulus Titiwungen Wenang Mahakeret (TWM) Manado merupakan jemaat yang memiliki jumlah kolom terbesar merayakan hari ulang tahunnya yang ke-92 pada Minggu, 13 Agustus 2017.
Untuk mensyukuri berkat Tuhan atas ketambahan usia, gereja yang beralamat di Jalan Sam Ratulangi melaksanakan ibadah syukur yang dipimpin Pdt Peggy Tamaweol-Tewu ThM. Ibadah diikuti oleh sekitar 1.000 anggota jemaat yang tersebar di 45 kolom.
Pdt Peggy Tamaweol-Tewu ThM mengambil renungan dalam Kitab Injil 22:15-22 'Tentang membayar pajak pada Kiasar'. Ditekankan bahwa Iman dan tanggung jawab warga gereja sesungguhnya berdimensi vertikal (Tuhan) dalam hal memberi persembahan syukur melalui persekutuan-persekutuan gereja.
"Tetapi juga berdimensi horisontal (pemerintah) dalam hal ini memberi diri, kontribusi pikiran, partisipasi dalam segala aspek pembangunan bangsa di dalamnya kewajiban membayar pajak," ucapnya.
Ia mengajak kepada jemaat agar memberikan persembahan sebagai hak Tuhan untuk menunjang pelayanan gereja dan berikanlah juga tenaga, pikiran dan membayar pajak untuk pemerintah demi kesinambungan pembangunan bangsa.
Kehidupan iman Kristen tidak hanya diberlakukan di dalam lingkungan gereja saja tetapi juga diberlakukan dalam kehidupan masyarakat luas.
Ibadah syukur dimeriahkan oleh tarian maengket, pujian penyani Conny Mamahit, paduan suara P/KB dan W/KI jemaat dan lainnya. Turut hadir Ketua Badan Pekerja Majelis Wilayah Manado Titiwungen, Pdt Frits Robert Weken STh, Camat Wenang Donald Sambuaga, Ketua Fungsional Lansia Sinode GMIM, Ny Sus Sualang-Pangemanan, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Sulut Happy Korah, Max Warokka,
Pdt Christine Weken-Tahor STh, Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) mengatakan ibadah syukur ini menjadi awal ibadah pengucapan syukur jemaat yang akan berlangsung sampai bulan September.
"Ibadah syukur ini juga merupakan puncak dari kegiatan-kegiatan lain yang sudah dilaksanakan sebelumnya," ucap dii yang didampingi Sekretaris Jemaat, Pnt Jelly Rompas ST
Sebelumnya Panitia Hari Raya Gereja (PHRG) sudah menggelar sejumlah kegiatan dan lomba diantaranya jalan sehat, bintang vokalia, baca mazmur dan catur.
Pdt Christine berharap di usia yang baru, seluruh jemaat akan bertambah dewasa dalam tingkat rohaninya demi kemuliaan nama Tuhan Yesus.
Sekilas pandang, jemaat ini berdiri pada tahun 1925 pada saat Pdt Notten, seorang warga Belanda mendirikan jemaat dan pusat pendidikan di lokasi yang saat ini menjadi SD GIM 1 Manado dan TK Hana Manado. Selanjutnya tanggal 13 Agustus diambil dari peletakan batu pertama pembangunan gereja pada tahun 1968 oleh Pdt ABG Ratu sebagai ketua jemaat waktu itu.(dru)